Ch-6 USA

18 5 2
                                    

Pagi hari ini aku sudah bersiap menuju airport. Aku akan ke USA mengulik fakta tentang Dypta. Aku berharap Dypta tidak muncul tiba-tiba dan menjadi penghambat aku menuju USA.

Aku membawa baju yang cukup banyak karena kata Kanaya kita disana tidak sebentar.

***

Sekarang aku sudah di pesawat. Aku melihat ke luar tepat ke kaca jendela. Telinga ku juga ku sumbat dengan earphone dan mendengarkan lagu di Spotify ku. Sementara Kanaya dia lebih memilih untuk menonton film di IPad nya dan yang pasti menggunakan Headset agar tidak menggangu penumpang lain.

Aku membeku saat playlist ku memutar kan lagu Justin Bieber yang berjudul Never Let You Go, disitu aku diam membeku ingatan ku kembali pada kenangan ku bersama Dypta. Air mata kembali menetes tanpa seizin dariku.

Akhirnya aku memutuskan untuk tidur.


***

Aku terbangun. Hp ku berkelap kelip menandakan ada yang men-chat ku. Ketika ku buka ternyata benar ada yang menchat ku tapi, aku tidak tahu itu siapa sebab yang men chat ku tidak ada namanya atau bisa dibilang hanya nomor saja yang tertera disitu

08123xxxxx

Hai selamat malam
Maaf aku menghilang kemarin

Aku terkejut, siapa dia? Fikiran ku langsung melayang pada Dypta tapi aku berusaha untuk meyakinkan bahwa itu hanya teman ku yang ingin mem prank ku.

Em... Kau siapa ya?

Aku berharap itu benar-benar teman ku yang sedang gabut di kesunyian malam ini.

Aku? Kekasih mu

Deg! Saat itu juga bulu kuduk ku naik. Ya! Benar! Ini Dypta. Keringat dingin ku bercucuran. Aku melihat Kanaya yang tertidur pulas aku ingin sekali membangunkannya tapi setelah melihat raut wajah nya yang sedang menikmati tidur membuatku tidak tega membangunkannya.

Hati-hati di USA
Jangan dekat dengan pria lain!
Aku cemburu!
Aku masih mengawasi mu bahkan
sekarang aku ada di pesawat bersamamu
Sayangnya kau tidak menyadari kehadiranku.

Aku kaget! Yang benar saja Dypta ada disini? Aku langsung diri dan mencari dengan teliti batang hidung seorang Pradypta Stew. Sejauh mata memandang tidak ada yang aneh. Sampai aku melihat ke toilet ada seorang lelaki yang mengintip disitu dengan berpakaian serba putih dan kaki melayang ditambah muka pucat membuat bulu kuduk ku semakin merinding.

Aku kembali berusaha tertidur sampai ada yang berbisik

"Tidak usah takut padaku, jangan berusaha lari! Jangan mendekati satu pria pun atau pria itu akan ku teror sampai dia memutuskan untuk bunuh diri!"

bulu kudukku merinding. Aku takut sangat takut.

***

07.00 AM

ok, saat ini aku sudah menginjakkan kaki di bandara. Aku berusaha menutupi rasa takut ku. Setelah selesai mengurus semua, aku dan Kanaya pun menaiki mobil.

***

Sekarang aku sudah di kamar hotel. Aku melihat sekeliling kamar, elegan, itu kesan yang ku dapat dari kamar ini ya bagus lumayan.

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang