Hari ini, hari pertama Bianca berada disekolah barunya. Ya, Bianca harus pindah sekolah karena mengikuti pekerjaan orang tuanya yang harus berpindah-pindah. Dalam 1 tahun Bianca sudah 3 kali pidah sekolah, menyebalkan memang namun apa boleh buat.
Entah mengapa bianca kelihatannya begitu semangat. Hingga membuat mama nya, Carla, kebingungan, karena biasanya Bianca tidak pernah sesemangat ini.
"Bi, kenapa sih keliatannya kamu semangat banget. Ada apa hm?" tanya nya
"Lah Mama gimana sih. Jelas semangat lah, sekarang kan hari pertama aku sekolah loh. Apalagi Callista sama Adel satu sekolah juga sama aku" jawabnya dan kembali memakan roti yang sudah disiapkan dengan lahap.
Melihat Bianca yang makan begitu lahap membuat Carla menggelengkan kepalanya.
"Makannya pelan-pelan Bi. Nanti keselek Bi.. yaudah deh, bagus kalo itu. jadi kamu udah ada temen disana. Tapi mama ga bisa nganter kamu, Bi. Kamu kan tau kondisi kaki mama gimana" ujar Carla mengelus pundak Bianca.
Bianca mengangguk lemah. Dia tau betul apa yang terjadi pada mamanya itu. selang beberapa menit, Albert menghampiri istri dan anaknya.
"Bi, berangkat sama papa aja ya. Biar mama istirahat. Sekalian papa mau pergi ketemu client" ujar Albert sambil mengelus kepala anak nya itu.
Loh, meeting jam setengah tujuh? Ga kepagian apa si Papa, batin Carla
Bianca tersenyum dan mengangguk. Ia cukup senang bisa mempunyai keluarga yang lengkap, meskipun ia tidak bisa merasakan sepenuhnya apa itu arti bahagia dalam keluarga. Bianca kesepian karena ia tidak punya kakak atau adik dan juga kesepian kurang mendapat perhatian dari orang tuanya yang sibuk bekerja.
"Pa, ini sarapan dulu. Udah mama siapin, biar ga laper di kantor" Carla menyodorkan roti dan segelas susu yang sudah ia siapkan. Albert mengambil makanan yang sudah kim siapkan dan memakannya.
"Makasi Ma. Bi, yu berangkat nanti kesiangan. Papa buru-buru nih" ujarnya sambil meminum segelas susu yang diberikan.
Bianca yang mendengar ucapan Papanya pun menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. Carla tersenyum melihat tingkah laku anaknya yang kadang menurutnya Bianca itu terlihat kurang anggun.
"Mama.. Bianca sama Papa brangkat dulu ya. Mama istirahat aja biar bisa kerja lagi" Bianca tersenyum dan mencium pipi mamanya yang tercinta itu. Carla yang medapat perlakuan seperti itu terharu, ia memeluk Bianca sangat erat dan tersenyum penuh arti.
"Hati-hati dijalan ya Pa,Bi. God Bless!" ujarnya tersenyum dan memeluk Bianca.
****
"Bi, udah sampe. Papa ga bisa anter kamu sampe gerbang, papa harus cepet-cepet sampe kantor mau meeting"ujar Albert sambil melihat jam tangannya.
Bianca yang mendengar ucapan itu hanya tersenyum kecut. Ya, ini memang sudah biasa bagi Bianca. Pergi dan pulang tanpa diantar orang tua memang hal yang sudah biasa Bianca lewati sejak kecil. Miris.
"iya pa, udah biasa ko Bianca diginiin sama papa." Ujar Bianca. Albrt yag mendengarya mengerutkan dahinya, Albert merasa sedikit tersindir namun ini memang benar ada nya.
Bianca turun dari mobil dan melihat mobil ayahnya itu pergi dengan tatapan sendu nya.
"iya.. aku udah biasa ko pa. Aduh Bi, semangat dong. Masa baru hari pertama udah sedih gini sih" ujarnya sambil menepuk-nepuk pipinya. Ya, lumayan lah. Bisa membuatnya merasa sedikit lebh semangat.
Bianca memasuki gerbang sekolah barunya. Uhh, sekolah idaman.
Bianca memasang senyum terbaiknya. Dia bertegur sapa dengan orang-orang yang ia temui, meskipun tidak ia kenal. Sehingga membuat first impression yang bagus dimata orang lain.
Bianca mulai kebingungan saat mencari kelas yang akan ia tempati, wajar saja dia kan murid baru. Meskipun Bianca sudah menghubungi ke dua teman bawelnya itu. tapi hasilnya nihil, tak ada satupun balasan dari mereka. Alhasil Bianca harus berusaha sendiri mencari kelasnya.
