Ch-5 Afraid

27 12 5
                                    

    "buka ga ya?buka ga ya? Udh ada dosen belum ya?"

    Itu merupakan batin ku saat ini. Ya! Aku telat ke kampus gara gara bergurau dengan Dypta sepanjang malam. Alhasil, tadi pun aku bangun ke siang sampai-sampai aku tidak membuat sarapan untuk Dypta.

    Sehabis aku menghela nafas dan mengadah kan kepala ku ke langit langit kampusku dan kembali tertuju pada pintu. Dengan gemetar tanganku pun memegang gagang pintu dan menurunkannya ke bawah lalu ku dorong.

    Aku menghembuskan nafas lega dikarenakan tidak ada dosen dan teman - teman mengobrol, ghibah dan lain hal. Tanpa menghabiskan waktu lama di luar dengan hanya berdiri aku pun langsung masuk dan menuju ke bangku ku.

    "Heyyy viooo kenapa kau lama sekali? Tidak biasanya kau telat?"  tanya temanku, Rose.

    "Aku menonton streaming semalaman dan tidur telat alhasil aku bangun telat pula" jawab ku. Maafkan aku berbohong,sehabis ini aku akan ber taubat!.

    "Ouhhh"

  
***

    "Hey Vi! Ayok ke mall"  suara itu membuatku menoleh.

    "Ah tidak aku mau pulang lebih dahulu hehe" aku terkekeh pelan.

    "Ha?mengapa kau-- hey kau berubah biasanya kau tidak suka pulang ya maksudku tidak langsung pulang bahkan dulunya kau yang mengajak ke mall lebih dahulu"  dia menjelaskan panjang lebar.

   "Mengapa?karena aku sudah merindukan Dypta" ingin ku jawab seperti itu tapi nyatanya aku hanya bisa menjawab seperti itu di dalam batin ku.

    "Aku capek sekali, baru kemarin aku berjalan dengan Chole, ah sudahlah bye"

    Aku meninggalkannya sendiri.

    Aku kembali berjalan menuju halte bus. Tiba tiba ada yang menepuk pundak ku. Ternyata itu Kanaya, sahabatku.

    "Hey vi aku ingin bicara satu hal"

    "Penting?jika tidak penting aku ingin pulang nay" 

    "Emmm bagaimana kalau di taman itu" Kanaya menunjukkan taman yang lumayan ramai.

    "Em baiklah"

    Aku sudah di taman bahkan sudah duduk. Sepertinya kanaya sudah siap berbicara dan dia pun mulai

    "Vi, aku tahu kau sedang jatuh cinta dengan seorang lelaki yang even kau tidak tahu dia berasal darimana"

    "Ya, aku sudah coba menanyakan itu tapi mau bagaimana? Dia tidak mengasih tau ku sekucil pun tentang hidupnya"

    "Apa kau tidak mencurigai itu?"

    "ya sedikit"

    "mengapa tidak menyelidiki?"

    "Ahahaha malas yang penting dia membuatku nyaman lagi pula kami berpacaran"

    "Vi, dia bukan manusia"

    Mataku terbelak. Apa-apaan? Ah tidak pasti ini bohong. Muka ku memerah air mata sudah jelas ada di sudut mata ku, aku sudah siap untuk menonjok Kanaya aku sudah siap untuk mencabiknya dia, dia menyebalkan! Dia bukan Indigo! Bagaimana dia tahu?!?! Kalau Dypta bukan manusia??? Bagaimana dia tahu????

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang