Lupa

322 12 0
                                    

Saat mereka melangkah masuk ke dalam hutan, Mira kembali melihat si wanita paruh baya yang masih saja menatap tajam ke arah mereka.

"Kak, lebih baik kita pulang aja,kak. Perasaan gue nggak enak deh. Apalagi mendengar perkataan ibu tadi. Sepertinya beliau serius deh, kak" terang Mira.

"Kok, pulang. Buang-buang tenaga aja, Mira. Kapan lagi kita ke sini. Kita sudah datang jauh-jauh loh Mir. Lo mau ngehancurin perayaan perpisahan kita ? Dan juga elo sendiri kan yang ngajak kita untuk ikut sama ka Veri ke hutan ini !" balas Edirck.

"Tidak, apa. Setelah kita masuk nanti kita akan beri sesaji kepada sebuah keramat di dalam hutan. Bukan karena syirik, ya. Hanya menghormati aja adat kampung ini, ok" sambung Veri menenangkan Mira.

Mira kembali melihat si Wanita Paruh baya tadi Namun Wanita Paruh Baya itu sudah tidak ada di tempat ia berdiri menatap mereka.

Mereka semua-pun terus melangkah-kan kaki mereka ke dalam hutan, saat sudah berada di dalam-nya mereka semua terpukau dengan keindahan hutan tersebut.

"waaaah sejuk sekali disini" Kata Vina sambil menghirup udara segar hutan itu.

"Iya Vin kamu benar ! hmm sejuk banget disini. Memang pas kita pergi berkemah kesini" Sambung Mitha pacar Veri.

Mereka pun terus dibuat nyaman dengan kesejukan dan keindahan hutan itu, tak terasa mereka sudah terlalu jauh masuk kedalam hutan, bukan hanya itu mereka juga lupa dengan saran yg diberikan wanita paruh baya tadi.

Mereka terus masuk kedalam hutan sehingga jaringan handphone mereka hilang.

Hari-pun menjelang sore, Mira yang teringat akan saran si wanita paruh baya pemilik warung tadi membuat-nya berhenti berjalan.

"eh, tunggu. Sepertinya kita sudah terlalu jauh masuk hutan, deh. dan bagaimana dengan keramat yg disebutin ibu tadi ?" Sahut Mira

mereka semua berhenti berjalan dan memandangi Mira.

"Selama kita berjalan gue nggak lihat ada batu keramat" Kata Rani. Yang Lain-nya pun mengangguk setuju.

Kecemasam Mira berubah menjadi ketakutan, dia takut apa yang dibicarakan wanita tadi membuat nyawanya dan teman-temannya terancam.

"Mungkin saja kita belum terlalu jauh masuk hutan, Mir. keramat-nya bisa jadi masih jauh di dalam hutan sana. Udahlah dibawa happy aja. Ingat kita disini untuk perayaan perpisahan kita, buat kenang-kenangan kita nanti" sambung Vina menenangkan Mira.

"Benar kata Vina mungkin kita belum terlalu jauh masuk hutan, karena suda sore dan kita tidak disarankan untuk masuk hutan terlalu jauh, lebih baik kita mendirikan tenda disekitar sini aja jangan sampai kita melanggar apa yang disarankan ibu tadi" sambung Veri menenangkan Mira yang sedang gelisah itu.

Sambil melihat ke sekitar, "Nah disana aja kita buat tenda" kata Mitha sambil menunjuk tempat untuk mereka mendirikan tenda.

Mereka semua akhirnya bergegas ke arah yang ditunjukan Mitha.

Selang beberapa menit akhirnya tenda mereka telah jadi, mereka berkumpul dan beristirahat sebentar.

"Kita nggak bisa duduk lama-lama hari mulai gelap nih ayo semua kita pergi cari kayu untuk buat api unggun" Ajak Veri.

"siap ! kakak pembina. Hahah" kata mereka semua diringi tawa, terkecuali Mira yang sedari tadi gelisah.

Teror Malam Jumat Kliwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang