MyHusband : 20. Thank you, babe.

3.8K 553 71
                                    

Pria ini memasuki Apartementnya, melempar jasnya dengan asal. Sekarang, waktu sudah menunjukan pukul 8 malam waktu Melbourne. Ia baru saja pulang, setelah seharian ini menghabiskan waktunya bersama gadis bule, gadis yang dulu sempat dekat dengannya semasa di Uwc dulu.

Dia.. Kaela.

Dihempaskannya tubuhnya keatas sofa. Merentangkan kedua lengannya, juga dengan kedua mata yang terpejam. Rasanya benar-benar lelah. Setelah acara makan-makan berdua tadi bersama Kaela. Gadis itu justru malah mengajaknya nonton. Awalnya menolak, namun gadis itu terus memaksanya. Dan, mau tidak mau, ia harus menurutinya.

Sedikit keras kepala memang.

Niatanya yang ingin beristirahat, justru malah membuatnya semakin merasa lelah. Ia sengaja izin tidak masuk kelas, hanya butuh waktu untuk istirahat. Nyatanya, gadis tanpa diundang itu tiba-tiba saja datang lalu mengajaknya pergi. Membuat waktu istirahat benar-benar merasa terganggu.

Alvin, pria ini kembali membuka kedua matanya. Menatap sekeliling ruangan Apartementnya, yang terlihat rapi.. Dan bersih.

Tadi siang, Karel menghubunginya, dan mengatakan jika dirinya akan pulang ke Indonesia sekitar dua sampai tiga hari. Seperti biasa, setiap lelaki itu akan bepergian, dan sudah menjadi rutinitasnya untuk merapikan Apartement sebelum pria itu pergi. Dan, ia tidak tahu tentang bagaimana cara pria itu meminta izin terhadap Dosennya, sampai-sampai Dosennya mengizinkannya.

Tangannya bergerak, merogoh saku celananya, bermaksud untuk mengambil ponselnya didalam sana. Alvin tersenyum miris. Seharian ini, istrinya benar-benar tidak menghubunginya, tak ada satu pesan dan panggilan pun yang masuk. Terlebih, Alvin baru memegang handphonenya -lagi.

Alvin, pria itu merindukan istrinya. Apa istrinya di sana baik-baik saja? Apa, masa-masa mualnya sudah berhenti? Atau masih tetap?

Sungguh, tak bisa dipungkiri. Alvin benar-benar merindukan Nabila, istri tercintanya. Alvin rindu wajah cantiknya, rindu senyuman manisnya, rindu perhatian manisnya, Alvin benar-benar merindukan semuanya.

Diam-diam, pria ini kembali tersenyum. Mengingat kejadian-kejadian dulu saat dirinya pertama kali bertemu dengan Nabila. Nabila yang berstatus sebagai teman dari Aisha -Saudara jauhnya, juga berstatus sebagai fansnya. Ya, fans dari seorang Alvin Dzikriansyah. Teringat, dimana dulu, Aisha yang mengajaknya untuk ikut datang kerumahnya. Itu merupakan pertemuan pertama mereka, yang langsung membuat perasaan Alvin mendadak merasakan getaran aneh.

Pertemuan kedua, dimana Nabila yang kembali datang kerumah, untuk mengambil ponsel Aisha. Tidak sampai situ, niat awalnya yang ingin mengantarkan Nabila pulang, justru dengan keadaan tak terduga, Alvin mengajaknya ke lokasi promo film terbarunya, Pribumi. Meski akhirnya, Alvin mengantarkan Nabila pulang.

Pertemuan-pertemuan selanjutnya, bisa dibilang Alvin bermain modus, demi untuk bertemu dengan Nabila. Meski itu hanya pertemuan-pertemuan singkat. Namun, hal itu mampu membuat Alvin tak henti-hentinya merasa bahagia. Sampai hari itu tiba. Entah bagaimana awalnya, Alvin melamar Nabila, yang pasti membuat Nabila merasa terkejut.

