Chapter 1

4 1 0
                                    

Awan mendung kini tengah menyelimuti Kota dimana Gedung Merdeka ini berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan mendung kini tengah menyelimuti Kota dimana Gedung Merdeka ini berdiri. Kota Bandung. Rintik hujan mulai turun membasahi jalanan disekitar kawasan Asia Afrika. Tampak dari kejauhan seorang gadis berseragam SMA berlari menerobos hujan yang mulai turun dengan derasnya.

"Huuuhh... Kenapa hujan harus turun tiba-tiba sih???" keluhnya sembari menggosokkan kedua telapak tangannya yg mulai kedinginan.

"kenapa semuanya tak berjalan dengan baik hari ini??? " isaknya terdengar. Bulir air mata mulai membasahi pipinya.

"Semua ini gak adil... Ya Allah " gadis itu mulai menangis.

"Kenapa loe ngomong kayak gitu???" seorang remaja laki-laki menghampirinya sembari mengalungkan jaketnya pada gadis itu.

"Ngapain kamu disini?? "

"Nha, kalo ngeliat loe kyak gini, itu gak kyak Dinha yang gue kenal."

"Kamu tuh gak tau apa-apa, jadi diem aja"

"Balik bareng gue aja, yuk. Ujannya makin deres. Gak jamin bakal reda cepet"

"Dan..... "

" hmmm.. "

"Kenapa kamu baik banget sama aku?? Aku kan gak pernah baik sama kamu. Aku sering marah-marah sama kamu, aku...

"Gue sayang sama loe... "

"Zidan??? " Dinha sangat terkejut saat ucapannya disela oleh zidan. Dan tak menyangka bahwa semua itu karena zidan menyayanginya .

" ayo... Tapi gue gak bawa jas hujan. Jadi gak apa-apa ya, hujan-hujanan? " ajak zidan sembari berdiri menghampiri motornya.

"Ok, gak apa-apa".

Dalam perjalanan pulang, Dinha terus memikirkan ucapan zidan. Berpikir, apakah benar ada laki-laki yang menyukainya. Dia hanyalah gadis remaja tanpa penampilan yang menarik. Bertubuh gemuk, berkulit sawo matang, wajah yang ditumbuhi jerawat, dengan tinggi badan sedang. Bagaimana mungkin seorang Zidan bisa mengatakan bahwa dia menyayangi wanita gemuk seperti Dinha??

"Udah nyampe. Loe gak mau turun? " pertanyaan yang cukup membuat Dinha tersentak dari lamunannya.

" ahh,, i... i... Iya. "

"Loe kenapa sih?? Ngelamun? Mikirin soal tadi ya? " tanya Zidan dalm senyumnya.

" enggak. Kata siapa? " pipi Dinha terlihat memerah karena pertanyaan Zidan.

" kalo bukan, kenapa tu pipi kayak kepiting rebus?? " Zidan mencubit pipi Dinha sambil tertawa.

" apaan sih, dibilang enggak ya enggak..udah ah, aku masuk dulu" dalih Dinha , sambil berlalu.

"Ehhh, tunggu Nha!! "

" aduuhh, apalagi sih.... Gak tau apa ini jantung mulai dag dig dug gak karuan" ujar Dinha dalam hati.

"Apa lagi? "

"Non Dinha, kalo mau masuk, masuk aja. Tapi, tolong dong helm nya balikin dulu. " goda Zidan yang sukses membuat pipi Dinha bersemu merah kembali menahan malu.

" ouh. Sorry. Nih... " ujar Dinha datar sembari mengembalikan helm dan kemudian berlalu meninggalkan Zidan.

" Dasar embul.. " Zidan nampak bahagia melihat tingkah Dinha hari ini.

Dalam ruang kamar yang penuh dengan pernak pernik doraemon, Dinha duduk ditepi jendela sembari melihat hujan yang kini mulai mereda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam ruang kamar yang penuh dengan pernak pernik doraemon, Dinha duduk ditepi jendela sembari melihat hujan yang kini mulai mereda. Menikmati indahnya suasana dengan segelas coklat panas. Saat tengah larut dalam keheningan malam, tiba-tiba dering handphone mengganggunya.

" aduuuhh.. Gak ada apa, yang bisa biarin suasana tenang sebentar?? Ada aja gangguannya. Lagian siapa sih yang nel..... Zidan?? " omelnya kemudian berhenti saat tau yang menghubunginya adalah Zidan.

" aduuhh.. Zidan lagi. Angkat enggak angkat enggak angkat enggak.. Kenapa dia nelpon sih ?? Tuh kaaann.. Aku jadi deg-degan lagi.. " Dinha terus menimang nimang hp nya dan akhirnya..

# hallo??

* lama amat sih ngangkat telpon dari gue?

# wa'alaikumsalam.

* assalamualaikum, loe kenapa sih?? Gak suka ya kalo gue nelpon??

#ada apa?

* gue kangen sama loe

# Banyak PR yang belum aku kerjain. Udah dulu ya.

* tunggu dulu, Nha. Jangan dimatiin dulu.

# kalo nggak ada yang penting. Aku tutup.

* loe bilang ada PR?? PR apa??? Barusan gue nelpon windy, gue tanya kelas Akuntansi ada PR gk?? Si windy bilang gak ada.

* loe bilang ada PR?? PR apa??? Barusan gue nelpon windy, gue tanya kelas Akuntansi ada PR gk?? Si windy bilang gak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SEMPURNA ?? Tidak. LEBIH BAIK ?? Iya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang