Part 9

459 51 4
                                    

Saat ini kami sudah sampai di sebuah gedung besar. Terpampang nama salah satu brand kosmetik yang terkenal.

"Jadi, ini pertemuan untuk apa?"

Aku mengikuti langkah Blane memasuki gedung.
"Aku mengadakan kolaborasi dengan brand ini untuk mengeluarkan eye shadow palette dan highlighter. Hari ini kami mengadakan rapat untuk membahas formula untuk kedua produk itu."

Aku memandang Blane degan kagum.
"Wow! jika sudah launching aku mau membeli satu."

Blane tertawa kecil.
"Kau tidak perlu membelinya, aku akan memberikannya padamu secara gratis."

"Benarkah?"
Blane mengangguk.

"Yeay!"

Mereka bertemu dengan beberapa orang. Blane dengan mereka tampak berbincang.

"Terry, ini temanku, Neysha. Neys, dia Terry manager brand ini."

Aku menyalami Terry dan beberapa rekannya. Mereka mempersilakan kami masuk ke dalam suatu ruangan.

Blane tampak terlibat pembicaraan serius dengan Terry dan teamnya. Blane banyak menyebutkan kriteria formula kosmetik yang ia inginkan. Aku hanya diam sesekali menimpali. Terdapat banyak tester yang disediakan oleh mereka untuk menyesuaikan kemauan Blane.

"Aku ingin teksturnya lebih creamy tetapi intens saat di aplikasikan,"

"Euhm, Neysha. Menurutmu warna seperti apa yang menurutmu bagus untuk sebuah highlighter?" Tanya Blane menatapku. Terry dan teamnya ikut menatapku.

"Euhm, menurutku untuk highlighter bagusnya berwarna golden champagne yang cocok di semua warna kulit."

Mereka mengangguk paham atas penjelasanku.
"Kurasa begitu, karena jika terlalu light, untuk yang memiliki kulit yang gelap tidak akan bisa memakainya."

"Ya, akan aku catat, Blane." timpal Terry. Blane mengangguk.


Setelah beberapa jam kemudian, rapat selesai. Blane terlihat puas dengan hasilnya, tinggal menunggu contohny jadi baru menentukan packaging untuk produknya.

"Kau terlihat sangat antusias, Blane."
Kami sudah berada dalam mobil Blane.

"Ya, menciptakan produk besar adalah impianku sejak pertama aku menjadi beauty influencer, Neysha. Terlebih aku bekerja sama dengan brand besar yang terkenal di seluruh dunia." Ucapnya sambil tersenyum.

"Aku turut senang atas pencapaianmu, Blane."

"Terimakasih, Neysha. Kamu lapar?"

Aku meringis malu sambil mengangguk. Blane tertawa kecil lalu mulai melajukan mobilnya.
"Ayo, kita ke rumahku saja, ibuku tadi memasak masakan enak."

Aku hanya mengangguk.

Beberapa saat kemudian, kami sudah sampai di kediaman keluarga Blane.
"Mom, Neysha ada di sini." teriak Blane saat kami sudah memasuki rumah. Beberapa detik kemudian, ibu Blane tampak berjalan dari dapur.

"Oh, Neysha!" Beliau memeluk Neysha senang.

"Hai, Mom Jane."

"Sweety, lama kita tidak bertemu. Ayo duduk dulu."

"Kau sendiri di rumah, Mom?"

Mom Jane mengangguk.
"Yeah, semua sibuk bekerja dan sekolah,"

"Bagaimana kabarmu, sayang?"

"Baik, Mom."

Blane yang baru keluar dari kamar menghampiri kedua wanita itu, ia duduk di sebelah Neysha.
"Mom memasak apa?" tanyanya.

"Hari ini aku memasak pasta dan daging dan keju,"

"Kedengarannya enak," ucap Neysha tersenyum.

"Kau mau makan?" tanya Mom Jane.

Neysha menggeleng. "Nanti saja, Mom. Neysha masih kenyang."

Mom Jane mengangguk paham, ia bangkit berdiri.
"Aku tinggal sebentar ke dapur ya, kalian mengobrol lah dulu."

Neysha dan Blane mengangguk, kemudia Mom Jane berjalan ke dapur.

Blane mendesah pelan, ia menyandarkan kepalanya ke sofa dan memejamkan mata.
"Aku lelah."

"Kenapa?"

"Bulan ini aku disibukan dengan kerja sama ini, lalu aku harus filming untuk update youtube channelku,"

"Begitu? Tapi kau senang kan mengerjakan semua itu?"

Blane tersenyum. "Ya, walaupun aku lelah, tetapi aku sangat menikmati itu semua. Itu seperti kebanggaan tersindiri untukku."

Neysha memberanikan diri memegang tangan Blane dan menggenggamnya.
Blane sedikit tersentak, ia menatap Neysha yang tersenyum.

"Walaupun kita belum lama berteman, tapi aku bangga atas pencapaianmu, Blane."

Ucapan Neysha mau tak mau membuat Blane tersenyum lebar, ia memeluk Neysha.

"Terima kasih, Neysha. Terima kasih banyak," ucapnya.

Neysha terdiam mematung, baru kali ini ada pria yang memeluknya,  sejauh ini tidak ada pria yang memeluknya selain keluarganya sendiri.

"Neys? Neysha?" panggil Blane sambil menggerakan tangan ke depan wajah Neysha.

Neysha segera tersadar. "A-ah iya, ada apa?"

"Kau melamun?"

"Tidak kok, aku hanya sedikit mengantuk," ucap Neysha tidak sepenuhnya berbohong. Ia memang sedang sedikit menahan kantuk.

"Kamu mau istirahat sebentar? Kau bisa istirahat dulu di sini, nanti akan kuantar pulang,"

"Ah tidak, tidak usah, Blane. Aku baik-baik saja." tolaknya.

Blane kemudian menarik tubuh Neysha untuk duduk bersandar di bahunya.
"Kalau begitu sekarang tidurlah di sini, nanti aku bangunkan."

Neysha terkejut. "Eh?"

"Ssst, tidur lah." ucap Blane.

Mau tidak mau Neysha memejamkan matanya. Jantungnya masih berdetak kencang karena perilaku Blane terhadapnya.

*****************************************

My Cool Beauty Influencer (Slow Update)Where stories live. Discover now