Bisikan Edrick

313 12 0
                                    

Mie gelas yang tadinya mengepul dengan asap sudah habis dimakan, menyisakan gelas tanpa adanya isi didalamnya.

Setelah kenyang, Bara mengambil Gitar yang dia bawa lalu memulai memetik gitar membunyikan sebuah nada.

"Ayo siapa yang mau request lagu ?" tanya Bara

Belum sempat yang lainnya request lagu, Bara sudah mulai memetik gitar memulai menyanyikan sebuah lagu.

Tau dengan lagu yang dinyanyikan Bara, mereka semua ikut bernyanyi.

Mereka bernyanyi sambil tertawa bersama, sampai gitar sudah berpindah tangan ke Veri Akhirmya mereka bosan dengan kegiatan nyanyi mereka. Sekitar 2 jam mereka mengisi waktu dengan bernyanyi. Karena kegiatan menyanyi itulah, Mira akhirnya dibuat senang.

Setelah itu Mereka pun menyibukan diri dengan kegiatan mereka masing-masing. Veri yang terus metik-metik gitar dan menyetel seakan mencari nada yang pas dengan telinganya, Bara yang pergi Buang air kecil, begitu juga yang lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Edrick pun membisikan sesuatu ke Rio yang membuat Rio tercengang.
"Kenapa lo nggak bilang dari tadi anjir ?! Lo harus bilang itu ke mereka semua !" Kata Rio yang mulai gelisah.

"Lah gue kan nggak tahu ? Lagian udahlah ibu tadi mungkin hanya nakut-nakutin kita agar kita nggak jadi pergi ke hutan ini"

"Ya pasti ada alasannya kenapa dia ngelarang kita pergi ke hutan ?!"

"Mungkin pengunjung sebelumnya buang sampah sembarangan mengotori hutan ini, karena itu dia ngelarang. Dan kenapa juga kita harus perlu izin masuk hutan ini dari ibu tadi, emang dia yang punya hutan ?"

"Dan juga coba lo Mikir kalau gue cerita karena ketidaktahuan gue ! Apa jadinya acara perkemahan kita ini, akan jadi kacau nanti. apalagi Mira, pasti dia makin cemas dan tidak menikmati liburan kita ini. Lo tau sendiri-kan Mira orangnya kayak apa !" sambung Edric menjelaskan

Mendengar penjelasan Edrick, Rio pun melunak apa yang dikatakan Edrick ada benarnya.

Pukul 11 malam Veri mengeluarkan jagung yang dibawanya dan memanggil yang lain berkumpul untuk bakar-bakar jagung di api unggun.

Sembari membakar jagung, Rio terus mendesak Edrick untuk bicara yang sebenarnya. Namun Edrick tetap diam dan menghiraukan desakan Rio.

Rio pun berdiri secara tiba-tiba yang membuat Edrick sedikit tersentak.

Edrick mulai merasa cemas apakah Rio akan menyuruh-nya untuk berbicara ?. Saat mau mulai mengatakan kata pertama Rio berbalik dan pergi ke dalam gelapnya hutan.

"Eh, woy. Lo mau kemana ?" Teriak Bara karena Rio mulai menjauh.

"Gue mau Pipis"

Melihat Rio pergi, Edrick pun lega akhirnya dia tidak jadi disidang oleh teman-temannya.

"Selagi menunggu jagungnya matang kita Main truth or dare yuk !" Ajak Bara kepada yang lainnya

"Hah ! Truth or dare ? Boleh !. Pas banget nih ada banyak hal yang gue mau tanyain ke kalian" tantang Vina.

Bara mengambil botol air-nya yang sudah kosong dan mulai memutarnya.

Akhirnya setelah beberapa detik berputar ujung botol itu mengarah ke Bara sendiri. Mereka semua tertawa

"Hahah, dia yang ngajak, dia yang mutar, dia yang mulai duluan" kata Rani mengejek

"Truth or dare ?" Tanya Vina.

"Truth aja deh !" Jawab Bara setelah berpikir sesaat.

"Truth ya ok. Gue yang nanya ! Lo diam-diam suka sama siapa ? Lagu yang lo nyanyiin tadi menjiwai skali anjir kayak lagi mengungkapkan isi hati gitu ciee. Siapa sih ?" Tanya Vina sambil menaik turunkan alisnya.

Bara pun menyunggingkan senyum nyengirnya "Elo, gue diam-diam suka sama elo, Vin. Haha" Timpal Bara

"Idih beneran ? Yaah tapi gue lebih suka pacar gue !? Gimana dong ? Hehe"

"Gue kecewa loh, Vin. Haha"

"Nggak lah. kalau nyanyi kan memang harus penuh penjiwaan. Kalau nyanyi nggak menjiwai, lagunya juga nggak enak dinyanyikan. Kalian juga tadi nyanyi menjiwai skali bukan ?" Sambung Bara

"Ellleh, beneran ?" Kata Vina dengan mulutnya yang di moncongkan.

Bara pun tersenyum getir dan melirik seseorang di samping Vina.

Yang lainnya hanya bisa menyaksikan sambil ikut tertawa.

"Hah Rani ! Lo Suka Rani ? Jangan ngeles lo, lo tadi melirik Rani kan ? Cieee" Celoteh Vina

"Idih apaan ko jadi bawa-bawa gue si" sambung Rani.

"Bisa jadi kakak juga dari tadi ngerasa ko' kaya ada yang lain gitu dari tatapan Bara ke Rani" tambah Mitha.

"Tuh tuh kan. Ehem ehem kerongkongan gue kering deh. Gue butuh air- gue butuh air. Haha" Canda Vina Ke Rani dan Bara. Semua ikut tertawa melihat tingkah konyol Vina.

"Eh Rio ko' Lama skali ya ?" Sergah Mira.

"Eh iya bener" sambung Bara seakan menghindar dari ejekan Vina. tapi Vina terus menatap dan menyunggingkan senyum mengejek ke Bara.

Bara membalas dengan tatapan kesal.

Jagung yang mereka bakar pun sudah matang, akhirnya Rio Muncul.

"Lo dari mana anjir ? Katanya Pipis ? Masa Pipisnya lama, beol ya ?" Tanya Vina sedikit mengejek.

"Heheh ko Lo tau gue beol. Jangan bilang Lo ngintipin gue ya tadi"

"Idih Najis" Teriak Vina. Semua tertawa melihat Vina yang terus menjadi sasaran empuk teman-temannya untuk diajak bercanda itu.

Teror Malam Jumat Kliwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang