(00) - Prolog

34 3 3
                                    

*gubrak*

"Aduhhhh.... Ini kerjaan siapa sih, lantai licin kok ga dikasih papan peringatan, hah." Erang Lea ketika jatuh gelesotan di lantai yang licin dan dilanjutkan dengan merutuki lantai yang tak bersalah.

"Makanya kalau jalan hati-hati, selain pakai kaki juga pakai mata." Kata seorang siswa di belakang Lea bernada santai namun menyindir.

Lea menoleh ke belakang dimana sumber suara tersebut berasal. Dilihatnya sosok murid laki-laki yang sangat ia kenali berdiri tanpa ada rasa bersalah sembari memegang alat pel di tangan kanannya dan ember ditangan kirinya. Siapa lagi kalau bukan Dikta.

"Biasa aja kali lihat Gue, gausah sampai terkagum-kagum gitu." Kata Dikta sembari tersenyum menggoda Lea yang sedang mencoba untuk menahan emosinya.

"Aaarrrggghhhhh...." Erang Lea, ia pun bangkit dan menghampiri Dikta yang ada dibelakangnya dan menatapnya sinis. "Gue benci, benci, beeenciiiiii sama Lo." Emosi Lea pun meluap tepat di depan Dikta. Kemudian berlalu dengan emosi yang masih menggebu-gebu.

"Yakin, bisa benci sama Gue? Ntar di mulut bilangnya benci, tapi di hati bilangnya, Dikta aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, aku ga bisa jauh dari kamu, uuuu Dikta..." Celetuk Dikta dengan nada menggoda dan ekspresi yang menggemaskan.

Lea yang mendengar itu, menghentikan langkahnya dan membalikkan badan menatap tajam ke arah Dikta, "Berisik." Ucap Lea sambil melemparkan tempat minum yang dipegangnya.

💣💣💣

Eleanor Aldebaran's POV

Hai!
Haha, klasik banget ga sih Gue nyapa kalian pakai kata itu. Ya emang sih kebanyakan orang memulai perkenalan dengan orang baru menggunakan kata 'hai'. Tapi ada juga sih yang ga harus pakai kata 'hai' buat memulai perkenalan mereka. Contohnya aja Gue. Gue tu pernah memulai perkenalan dengan salah satu siswa di SMA Gue tanpa melalui kata 'hai' tapi dengan kata 'kok Lo nyebelin sih' tapi emang itu kata yang cocok banget buat si doi.

Pradikta Rahsyid atau biasa dipanggil dengan nama Dikta. Cowok terpaling ngeselein bin nyebelin yang pernah Gue temui. Ga tau kenapa dari awal ketemu sama tu orang Gue ga pernah bisa santai, selalu aja bawaannya sewot bin emosi. Ya mungkin,,, karena dari awal ketemu si doi udah memberikan kesan 'menyebalkan' buat Gue.

Bagi kaum hawa yang lain, sosok seorang Dikta adalah kaum adam yang memiliki sejuta pesona, pria tampan, berbadan kekar, dan berwajah sangar, haha alay banget deskripsi Gue, oke next, doi adalah ketua ekskul basket di SMA Harapan Bangsa, sosok yang pintar namun tergolong siswa yang bandel, atau bahasa kerennya bad boy gitu. Ga ada kaum hawa yang mampu menolak pesonanya, sampai-sampai dengan mudahnya dia bisa gonta-ganti pacar kapan pun dia mau. Tapi ga tau kenapa pesona itu ga berlaku di hadapan Gue. Apakah ke-hawa-an Gue diragukan? Hah persetan.
***

Pradikta Rahsyid's POV

Stop!
Sekarang gantian Gue yang ngomong, haha. Apa yang dibilang sama Nyi Lampir tadi emang benar. Gue, Dikta, tampan nan mempesona, tapi kalau yang soal nyebelin mungkin itu cuma bagi si doi aja. Atau mungkin dia terlalu mengagumi Gue dan gatau gimana caranya buat ngungkapin, sampai-sampai dia bilang Gue ngeselin, hiyaa.

Eleanor Aldebaran, biasanya sih dipanggil Lea, tapi Gue punya panggilan sayang sendiri buat dia 'Nyi Lampir'. Habisnya dia garang banget sih, kalau udah marah huhh jangan ditanya lagi. Seorang wakil ketua OSIS yang sedikit gesrek kalau menurut Gue, si doi juga menjabat sebagai seorang ketua teater di sekolah ini, tapi emang sih kemampuannya berakting ga diragukan lagi, dasar drama queen.

Cewek yang bener-bener beda dari cewek lain. Cewek independen, tegas, kadang cueknya minta ampun, dan ga ketinggalan cerewetnya, apalagi kalau udah kesel sama Gue. Bikin gemesh aja, haha. Jujur nih, Gue ga pernah ada niat buat bikin si doi kesel atau semacamnya sama Gue. Niat Gue cuma godain aja sih, salahnya aja dia yang baperan.

***

Hello guys!!! Gimana nih prolognya? Sorry ya rada random gitu 😂 soalnya baru pertama kali nulis cerita ginian hehew 😅

ELEANORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang