Toneri masih duduk tenang didalam ruangannya, ia sudah mengetahui jika ketiga pemimpin yakuza di Jepang sudah bertemu dan segera tinggal menunggu waktu maka mereka akan terlibat pertempuran yang sesungguhnya
Ia lalu membuka laci meja kerjanya dan mengambil sebuah foto usang dari dalam sana, di dalam foto itu terlihat dua orang anak kecil yang tersenyum bahagia dengan anak perempuan memegang pundak anak laki-laki berambut putih dan anak laki-laki itu memegang pinggang anak perempuan berambut pirang pendek itu
Ia mengingat kembali saat foto ini diambil saat itu merupakan saat-saat membahagiakan dalam hidupnya yang hampa, hari-harinya yang biasanya berlatih hanya demi kesuksesan misinya menjadikan hatinya membeku dan entah mengapa sangat menyenangkan saat bersama Naruto yang merupakan targetnya saat itu
Ia dan Naruto yang saat itu masih berumur lima tahun sudah dimasukkan ke pusat pelatihan seperti karantina yang berada di sebuah pulau terpencil yang bertujuan untuk melatih menjadi pemimpin yakuza selanjutnya, mereka berdua beserta anak dari pemimpin yakuza yang ada diseluruh dunia sering disuruh belajar dan berlatih dan terkadang akan diberikan suntikan beserta obat-obatan kedalam tubuh mereka
Namun daripada berlatih mereka berdua seringkali membolos untuk sekedar bermain di taman belakang tempat pelatihan, mereka akan bermain kejar-kejaran atau menangkap ikan di sungai hingga sore lalu kembali ke asrama dalam keadaan basah menyebabkan mereka berdua mendapatkan hukuman
Walaupun begitu Naruto merupakan anak yang jenius, walaupun ia sering bolos untuk bermain dan tidak mendengarkan pelajaran, selang dua tahun mereka di latih Naruto mendapatkan peringkat pertama untuk orang yang berasal dari negara Jepang dengan nilai yang diluar dugaan yaitu sempurna baik bidang akademik maupun non akademik
Bahkan saat mereka berlatih menggunakan senjata asli, Naruto dapat menirukannya seperti yang diajarkan oleh pembimbing dan entah sejak kapan hatinya yang sudah dipenuhi cahaya sejak kehadiran Naruto sedikit demi sedikit kembali gelap seiring dengan kesuksesan yang diraih Naruto, namun kegelapan tersebut entah bagaimana tetap tidak dapat membuat perasaan suka yang entah sejak kapan ia rasakan menghilang justru sebaliknya rasa suka itu berubah menjadi obsesi yang harus dipenuhinya
Toneri meletakkan foto usang itu kembali ke laci mejanya lalu mengeluarkan sebuah jarum yang pada ujungnya masih mengeluarkan cairan bening, matanya menunjukkan kilat bahaya dan senyuman haus darah terpampang di wajahnya
"Jika aku tidak dapat memilikimu di kehidupan ini, maka tidak ada yang boleh memilikimu, Naru." Bisik Toneri dengan aura membunuh yang sangat jelas di sekelilingnya
.
.
.
"Apa kau sudah menghubungi kedua rubah Shion?" Naruto melirik Shion yang berlari disampingnya, ketiganya sedang menuju rumah besar yang berjarak cukup jauh dari tempat persembunyian Naruto dengan hati-hati
"Hm? Sudah selesai sejak kau diculik sepupu, mungkin keduanya kini sedang di halaman depan berpesta darah dengan anak buah kulit mayat" Jawab Shion dengan nada riang tak lupa senyum polos yang ditampilkan berbanding terbalik dengan ucapannya, Naruto hanya mengangguk merespon jawaban Shion
Mereka bertiga kemudian naik kesalah satu pohon yang tak jauh dari pintu, tatapan mata waspada selalu diarahkan pada rumah besar didepan mereka. Dari luka yang didapat Sasuke mereka tau jika anak buah yang mereka lawan bukanlah yakuza biasa pada umumnya, namun pasukan terlatih karena hanya pasukan terlatih yang dapat melakukan serangan tanpa memperlihatkan nafasnya membuat mereka harus ekstra waspada karenanya
"Sepupu, ada cukup banyak orang yang menjaga pintu depan di ruangan tempat kulit mayat tinggal dan disekitar rumahnya. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Shion dengan suara pelan yang dapat didengar Sasuke dan Naruto, mata ungu pudarnya sesekali melihat kearah ponsel dan kadang menyipit ketika melihat kedalam rumah besar melalui jendela disekitarnya dan situasi lingkungan di sekitar rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend is Yakuza
FanfictionDia adalah pemimpin dari dua klan berpengaruh karena merupakan Yakuza yang tak tertandingi didunia bawah, semuanya berjalan seperti biasanya. namun semua justru berubah saat ia pindah sekolah dan bertemu dengan 'tembok berjalan' yang membuatnya tida...