"Lu ada dengar suara orang teriak?" Sekretaris ku yang sedang melihat berkas di tangannya menoleh dengan kening berkerut.
"gak ada pak" jawab Lua sambil mendorong pintu ruang meeting.
Aku mengangguk, mungkin memang cuma halusinasi aja
Brak....
Brak....
Heh apa itu?. Aku menoleh kebelakang melihat lorong yang lumayan ramai "siapa yang gebrak-gebrak pintu?"
"kenapa Pak?" Lua bertanya dengan wajah bingung.
"Lu, ada yang gebrak pintu" ucap ku berusaha meyakinkan Lua.
Ia menghela nafas kecil "gak ada apa-apa Pak. Kayaknya Bapak butuh istirahat"
"iya mungkin saya yang salah dengar. Gak papa saya baik-baik aja" ucap ku berjalan masuk.
Saat hendak duduk aku mendengar suara lagi.
"Myung bangun nanti telat ke kantor!"
Samar-samar ku dengar suara Mama, heh kanapa ada suara mama pas lagi meeting?
Brak.... Brak.. Braaak...
"MYUNG JOON BANGUN!!!" .
Aku tersentak mendengar suara rusuh Mama. Akh kepala ku pusing karna bangun tiba-tiba, heh ku kira sudah di kantor ternyata cuma mimpi.
"MYUNG JOON!!" teriak Mama lagi.
"iya Maaa, Myung udah bangun" jawab ku lalu beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Setelah bersiap aku lantas menuju dapur untuk serapan, baru memegang kursi aku sudah mendapat tatapan tajam Mama. Hah siapakan telinga Kim Myung Joon.
"makanya kamu itu cepet carik istri, biar ada yang ngatur jadwal istirahat sama bangun pagi, Mama capek tiap pagi harus berdiri di depan pintu kamar kamu. Lagian kamu udah umur 27 Myung, mau Seberapa lama lagi ha?"
Myung sabar, telinga Myung udah kebal. gak boleh kesel sama Mama sendiri ntar jadi kembaran si Malin lagi."iya ma nanti Myung carik di buka Lowak, sapa tau jodoh Myung jualan di sana" jawab ku asal sambil makan sarapan.
Papa di samping tertawa sambil menepuk pundak ku "udah lah Ma ntar juga jodoh Myung ketemu. Kalo feeling Papa sih bentar lagi Ma" Kata Papa yang diam-diam ku amini.
Setelah sarapan aku berangkat ke kantor dengan hati yang riang gembira ingat kata Papa tadi, semoga beneran udah deket deh.
Seperti biasa saat sampai di lobi kantor sekertarisku sudah menunggu di lift kusus petinggi perusahaan.
"jadwal saya?" tanya ku sambil masuk kedalam lift di ikuti sekertarisku.
"hari ini tidak ada jadwal di luar kantor, hanya besok ada undangan makan malam dari kolega bisnis anda pak dan" ia telihat sedikit ragu tapi tak lama kembali melanjutkan
"mereka mengundang anda bersama pasangan""huffff mau bawa siapa gue" ucap ku sepontan melupakan bahasa formal.
"cariin karyawan kantor buat jadi patner gue Lu" ucap ku."gak bisa bg, karyawan gak ada yang berani. Lagian masa tiap dateng ke acara-acara gitu patner nya beda mulu" jawab Lua.
"Hah au ah pikirin nanti aja" ucap ku akhirnya dan keluar dari lift menuju ruangan ku.
Masuk keruangan aku hanya bisa menghela napas pasrah. "kerjaan banyak, di rumah nanya soal calon istri mulu, tiap di undang ke acara nyuruh bawa patner terus.
Tuhan kapan dia dateng Myung udah kengen heung....." hah terserah aku di bilang lebay karna emang udah bener-bener capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreaming || ASTRO {1}✔
Fanfiction#Astro one shoot Hanya sekumpulan imajinasi pendek yang kebetulan terlintas dan sayang jika di lupakan begitu saja. Silahkan mampir dan Voment di setiap chapternya^^