Chapter 5

2 0 0
                                    

"Kamu kesel sama aku?? Kamu marah sama aku?? " selidik zidan.
"Mksdnya???? "
"Kamu gk akan manggil aku dengan sebutan LOE. Kalau aku gak punya salah yang fatal. Sekarang coba bilang. Kasih tau aku. Apa salah aku?? " tanya zidan seraya memegang kedua bahu Dinha.
"...." tak ada jawaban.
"Kamu tau kenapa aku sampai nekat masuk ke toilet cewek?? Karena aku khawatir sama kamu.. Aku takut terjadi sesuatu sama kamu. " zidan mulai memeluk Dinha.
Bagaimana dengan Dinha?? Dinha hanya diam terpaku. Tak menolak ataupun membalas pelukan zidan.
"Tolong bilang. Apa salah aku Nha.. Aku gak sanggup kalo harus ngeliat kamu kayak gini.. Kamu ngehindar dari aku aja aku udh gak sanggup. " zidan mulai menitikkan air mata..
"Bisa lepas gak?? "" tanya Dinha datar.. Zidan mulai melepaskan pelukannya.. Ditatapnya Dinha.. Wanita yang benar-benar dia khawatirkan..
" apa salah aku?? " tanya lagi zidan dengan wajah sendunya.
"Gue mau balik ke kelas" Dinha langsung berbalik meninggalkan Zidan. Saat di depan pintu club..
"Aku minta maaf,, bener2 minta maaf, Nha.. " sesal zidan.
"..." tak ada jawaban.

Dinha kemudian pergi ninggalin zidan sendiri di ruangan,, zidan tak mengejar Dinha.. Dia tau bahwa cewek yang lagi di khawatirkannya itu butuh waktu.

Dinha tak kembali ke ruang kelas,, melainkan pergi menuju ruang kepala sekolah.
"Permisi pak,, saya Audinha Hanaya, murid kelas 11 Akuntansi 2. " terang Dinha. Stelah mengetuk dan membuka sedikit pintu ruang kepsek.
"Oh, dinha ya. Masuk. " ujar sang kepsek seraya berdiri dari kursinya dan mulai menghampiri bagian kursi tamu.
"Baik, pak. "
"Duduk, din. " titah sang kepsek.
" makasih, pak. " dinha kemudian duduk.
" jadi,, kmarin bapak dapat kunjungan dari kakak kamu, kalu dia berniat memindahkan kamu dari sekolah ini. Dan bapak juga sudah menyetujuinya. Semua berkas kepindahan kamu juga sudah selesai di urus. " terang si kepsek.
"Kemarin kakak saya kesini?? " selidik dinha.
" iya,, dia meminta pada bapak untuk mengurus kepindahanmu secepatnya.. " lanjut si kepsek
"Ahh, begitu.. Terimakasih pak. " jelas dinha,, meski sbenarnya,, dinha tidak mengerti dengan sikap kakaknya itu. Memindahkan sekolahnya, menyuruhnya pergi.
"Kamu yang betah ya di sekolah baru mu nanti.. Terus tingkatin prestasi kamu.. Sbenarnya bapak sedih mesti kehilangan murid sepintar kamu di sekolah ini. Tapi, mendengar alasan dari kakak kamu,, bapak tidak apa-apa. " terang si kepsek.
"Maaf ya, pak. " ungkap dinha melihat raut wajah pak kepsek yang sendu.
"Udah,, knapa kamu malah minta maaf. Sekarang kan hari terakhir kamu sekolah,, kamu mau gimna?? " tanya sang kepsek.
" begini pak,, saya berangkat jam 3 sore, dan skrg sudah jam 1:30. Saya langsung pulang aja pak.. Kalo mesti pamit dulu bakalan lama. Saya juga udah ditungguin sama kakak saya di depan. "Terang dinha.
"Ya sudah, kamu hati-hati ya "
" iya pak,, " dinha bangkit dari duduknya kemudian kembali ke kelas.

Tok tok tok

"Maaf bu, saya terlambat masuk kelas" terang dinha dari pintu.
"Kamu dari mna, din?? " tanya sang guru yang sedang menerangkan, kemudian berhenti saat ada ketukan.
" dari UKS, bu.. Saya lagi gk enak badan" terang dinha.
"Ya sudah kembali ke tempat duduk mu" titah sang guru.
"Tapi, bu.. Boleh tidak saya ijin pulang?? Kepala saya masih pusing"
"Ya sudah,, lalo kamu mau pulang,, ati-ati ya.. " guru memberikan ijinnya.
"Makasih, bu.. " dinha kembali ke tempat duduknya,, dia mulai membereskan barang-barangnya..
"Loe beneran sakit?? " tanya windy
"Iya,,, " jawab dinha sambil terus beresin barangnya.
"Knapa loe gk bilang sama gue?? " tanya windy lagi.
"Maaf ya,, gue gak bilang sama loe. " jawab dinha seraya memeluk windy..
" loe pulang sama siapa?? " windy membalas pelukan dinha..
"Dijemput sama abang gue" terang dinha. .
"Ya udh, ati-ati ya, loe.. Kabarin gue kalo udh nyampe " titah windy.
"Iya, iya.. Maaf ya.. Gue gak bilang sama loe"
"Lain kali jgan kek gtu lagi.. Khawatir gue tu.. "
"Iya,, ya udh gue balik dulu ya.. " terang dinha.
"Okey.. " jawab windy..

Dinha pergi meninggalkan ruang kelasnya, dia mulai menitikkan air mata, namun segera dia hapus.. Melihat ke sekeliling sekolah.. Moment saat dia menikmati waktu di sekolah ini terngiang kembali.. Dan itu sukses membuat dinha benar-benar menangis.. Ia terisak, tapi ditahannya.. Tak ingin orang lain tau.

Di depan gerbang sekolah, sang kakak sudah menunggu.
"Ayo, buruan.. Kita udah telat. " pungkas sang kakak.
"...." tak ada jawaban..
Dinha hanya diam tak merespon obrolan kakaknya. Dia masuk kedalam taxi diikuti kakaknya. Sang kakak duduk di kursi depan, sedangkan dinha dikursi belakang..

Taxi melaju..

"Kita langsung ke bandara,, urusan kamu ganti baju. Bisa disana gantinya.. Baju santai juga idah abang siapin, barang-barang kamu yg lain juga udah di kemas. " terang sang kakak.
"......" tak ada jawaban,, dinha sedang asyik menatap keluar jendela. Sisa isak tangis masih terlihat,, wajah sendu, mata yg lembab dan merah.. ..
Triing.
Ada pesan yang masuk ke handphone dinha..

SEMPURNA ?? Tidak. LEBIH BAIK ?? Iya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang