'Tok tok tok' Suara ketukan pintu yang begitu keras membuat tidur Lea menjadi terusik, namun bukannya ia bangun malah menarik selimut dan membenarkan posisi tidur menjadi lebih nyaman.
"Neng bangun, ini sudah siang, kamu mau telat???. Cepat banguunn!!!" Teriak Oma yang begitu keras dari balik pintu.
Mendengar teriakan Oma yang begitu keras, Lea pun langsung gelagapan bangun dan menengok jam yang berada di dinding kamarnya dengan penglihatan yang masih samar-samar. Jam itu menunjukkan pukul 06.40 WIB yang artinya 20 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, ia pun terlonjak kaget dan langsung berlari menuju kamar mandi. Karena waktu sudah mepet, ia memutuskan untuk menggosok gigi dan mencuci muka saja, lalu bergegas keluar kamar mandi dan memakai seragamnya. Setelah selesai memakai seragam, mengikat rambutnya asal, lalu menyambar tasnya dan turun untuk berpamitan.
"Oma aku berangkat dulu ya." Pamit Lea sembari menyalimi tangan Oma yang sedari tadi menunggunya di meja makan.
"Eh ini susunya diminum dulu neng." Perintah Oma sambil menyodorkan segelas susu.
Lea langsung meraih segelas susu tersebut kemudian meneguknya hingga tandas dan meletakkannya di meja makan. "Makasih Oma. Assalamu'alaikum" Salam Lea lalu berlari keluar rumah.
"Wa'alaikumsalam" Jawab Oma, "Hati-hati neng" Teriak Oma ketika Lea telah melenggang pergi.
Lea menghidupkan mesin motor maticnya lalu bergegas menjalankan dengan kecepatan tinggi. Butuh waktu 15 menit untuk mencapai sekolah dari rumahnya. Gadis berhelm hitam itu pun menyusuri jalanan yang ramai, melajukan motor layaknya pembalap di MotoGP. Sampai akhirnya gerbang sekolah di depan mata dengan pak satpam yang akrab disapa Pak Nandar sudah siap untuk menutup gerbang tersebut.
Dengan keberaniannya, Lea menarik gas motor menambah kecepatan sembari teriak sekencang mungkin "PAAAKKKKKK....... BENTARRRRR.... JANGAN DITUTUP DULUUU... INI DAH MAU SAMPAI... SEDIKIT LAGI... AWAAASSSSSS MINGGIRRRRR!!!!!"
Pak Nandar yang mendapat teriakan dari Lea pun terkejut dan langsung menyingkir dari gerbang, mengurungkan niatnya untuk melanjutkan menutup gerbang.
Dengan kecepatan tinggi Lea menerobos gerbang melewati Pak Nandar dan berteriak "MAKASIH PAK, LOP U MUAH"
Pak Nandar yang melihatnya pun hanya bisa melongo dan mengelus dada "Astagfirullah aladzim, aya aya wae, untung saya ga punya jantung. Eh ga jantungan maksudnya."
Sampailah gadis itu di parkiran, ia pun dapat bernapas lega karena mampu masuk sekolah sebelum gerbang ditutup. Namun hatinya masih dag dig dug dikarenakan belum sampai di kelas. Gadis dengan rambut dicepol asal-asalan itu berlari melalui koridor menuju kelasnya.
Saat ia berlari tak sengaja menyenggol lengan sesosok murid laki-laki berkacamata "Eh sori sori" maafnya sesaat langsung melanjutkan berlari ke kelas. Yang empunya lengan hanya mampu menggelengkan kepala, karena merutuk pun percuma.
Sesampainya di depan kelas, ia mendengar suara murid yang bergemuruh tak jelas, tandanya di dalam belum ada guru yang mengajar. Ia pun berniat untuk mengerjai teman-temannya. Diketuk pintu tersebut sembari dibukanya perlahan, suara riuh pun berubah menjadi sunyi, dibukalah pintu selebar mungkin dan menampakkan dirinya sembari tersenyum puas.
"Ah elahhh..." Celetuk para penghuni kelas.
Lea membalas keluhan teman-temannya dengan sebuah cengiran ditambah dengan watadosnya.
Lea melanjutkan perjalanan menuju singgah sananya. Tepat sampai di bangku, ia disambut oleh ledekan Joana dengan nada khas bataknya. "Hahaha telat lagi kau rupanya."
"Elah Jo, baru aja sekali telat udah dibilang telat lagi." Elak Lea.
"Kalau kau bilang baru kali ini, trus yang bulan lalu apa?" Protes Joana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEANOR
Teen Fiction"Kian merdu suara rindu, mendayu merasuk dalam kalbu, memecah sendu menjadi pilu, merubah halu menjadi candu, meski tau akhirnya tak tertuju" Eleanor Aldebaran. "Mengapa harus menghindar untuk saling melupakan, tak usah bersapa layaknya orang tak ke...