Bagaimana bisa, seorang Idola tiba-tiba melamar fansnya sendiri? Alvin terkekeh kecil. Ia yakin, Nabila pasti sempat berpikiran akan hal itu.

Ya, mau bagaimana lagi, ia sendiri tidak mengerti, kenapa dirinya bisa seperti ini?

Dan entah kenapa, Alvin juga mendadak merasa yakin. Yakin, jika dirinya benar-benar ingin menikah, menikahi seorang Nabila. Meski ia belum memiliki pekerjaan tetap, dan hanya bermodalkan sebuah hobby yang dibayar. Namun, ia yakin, ia pasti akan memberikan yang terbaik untuk keluarganya nanti. Itu, janji dari seorang Alvin Dzikriansyah.

Diam-diam Alvin kembali tersenyum. Ia jadi membayangkan tentang Nabila, membayangkan jika wanita itu bener-bener mengidam hal-hal aneh. Termasuk, mengidam untuk berkunjung ke Melbourne. Konyol memang, namun ngidamnya ibu hamil, siapa yang tahu, kan?

Drrt.. Drrt..

Lamunan Alvin tentang Nabila seketika buyar, saat dirasa ponsel yang digenggamnya bergetar. Menandakan ada satu notifikasi masuk.

1 Message from Kaela.

Thx u babe. Aku benar-benar bahagia hari ini. Love you so much.

Alvin mendecih, dihapusnya langsung isi pesan itu, tanpa ada niatan untuk membalasnya. Sungguh, tidak ada rasa senang atau yang lainnya sama sekali, ketika dirinya berjalan berdua bersama Kaela tadi. Yang ada, hanya kerisihan. Risih dengan sikap gadis bule itu yang mendadak manja.

Alvin, pria itu bahkan seakan tidak ada kesempatan untuk berbicara, perihal tentang dirinya yang sudah menikah. Mengingat dari tadi, Kaela slalu memotong ucapannya, dan dilanjut dengan dirinya yang terus berceloteh ria.

Oh yaampun.

Diletakkannya dengan kasar ponselnya ke atas meja. Pria ini kembali memejamkan kedua matanya. Ia benar-benar butuh waktu untuk istirahat.

***

Alvin membuka pintu Apartementnya, mendapati seorang gadis bule yang tengah berdiri dengan senyuman manisnya. Gadis itu hanya memakai pakaian santainya.

"Ada apa?" Ingin rasanya, Alvin berpindah Apartement, agar gadis ini tidak slalu menguntitnya.

"I miss you, babe."

Alvin diam, sesekali ia menguap. Pria ini masih mengantuk.

"Pulang, Kae. Udah malem."

Kaela, gadis ini mengerucutkan bibirnya, pertanda sedikit kesal dengan ucapan Alvin barusan.

"Aku cuma mau ketemu."

"Besok bisa, kan?"

Kaela diam.

Alvin benar-benar dibuat terkejut, saat dengan tiba-tiba gadis itu memeluknya, membuat Alvin nyaris tersungkur kebelakang.

Kaela, gadis itu memeluknya dengan begitu erat.

Bodohnya, pria itu malah diam membisu. Tidak bereaksi apa-apa. Seakan membiarkan gadis itu terus memeluknya. Bahkan, pelukannya semakin erat.

Cukup lama keduanya berpelukan, Alvin tidak bisa munafik. Pelukan ini.. Malah mendadak terasa.. Nyaman. Namun, sampai sekarang, pria itu masih enggan untuk membalas pelukan dari gadis bule ini.

"Mas Alvin.."

Alvin membuka kedua matanya, yang sedari ia pejamkan. Ia mendengar suara perempuan dengan nada sedikit serak memanggilnya.

Tubuhnya mendadak membeku, saat melihat seorang wanita berhijab berdiri tak jauh darinya. Wanita itu hanya tersenyum tipis, namun dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Nabila.."

Bagaimana bisa, wanita itu bisa berada di sini, di Melbourne?

Itu Nabila, istri Alvin Dzikriansyah.

***

Bersambung.

My Husband [Selesai - Cerita Pindah Ke Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang