"Maaf, bukan tidak mau membuka hati untuk yang lain. Hanya saja.. aku sudah terikat oleh janjiku sendiri."
- Marvin Alden Pramudya -
🍃🍃🍃
Marvin memarkirkan motor besarnya di halaman parkiran sekolah, lalu memasuki gerbang sambil menyisir rambutnya dengan jarinya. Padahal menurutnya hal yang ia lakukan adalah hal biasa, tapi entah mengapa semua siswi yang ada disekolah itu malah menjerit histeris.
"Gila, ganteng banget ya ka Marvin."
"Pengen gue jadiin pacar duh!"
"Ka Marvin, tengok sini dong, unchh pengen peluk!"
"Ka Marvin udah lama putus sama pacarnya loh, kesempatan gue nih!"
Ya seperti itulah ocehan para siswi yang menperebutkan seorang Marvin Alden Pramudya. Ia hanya memutar bola matanya malas dan melewati mereka begitu saja saat mendengar semua kata-kata yang menurutnya basi. Jangan harap Marvin akan menjawab semua pujian yang diberikan itu, apalag tersenyumi ke arah mereka, duhh itu adalah hal yang tidak akan pernah terjadi.
Marvin menyusuri lorong-lorong menuju kelasnya dengan ekspresi datar khas nya yang ia berikan pada setiap perempuan yang mulai mengoceh tidak jelas tentang dirinya. Ia juga sempat menengok ke arah perpustakaan karena memang jalan menuju kelasnya melewati perpustakaan sekolah itu.
Kalau diluar sana, perpusatkaan biasanya jarang didatangi. Tapi lain halnya dengan sekolah disini, setiap harinya tidak pernah sepi pengunjung bahkan terlihat banyak sekali yang mengunjungi tempat ini. Ya meskpun dipenuhi orang banyak, suasana perpustakaan tetap tenang karena setiap pengunjungnya mematuhi aturan untuk tidak berisik.
Marvin memilih untuk singgah sebentar di perpustakaan ini, hitung-hitung menghindar dari para perempuan 'ganas' yang selalu mengikutinya, selain itu ya agar ia tidak perlu ambil pusing melihat tingkah konyol ke tiga temannya apalagi sejak kejadian membawa Bianca pulang, ia pasti akan menjadi bahan ledekkan oleh teman-temannya itu.
Marvin beralih mencari tempat duduk yang menuruutnya nyaman dan tidak terlalu beresiko terlihat oleh stalker. Emang susah ya jadi Most Wanted tuh :(
Marvin memilih buku kumpulan rumus Fisika, ya maksudnya agar memperdlam ilmu dipelajaran ini, selain itu ia juga mencari buku yang memuat informasi tentang bumi karena ia juga penasaran tentang Flat Earth seperti yang salah satu gurunya bilang.
"Iya Bi, biasanya ini spot yang suka aku tempatin, tenang gitu kalo mau baca."
Marvin berhenti membaca bukunya dan lebih memilih untuk mendengar perkataan tadi. Lah, suara si Adel. Jangan-jangan dia lagi sama—
"Eh ada Koko. Ngapain disini, sendirian pula dasar zomblo." Adel menepuk bahu Marvin pelan. Ya kadang dia memanggil Marvin dengan sebutan Kaka atau Koko.Tapi kali ini Adel tidak sendiri ia bersama Callista dan Bianca.
Melihat keberadaan Bianca membuat Marvin menjadi tidak mood membaca lagi, entahlah rasa kesal yang ia miliki karena ke tidak sopanan Bianca itu masih teringat di pikirannya.
"Hello!? Bruh, aku nanya ga dijawab dong. Oh ya, btw kenalin Ko, ini Bianca dia—"
"Udah tau." Potong Marvin sambil memutarbola matanya malas.
Adel dan Callista menunjukan kan raut wajah heran.
"Ko tau sih?" Tanya Adel
"Udah ketemu kemarin." Jawab Marvin dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Freezing Heart
Teen Fiction(On going) - "Kamu kenapa sih? Kamu menghindar dari aku? Kamu berubah Vin!" Bianca terisak. Kedua sorot tajam Marvin bertemu dengan kedua manik mata sendunya Bianca. "Lo mau tau kenapa gue berubah?" tanya Marvin. Bianca mengangguk lemah. "Gue ga su...