Cahaya.

96 12 0
                                    

Aku tertawa melihat teman-teman ku yang menggoda beberapa mahasiswi di depan kami.

"lu gak gabung ngerdusinya?" tanya seorang senior yang juga duduk bersama kami.

"kagak bg, gak napsu gue" jawab ku membuat nya tertawa
"lah yang nyuruh lu pake napsu siapa? bahaya dong kalo pake napsu" ujar nya membuat ku tertawa.

"hahah iya yak" ucap ku sambil melirik jam tangan ku "yodah gue mau cabut dulu ni uang makanan gue" ucap ku sambil meletakkan uang 10rb.

"mo kemane Bin?" tanya Minhyuk.
"biasa kelas gue 10 menit lagi" jawab ku sambil berlalu pergi.

Aku terus berjalan menuju gedung C yang juga bersebelahan dengan perpustakaan.

Bukk....

"Sssh.... aduuh!" sepertinya ada benda keras yang jatuh ke kepalaku, ck apa sih ketika melihat kebawah ternyata ada buku bersampul hitam dengan huruf 'S' di pojok bawah sampul bagian belakangnya. Sepertinya buku ini terasa femiliar, ku putus kan memasukan buku itu ke tas dan melanjutkan langkah.

Saat aku memasuki kelas banyak tatapan segan menuju ke arah ku, tentu ku tagak kan kepala untuk menegaskan siapa aku.
Tapi dari semua nya hanya gadis yang duduk di bangku baris 4 nomer dua dari depan yang tak tau siapa aku sebenar nya.

Aku masuk kelas dan duduk di bangku nomer 2 dari depan dekat dengan dinding. Sebenar nya aku sangat malas duduk depan tapii gadis di sebelah membuat ingin duduk di depan.

"baru datang?" tanya gadis ku. Eh, teman sekelas maksutnya hehehe.

"iya, tadi makan dulu soal nya laper hehehe" jawab ku pada nya yang di balas nya anggukan.

Aku pun diam sambil melihat wajah nya. Ia punya wajah oval, kulit sawo matang, bibir tipis dan hidung yang mancung di tambah bulu mata lentik dan retina berwarna coklat terang. Sayang mata itu tak pernah merespon apa pun yang ada di sekitarnya. Tapi aku salut karna Dae so tarus maju meski dengan keadaan nya.

Tak lama setelah nya dosen datang dan aku lebih memilih tidur.
.
.
.
.
.

"Binn.... MOON BINN!!!" panggil seseorang sambil mengguncang bahu ku, namun aku sangat malas membuka mata.
"Bin kelas udah selesai 30 menit" sontak aku bangun mendengar apa yang Dae so katakan.
"yaahhh ngapa gak bangunin gue" protes ku sambil mengucek mata.
"lu aja yang tidur kaya orang mati" jawab nya.

"hehe yodah maaf deh, yok pulang" ajak ku bangkit dan di ikuti Dae so

Kami keluar kelas dan berjalan menuju tangga.
"Bin!" aku berbalik melihat Minhyuk memanggil.

"nanti malam jangan lupa Baa--"

"Ban motor gue lo anter" lanjut Minhyuk.

Fiuuhh untung ia mengerti kode dari ku.

"iya ntar gue anter, dan sono lu" jawab ku, ia hanya mendengus lalu pergi.

"yok" ucap ku sambil mengandeng tangan Dae so saat mau turun tangga.

"Bin gue bisa sendiri!" protes nya yang tak ku hiraukan
"Binnnn!!" kata nya sambil menggoyang kan tangan nya.

"lo milih gue gandeng atau gendong?" ia terkejut mendengarnya dan kemudian mendengus.

Aku tak bisa menahan tawa membuat Dae so makin kesal "dah gak usah ketawa, yok ah lama" aku mengangguk dan kami terus turun tangga menuju parkiran.

Saat kami berjalan bersama sering kali banyak yang diam-diam menatap tak suka pada ku atau kasihan pada Dae so. ck memang apa masalah nya? aku tak pernah melakukan apa pun pada Dae so, sampai pernah ada gosib besar-besaran 'mengatakan kalau aku yang membuat Dae so seprti ini'. Sayang aku tak menemukan si penyebar gosib itu, kalau ku temukan dia pasti sudah habis ditangan ku. Sebenci apa dia pada ku sampai menyebar gosib tidak benar seperti itu.

Dreaming || ASTRO {1}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang