"Apa??? Loe gila??? Yang gue suka dari dulu itu dinha,, dan akan slalu dinha.. Gue udh nyaman banget sama dia.. ".. Emosi zidan mulai datang.. Dia kesal.
" terus,, kalo emang dinha yang loe suka,, knapa tu cewek bisa bilang kalobloe itu cowoknya.. Jelasin. " windy balik kesal sama zidan.
" sialan. .. " umpat zidan di Puncak amarahnya.. Dia kemudian berlalu pergi menuju ruangan..
Tanpa mengetuk pintu,, tanpa ucapan salam,, dia langsung masuk ke ruangan,, bertanya dengan lantang, tak peduli posisi apa yang dipegang oleh orang di hadapannya..
"Kemana dia pergi?? " wajah zidan benar-benar sudah memerah..
Oranng yang berada diruangan hanya tertegun,, melihat tingkah zidan,,
"KEMANA DIA PERGI !!!". Marah. Zidan benar-benar sudah di luar kesabarannya.. Nafas memburu terlihat di raut wajahnya..
"Apa maksud kamu zidan?? Datang-datang tak ada salam, langsung masuk, marah-marah kayak gini.. Kamu gak liat siswa dan guru diluar sedang memperhatikan tingkah kamu.. Gk ada sopan-sopannya kamu,, ini ruang kepala sekolah " terang sang kepsek..
"APA LOE LIAT-LIAT ??!!!! BALIK KERUANGAN KALIAN SEKARANG!!!! " teriak zidan mengintimidasi orang-orang yang sedang menatapnya..
"ZIDAN. !!!!" panggil sang kepsek,, tak menyangka bahwa siswa teladan seperti zidan bisa bertingkah seperti itu.. Murid yang di banggakan sekolah,, murid yang paling di idolakan dikalangan remaja Putri di sekolah ini. Bisa bertingkah seperti itu..
Zidan hanya menatap kesal pada kepsek.. Perlahan ekspresi zidan berubah,, matanya berkaca,,, detik kemudian bulir air mata keluar dari matanya..
"Kemana dia pergi??? " zidan menatap sendu,,
"Siapa?? " tanya sang kepsek.
"Dinha,, kemana dinha pergi " tanya zidan sambil menyeka air matanya.. Zidan benar-benar terlihat rapuh..
"Bapak tidak tau,, " jelas sang kepsek..
" Dad,,, " zidan menatap sang kepsek yang notabene ayahnya itu dengan tatapan memelas..
"Kamu ini kenapa zi?? " kepsek,. Sang ayah mulai khawatir melihat putrinya seperti ini..
"Kemana dinha pergi, dad" zidan menangis,,
"Dia pindah sekolah,, kakaknya lusa kmarin datang ke sekolah,, meminta daddy untuk mengurus kepindahan dinha. " jelas ayah zidan.
" kemana? "
" daddy gk tau.. Juna gk bilang dia mau pindahin dinha kemana. Karena dia gk bilang sama adeknya juga. " terang sang ayah..
*flashback 2 hari yang lalu"
Ruang kepala sekolah ,, seorang pria dengan ciri tinggi 175 cm, berat badan 65 kg, berkulit putih , tampan,
datang dengan stelan rapih namun tidak formal. Pakaian dia kenakan pun terbilang santai namun sopan. Kemeja pendek berwarna warna hitam tanpa leher dimasukkan kedalam celana cotton berwarna krem,, duduk dengan kaki disilangkan. Menunggu sang pemilik ruangan datang.
"Jun,, ternyata kamu?? " tanya sang empunya ruangan. Kepala sekolah.
"Iya, pak" juna, segera bangkit memberi salam pada sang kepsek.
"Ada apa?? "
" begini, om.. Saya sedang ada urusan,, dan kondisinya lagi darurat juga,, saya mau minta tolong sama om. Tolong urusin kepindahan dinha ke Beijing. " jelas juna.
"Beijing?? Pindah?? Loh.. Kok tiba-tiba begini?? Ada apa?? " tanya kepsek.
"Saya belum bisa cerita panjang sama om,, soalnya saya mesti pergi ke singapur skrg.. Dalam perjalanan ke bandara, saya mampir dulu kesini. Buat pamit sama om. Dan minta tolong sama om. Dan juga. Tolong. Jangan bilang sama siapapun. Termasuk dinha. Dinha itu paling gak mau dari dulu buat disuruh pindah ke beijing. Bilangnya inilah, itulah.. Dan oke saya masih bisa terima. Karena dia mau ditinggal. V skrg gk lagi om. Ini udh 8 tahun, dan dinha harus balik ke beijing. " jelas sang kakak.
" oke, om bantu kamu. V apa kamu yakin dinha bakal setuju?? " tanyanya lagi
"Harus, om. Dia harus mau. "Tegas juna.
"Oke, "
"Makasih, om.. Kalo gitu saya pamit pergi dulu om.. " juna bangkit dari duduknya, diikuti sang kepsek.. Kemudian pergi meninggalkan ruangan.
.........................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPURNA ?? Tidak. LEBIH BAIK ?? Iya.
Teen Fictionpenantian panjang seorang pria bernama Azkaria Zidan untuk menyatakan cintanya pada sosok wanita yang dia kagumi sejak 10 tahun yang lalu, ketika dia masih berusia 8 tahun. Audinha Hanya, yang secara tetiba pergi tanpa sepatah katapun.. " aku ti...