🍒Song Hyeongjun

4K 328 31
                                    

Request from @chochwe
Hope you liked it, sorry kalo ga sesuai ekspektasi

🌵🌵🌵

"Bangsat" umpatmu setelah melihat pesan terbaru yang masuk ke ponselmu.

Kamu memang bukan tipe orang yang mudah mengumpat atau berkata kasar. Tapi yang ini sudah kelewatan menurutmu.

Bayangkan saja tiba - tiba ada laki - laki yang mengklaim bahwa dia adalah pacarmu. Ditambah dengan editan foto kalian berdua yang seolah - olah sedang menjalin hubungan. Dan itu semua dikirim ke grup angkatan.

"Kenapa? Bangsat itu apa?"

Yang tadi itu Hyeongjun. Suami kamu.

Kalian baru menikah sekitar 1 bulan karena perjodohan.

Hyeongjun itu memang tipe orang yang polos. Saking polosnya, gatau arti bangsat itu apa :")

"Bukan apa - apa" jawabmu yang tidak ingin Hyeongjun tau soal ini.

"Kamu lagi liat apa sih? Daritadi marah - marah terus. Aku boleh liat?" tanyanya.

"Ga ada apa - apa Jun. Kamu ga sekolah hari ini?" tanyamu mengalihkan pembicaraan.

Hyeongjun menggeleng. "Kan libur"

Bodoh. Kamu baru ingat bahwa hari ini tanggal merah.

"Kenapa sih (y/n)? Kamu nyembunyiin apa?" tanyanya lagi.

Akhirnya kamu menyerahkan ponselmu. Toh tidak ada gunanya berdebat dengan Hyeongjun. Terlalu polos dianya.

"Dia siapa?"

"Itu editan. Ada yang ngaku - ngaku jadi pacar aku" jelasmu.

Jujur kamu sedikit takut mendengar reaksi Hyeongjun. Takut dia marah. Ya, walaupun dia memang ga pernah marah sama kamu.

"Oh"

Seketika rasa takutmu berganti menjadi rasa kesal.

Yang benar saja, reaksinya hanya sebatas 'oh'?

Bukannya gimana, tapi Hyeongjun itu kelewat polos. Memang sih umurnya baru 17 tahun. Tapi seharusnya di usia segitu orang - orang sudah bisa berpikir dewasa.

"Jun, kamu sampe kapan mau kayak gini hm?"

"Hah? Gimana?"

Kamu memutar bola matamu malas. "Kapan kamu bisa dewasa?"

Hyeongjun menggeleng pelan. "Maksudnya?"

"Jun please. Jangan bocak kayak gini" kesalmu.

Kamu itu tipe orang yang gampang sekali menangis jika sedang kesal. Tak terkecuali sekarang ini.

Grep.

"Kenapa nangis?" tanyanya.

Kamu masih diam.

"Maaf" ucapnya pelan sambil mengusap punggungmu.

Kamu melepas pelukan kalian. Karena ini pertama kalinya kamu mendengar nada bicara Hyeongjun yang seserius ini.

"Maaf kalo aku bikin kamu nangis"

Kamu masih diam.

"(y/n), jangan diem aja dong"

"Aku capek gini terus tiap hari" ungkapmu.

"Maaf (y/n)" ucapnya lagi.

Bisa kamu lihat mata Hyeongjun mulai berkaca - kaca sekarang.

"Aku janji gaakan bikin kamu nangis lagi. Aku janji bakal berubah"

Kamu mengangguk kecil.

"Aku mau nanya sesuatu boleh?" tanyanya.

"Apa?"

"Kamu udah siap?"

Kamu mengernyitkan dahimu "Siap buat?"

"Buat bikin Hyeongjun kecil"

Kamu refleks melotot "Hah?!"

"Kata kamu aku harus lebih dewasa"

"Ya tapi kita masih sekolah Jun"

"Kan bentar lagi lulus" jawabnya.

"Jangan dulu ah"

Hyeongjun terkekeh kecil "Yaudah iya iya"

"Tapi kalo yang ini boleh kan?" tanyanya lagi yang berhasil membuatmu bingung.

"Yang ma—"

Cup.

Hyeongjun mengecup bibirmu.

Hal itu membuatmu berpikir bahwa Hyeongjun mulai berusaha untuk menjadi yang seperti kamu minta.

🌵🌵🌵

X1 Imagine [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang