Bianca menghela nafasnya dalam-dalam. Baru saja dia melangkahkan kakinya kedalam kelas, suasana kelas yang tadi nya ribut berubah menjadi hening. Semua mata tertuju pada Bianca. Binca tersenyum kaku ke arah mereka, ia tidak tau harus berbuat apa.
"GUYS!! ADA MURID BARUU!!" teriak salah satu murid yang ada dikelas itu
"Wah iya guys. Murid baru ituu, hey kamu jangan diem disitu aja. Sini-sini gabung sama kita!"
"heyy, kamu pindahan darimana? Asal negara dimana?"
Bianca cengo ditempat, pertanyaan yang bertubi-tubi membuat nya makin kebingunan. Lah, ko mereka ga canggung sih
Bianca lagi-lagi hanya bisa tersenyum, lalu menghampiri mereka. Baru saja ia menduduki bangku nya, ia kembali dibuat terkejut oleh suara menggelegar yang terdengar familiar baginya.
"LOH INI BIAN KAN!? ASTAGA BENERAN BIAN!! OMG KAMU SEJAK KAPAN PINDAH KE SINI?KO GA NGABARIN AKU? INI BENERAN KAN?" Tanyanya bertubi-tubi.
"Lohh, Callista!! OMG kita sekelas lohh!! Iya akuu ikut ortu pindah ke sini. Baru aja seminggu lalu aku kesini. Ih beruntung banget deh aku" ujar Bianca sambil memeluk Callista dengan sangat erat dan cukup lama.
Seisi kelas tersenyum saat melihat tingkah laku mereka, ada yang ikut terharu, tapi kebanyakan mereka terlihat kebingungan.
"Ekhemm, Ca. Sorry nih ya ganggu benar, kamu udah kenal sama dia?" Tanya seseorang yang menyadarkan Callista dan Bianca.
"iOh ya jelas. Dia itu sahabat aku waktu di Indonesia yang aku ceritain itu loh. Kebetulan orang tuanya pindah kesini, dan untungnya lagi dia sekelas sama aku. Kenapa Len? Mau kenalan ya? Oh jangan-jangan mau kamu gebet? Astagaa Valen" Ujar Callista menaik-turunkan alisnya dan menyikut perut Valen.
Valen tak menanggapi ledekkan Callista. Ya, dia sudah biasa menghadapi tingkah laku Callista yang kadang sedikit menyebalkan. Valen menghampiri Bianca, ia tersenyum canggung ke arah Bianca.
"Hai, um.. kenalin gue Valen Alvaro. Ketua kelas ini, kayanya gue tebak kalau lo bakal cocok di kelas ini, apalagi liat lo yang ga canggung-canggung banget tadi. So, welcome to your Class and also ypur new family, Bianca." Valen mengulurkan tangannya dan mengelus jambul kebanggaannya.
Pipi Bianca memerah saat mendengar ucapan Valen tadi. Astaga Bi, kamu malu-maluin banget sii. Batinnya. Ia merutuki perlakunya sendiri dalam hati.
"Udah sih gapapa. Melepas rindu sama sahabat kaya gitu udah biasa ko. Ga usah malu." ucap Valen seolah membaca apa yang Bianca pikirkan.
Bianca membalas uluran tangan Valen itu sambil terseyum kikuk. Namun, senyuman kikuk itu masih tetap terlihat manis. Terlihat muka Valen yang sedikit memerah.
Gila, ini cewe cantik banget. Batin Valen.
"Oi Len! Biasa aja kali ngeliat Bianca nya. Ga usah kelamaan juga megang tangan Biancanya. Kebiasaan deh lu mah!" ledek teman sebangku nya
"ehh, sorry Bi. Lu diem napa Lex! Ah ganggu gue mulu" Valen buru-buru melepaskan tangannya dan memukul pundak Alex. Kurang ajar si Alex emang
****
Bianca sudah bisa beradaptasi dengan teman-teman barunya. Malah Bianca sudah mulai bercanda dengan mereka. Bianca merasa senang, bisa diterima dengan baik di kelas nya dan juga oleh teman-temannya.
Suara sepatu hak terdengar dari luar kelas menuju ke kelasnya. Semua murid yang tadinya tiak teratur itu, buru-buru kembali ke tempat duduknya masing-masing.
"Ekhem, good morning everyone! Okay kita akan memulai pembelajaran Matematika hari ini. Sebelumnya ada yang ingin di tanyakan?" tanya guru itu kepadamurid-muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Freezing Heart
Novela Juvenil(On going) - "Kamu kenapa sih? Kamu menghindar dari aku? Kamu berubah Vin!" Bianca terisak. Kedua sorot tajam Marvin bertemu dengan kedua manik mata sendunya Bianca. "Lo mau tau kenapa gue berubah?" tanya Marvin. Bianca mengangguk lemah. "Gue ga su...