"duh caca sama adel daritadi ga angkat telepon aku. Gimana dong, aku gatau kelas aku dimana lagi" ujarnya dengan muka yang sudah mulai panik.
Untunglah dari kejauhan ada seseorang yang melihat wajah kebingungan Bianca
"Dek, kamu kenapa disni? Ga ke kelas?" tanya seseorang pada Bianca.
Hm, "dek" ? senior nih pasti
"Ehh iya ka. Aku gatau kelas aku dimana. Aku murid baru disini" Bianca tersenyum kikuk.
Terlihat pipi si senior sedikit memerah saat melihat senyum manis Bianca.
"oalah, yaudah kamu ikut kaka aja. Kaka bantu cari kelas kamu ya. Oha ya, kenalin saya Rey, anak 12 MIPA 5. Btw, Nama kamu siapa?" Rey mengulurkan tanggannya dan tersenyum kikuk kearah bianca.
"Oh iyaiya. Nama aku Bianca Ka" Bianca membalas uluran tangan Rey dan ia tersenyum. Lalu ia mengikui Rey menuju ruang kepala sekolah untuk mencari info lebih lanjut tentang kelas Bianca.
Saat sedang menunggu di pintu masuk ruang kepala sekolah, Bianca mengedarkan pandangannya. Pada saat itu lah, mata Bianca melihat seorang laki-laki yang baru saja keluar dari ruang KepSek. Bianca terlihat sedikit salah tingkah saat lelaki itu menatapnya dengan muka datarnya dan tatapa tajamnya. Sontak, Bianca langsung memalingkan mukanya. Padahal, dari tadi Bianca duluan yang memperhatikan lelaki itu.
Ih ga bisa biasa aja apa ngeliatinnya
Bianca merasa masih diperhatikan oleh lelaki itu. Ia menoleh sesekali ke arah lelaki itu dan benar saja. Lelaki itu masih memperhatikannnya. Bianca makin dibuat salah tingkah, dan ia membalikan badannya dan segera melangkahkan kaki nya dengan cepat mengikuti Rey ke dalam ruang Kepala Sekolah.
****
Sesudah mengetahui kelasnya. Rey mengantarkan Bianca ke kelasnya. Sedari tadi Rey dan Bianca menjadi pusat perhatian orang-orang yang melihatnya. Suara ghibahan mulai terdengar dari setiap arah. Dasar,kaum-kaum tukang ghibah.
"Ka Rey, makasih udah bantuin aku ya. Aduh, maaf baru kenal udah ngerepotin Ka Rey."
"Santuy aja Bi. Kalo gitu aku duluan ya. Bye Bi, have a good day!" Ujar Rey tersenyum dan melangkah pergi.
Bianca sudah sampai dikelasnya. 11 MIPA 4, itu kelasnya. Bianca sedikit gugup saat ingin memasuki kelasnya. Ia takut jika teman-teman barunya itu tidak mau menerima Bianca. Bianca menghela nafasnya panjang. Come on Bi, cheer up!
Saat Bianca berdiri tepat didepan pintu kelasnya, Bianca melongo ditempat. Keadaan kelas yang bisa dibilang sedikit berantakan, suara teriakan anak perempuan yang sedang dijahili oleh laki-laki terdengar dari segala arah dan bisa Bianca simpulkan bahwa anak kelas 11-4 sama seperti teman kelasnya dulu. Tipe-tipe anakyang bandel,cerewet, tapi solidaritasnya tinggi.
Okay Bi, here we go. Welcome to your new life!
-Mel
Okayy.. Hai semuanya, jadi ini cerita pertama aku di wattpad. Aku buat cerita ini karena ya itung-itung buat ngisi waktu luang aja. Semoga kalian suka ya sama cerita ini. Maaf kalau kalian kurang puas sama cerita yang aku buat.
Aku juga pengen tau tanggapan kalian tentang cerita ini kaya gimana sih? Ya, meskipun aku tau banyak banget cerita yang genre nya kaya begini.. tapi ga ada salahnya buat nyoba kan?
Aku menerima kritik dan saran dari kalian, supaya aku jadi lebih baik kedepannya. Terima kasih yang sudah mau membaca cerita ini, wkwk.. Kalau kalian suka, bisa vote dan comment untuk cerita ini. See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Freezing Heart
Teen Fiction(On going) - "Kamu kenapa sih? Kamu menghindar dari aku? Kamu berubah Vin!" Bianca terisak. Kedua sorot tajam Marvin bertemu dengan kedua manik mata sendunya Bianca. "Lo mau tau kenapa gue berubah?" tanya Marvin. Bianca mengangguk lemah. "Gue ga su...