Seulgi, Sinb dan Lim tengah berkumpul di rumah pasangan Soosun, mereka tengah berenang dikolam belakang rumah mewah orang tua Seulgi ditemani Sooyong dan Sunny, awalnya Lim takut, tapi Seulgi dan Sinb mengajari nya, dengan pelampung yang melingkar dikedua lengan nya, anak-anak itu tampak bermain air dengan ceria nya, sementara orang tua Seulgi hanya memperhatikan dari pinggir kolam sambil mengobrol membicarakan tingkah konyol anak-anak itu.
"Minggu depan jadi kan kita ke taman bawa sepeda?" Tanya Sinb untuk memastikan acara mereka besok.
"Jadi, ya kan Lim?" Tanya Seulgi pada Lim.
"Eemm" Lim bergumam ragu, juga tak enak hati.
"Aku masih belum berani bilang pada appa" jujur Lim lirih sambil menunduk, takut pada dua sahabatnya yang akan marah dengan sikap pengecutnya.
"Tidak apa-apa kalau kamu masih takut, kamu bisa meminjam sepedaku nanti" hibur Sinb sambil merangkul bahu Lim.
"Hey, siapa yang takut?" Interupsi Sooyoung yang tiba-tiba menghampiri para bocah yang tengah mengeringkan badan ditepi kolam.
"Lim, ayah, dia tidak berani meminta sepeda baru pada appa nya" adu Seulgi.
Sooyoung berlutut untuk menyamakan tinggi nya dengan para anak-anak.
"Dengar boys, kami para orang tua, pasti tak akan keberatan menuruti apa pun yang kalian mau, asal kalian bisa bertanggung jawab dengan apa yang kalian minta, misal, cukup kalian jadi anak yang penurut dan rajin belajar, para orang tua akan rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan kalian" nasehat Sooyoung panjang lebar.
Lim terdiam, hati dan pikiran nya bergulat, antara takut dan rasa ingin memiliki sepeda seperti punya Seulgi dan Mbih.
"Jangan takut, jika appa mu marah dan tak mau membelikanmu sepeda, biar ayah yang membelikan untukmu" ucap Sooyoung sambil mengusap-usap kepala babby Lim, karena dia tahu cerita yang sebenar nya dari Yuri sendiri.
"Yeay, aku anggap minggu depan kita jadi ya" girang Seulgi yang lalu berhigh five dengan Sinb.
Dan di rumah keluarga Kwon, Yuri terus tersenyum dan terkikik lucu mendengar cerita Sooyoung dari seberang telpone, menceritakan tentang ketakutan putra nya.
"Tapi jangan langsung kau belikan Yul" pesan Sooyoung dari seberang telpon.
"Eh, kenapa? Bahkan jika dia menginginkan pesawat pribadipun aku akan menurutinya" jawab Yuri terheran dengan ucapan sahabatnya.
"Bodoh" kesal Sooyoung.
"Jika kau ingin membangun komunikasi dengan nya, tunggu sampai dia sendiri yang meminta nya pada mu, dan kau akan tahu bagaimana rasanya menjadi seorang appa" beritahu Sooyoung selanjut nya, mendengar ucapan Sooyoung jantung Yuri berdetak makin cepat, hatinya berharap-harap cemas, sudah lama dia menginginkan seorang anak, dan saat ini, dia mendapat kepercayaan untuk mengasuh seorang bocah yang meski bukan anak kandungnya sendiri, tapi Yuri dan Jessica sudah langsung jatuh cinta terhadap sang bocah, mereka menyayangi babby Lim seperti anak kandung nya sendiri.
Wajah Yuri terlihat berbinar, tak sabar menunggu sang putra memanggilnya appa.
Jessica menyiapkan sarapan sambil menunggu dua pria nya keluar kamar pagi itu, aktivitas kembali seperti semula, Yuri akan berangkat ke kantor nya dan Jessica mengantar babby Lim ke sekolah.
Disekolah, Jessica nampak mengobrol dengan Sunny dan Krystal, mereka sama-sama menunggui putra nya yang tengah belajar, dan di dalam kelas, seorang gadis kecil berpipi chubby nampak mengacak-acak buku gambar milik gadis bermata kucing yang menunduk takut, puas melampiaskan amarah nya, dia pun pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bhavişya
FanfictionTerkadang, kejahatan tak harus dibalas dengan kejahatan juga, cukup kau terima dan biarkan tangan Tuhan yang menghukum nya sendiri.