Ringan seperti awan
Berteduh dibelakang bayang
Meriuh dalam sepi
Tersenyum dibenak hatiMereka semua
Menepuk pundak ku
Berusaha meyakinkan
Memberiku semangat
Di saat aku lemah tak berdaya🍃🍃🍃
"Biancaaa, sini ikut aku. Kita ke kantin, kamu kan ga tau lokasi kantinnya. Eh tapi serius Bi, kamu mau traktir kita?" tanya Callista meyakinkan.
Bianca tak menjawab apapun, ia hanya menggangukan kepalanya. Ia yakin akan mentraktir semua teman-teman nya itu. Ya, meskipun memang jumlahnya tidak sedikit, tapi ia sudah terlanjur janji untuk mentraktir mereka semua.
"Bi, beneran? Ini 35 murid loh. Ga sedikit ini tuh. Uang kamu habis nanti"
"Ih Ca, beneran ga masalah. Ga salah juga kan, nge bayarin mereka. Aku juga seneng ko, berbagi itu indah, Ca"
"Bi, iya aku tau berbagi itu indah, tapi... mereka rakus semua. Asal kamu tau aja, Itu si Alex samaValen paling rakus. Dia beli fried chicken aja nambah sampe 4 kali. Sisanya juga sama, semua rakus. Bener bi?"
Bianca terkejut, ia melongo ditempat setelah mendengar pernyataan Callista tadi.
What nambah 4 kali? Ga salah? Perutnya kok ga meledak? Batinnya
Callista menahan tawa saat melihat raut wajah Bianca yang sedang kaget itu. tapi, Callista memang harus memberitahuka hal ini, agar Bianca bisa mempertimbangkan lagi ucapannya.
"WOI BI!" teriak Alex sambil menggoyangkan bahu Bianca
"EHHH. APAANSI ALEX NGAGETIN AJA!! IH NGESELINN"
"Lah abis dari tadi malah cengo ditempat, mikiran apaan? Mikirin gue ya? Gue tau ko, semua orang pasti mikirin gue, soalnya gue ganteng, lu-"
"Halah kebiasaan kumat gatau tempat lu, anjir. Nah Bi, ini kantin sekolah kita. Lu jadi kan traktir kita semua?" tanya Valen sambil menaik turunkan alisnya.
Bianca mematung ketika melihat kantin yang bisa dibilang bukan seperti kantin pada umumnya.
Kantin segede ini? Waduh kyanya padamahal nih. Tuhan, cukupin uang Bianca aduhh. Batinnya.
"ahh.. um.. iya iya jadi ko. Sekarang kalian tinggal pilih aja apa yang kalian mau, tapi jangan sampe kebanyakan apalagi nambah 4 kali, takut kemahalan"Ucap Bianca polos.
Teman-teman yang mendengarnya pun tertawa sangat keras dan menunjuk ke arah Valen dan Alex yang sudah memerah mukanya karena aib nya sudah dibongkar secara terang-teragan didepan umum oleh Bianca.
"Loh Alex, Valen kenapa? Ko merah mukanya? Eh Ca, emang aku salah ngomong ya?" tanyanya masih dengan muka polosya
Callista menahan tawa dan menggelengkan kepalanya. Astaga si Bianca lucu banget ish jadi pengen nampar muka polosnya. Batin Callista.
Memang, Bianca ini anak yang sangat polos. Tentu saja, hampir semua waktunya ia pakai untuk belajar, tidak ada hal lain selain belajar. Ia harus les private, dan les musik. Bahkan sampai sekarang, Bianca belum pernah kenal dengan yang namanya jatuh cinta. Mungkin istilah yang tepat untuk Bianca adalah anak no life.
"OKAY GUYS, DARI PADA LAMA-LAMA KITA SERBU KANTIN INI SEARANG JUGA!! 1... 2... 3... SERBUU!!" Teriak Alex dengan penuh semangat. Semua teman-temannya sibuk mengisi setiap penjuru kantin, mereka terlihat seperti kumpulan semut.
Bianca senang , akhirnya ia bisa mendapat teman yang baik seperti mereka dan tidak seperti dulu. Tanpa sengaja, pikiran Bianca kembali memutar kenangan pahitnya dimasa lalu. Mengingatnya saja sudah membuat Bianca sangat sedih dan terasa sakit saat luka lamanya kembali terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Freezing Heart
Teen Fiction(On going) - "Kamu kenapa sih? Kamu menghindar dari aku? Kamu berubah Vin!" Bianca terisak. Kedua sorot tajam Marvin bertemu dengan kedua manik mata sendunya Bianca. "Lo mau tau kenapa gue berubah?" tanya Marvin. Bianca mengangguk lemah. "Gue ga su...