Ch-2 Nighty

37 21 19
                                    

Budidayakan vote~~~~

***

Sehabis Dypta mengatakan hal itu, pipiku memerah dan aku memukul pelan dypta dan dia tertawa menyebalkan dasar!.

***

    Malam ini, aku sedang memainkan macbook ku sebenarnya aku ingin melihat bintang tapi ini masih menunjukkan pukul 19.08 masih blum ada bintang di luar sana.

    Sebenarnya percuma melihat bintang karena sesungguhnya bintang yang ku lihat hanya satu atau dua ya maklum aku tinggal di perkotaan yang berpolusi, jadi jarang sekali aku bisa melihat taburan bintang yang indah.

    "Jalan yuk" kata suara yang ku kenali siapa lagi kalau bukan dypta.

    "Kemana?" jawabku.

    "Ke puncak, melihat bintang, ayolah besok kita pulang lagi"

    Aku membelakkan mata bagaimana dia tahu aku menunggu bintang padahal aku tidak bilang padanya bahwa aku ingin menunggu bintang?

    "Kita tidak menginap kan?jika menginap aku tidak mau se...."

    "Tidak"

    Aku pun hanya menurut dan mengganti baju di kamar mandi. Saat aku sudah rapih dia tidak ada lagi aku yakin dia sudah di bawah menungguku.

    Aku turun dan benar saja dia ada di bawah tepat di mobil.

    "Aku tidak lama kan?" kata ku

   "Tidak terlalu lama menurutku" Jawabnya.

    "Menurut orang lain?" tanya ku bercanda.

    "Tidak tahu ahahaha" katanya tertawa.

Aku memperhatikan jalanan yang sepi, kosong dan gelap. Aku memutuskan untuk mendengarkan musik tanpa sadar aku tertidur di kesunyian malam di dalam mobil bersama dia.

***

"Hei bangun"

    Suara itu membuat mataku terbuka perlahan. Aku baru sadar bahwa aku sudah sampai ke tempat tujuan.

    Aku melihat arjoli di tanganku. Sudah jam 20.00 ok aku tertidur cukup lama. Tapi, sekarang aku tidak peduli akan hal itu yang kupedulikan sekarang adalah dimana bintang?.

    Ketika aku keluar dari mobil. Waw! Bintang yang berkelap kelip menghiasi langit malam.

    Aku memandangi langit, mengadah keatas. Senyum tipis terlukis di bibirku. Aku mengingat semua tentang masa kecilku, dimana saat itu ayahku belum sesibuk sekarang begitu pula bundaku. Kami sangat sering menghabiskan waktu bersama, Bermain,Melihat bintang dan lain hal.

    Tanpa sadar air mata tumpah di pipiku.

    "Mengapa?mengapa menangis?" tanya seseorang dari belakang ku.

    "Aku mengingat kenangan bersama orang tuaku, aku rindu mereka, aku iri pada semua orang yang bisa bersama orang tua mereka, hiks.... Aku sedih hiks... Sangat" jawabku sambil menangis.

    Tiba-tiba dia memelukku, pelukan hangatnya membuat ku nyaman tapi tidak sanggup membuatku berhenti menangis. Aku menangis di pelukannya dan dia membelai rambutku dengan lembut.

    "Tidak hanya kau yang bernasib seperti itu, banyak orang yang juga seperti itu, aku juga seperti itu, dulu aku fikir orang tua ku tidak menyayangi ku tapi nyatanya salah mereka sangat menyayangi ku mereka bekerja demi aku, demi menuruti segala kemauan ku" katanya penuh kelembutan sambil tetap mengelus rambutku.

    "Sama dengan orang tua mu, mereka menyayangi mu tapi demi kebutuhanmu mereka banting tulang, jangan sekali kali kau marah pada mereka" lanjutnya.

    "Tapi aku membutuhkan cinta bukan harta" kataku, menatap bola matanya.

    "Mereka mencintaimu Let"

  "Tapi mengapa mereka lebih mementingkan pekerjaan daripada aku? Mengapa..." perkataanku dipotong olehnya

    "Kenapa?karna kau sudah dewasa kau sudah bisa ditinggal kau harus mandiri, Mereke bekerja demi mu" katanya.

    Aku terdiam cukup lama, benar juga perkataan Dypta mereka bekerja demi ku, aku sudah dewasa aku harus bisa mandiri bagaimanapun caranya.

    "Sudahlah, ayo ke villa" kata dypta sambil mengeluarkan tas.

    Aku hanya mengikutinya dari belakang. Jalan setapak yang terjal membuatku sedikit kesulitan dan merasa selalu ingin terjatuh, Tapi, untung nya dypta memegangi ku.

    Saat sampai di villa. Dypta merapihkan segala kebutuhan sementara aku berjalan" mengelilingi villa itu. Sampai akhirnya aku memutuskan membantu dypta.

***

    Saat ini, aku sedang duduk di hamparan rumput sambil melihat bintang dan ditemani oleh dypta.

    "Kau punya mantan?" tanyanya memecah keheningan di antara kita.

    "tidak" jawabku singkat.

    "Kau?"tanyaku balik padanya.

    "Tidak" jawabnya juga.

    Aku menghela nafas, aku menyukai dypta. Dia berhasil menerobos hatiku disaat aku melihat dia untuk yang pertama kali. Memang tidak masuk akal pertemuan kita. Dia pun selalu menyembunyikan kehidupan pribadinya, sebenernya aku curiga tapi aku sembunyikan itu darinya.

    "Dyp aku mengantuk, aku masuk terlebih dahulu ya, kau jangan tidur malam-malam" kataku berpamitan kepadanya.

    "Mengapa tidak tidur disini?" katanya sambil menepuk bahunya.

    "Ah tidak" jawabku malu.

    "Disini saja" katanya.

    Ah sudahlah aku lemah jika begini. Setelah aku fikir fikir lebih baik pula aku tertidur di bahu dypta daripada aku berjalan ke villa yang cukup jauh.

    Aku kembali duduk lalu menyenderkan kepalaku. Aku kembali melihat bintang sekarang yang kuingat bukanlah keluarga ku lagi melainkan kenangan ku dengan dypta. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika aku tidak bertemu dengannya.

    Karenanya aku mengerti cinta, mengerti kasih sayang segalanya. Aku mendapatkan perhatian dan kenyamanan yang sedari dulu aku impikan. Kini, aku tidak kesepian sepertinya.

    "Dyp jangan pergi, tetap disini bersama ku, jangan dekat dengan wanita lain aku.... Aku... Aku cemburu lalu jangan pergi aku tidak akan membiarkan mu pergi, i will never let you go please stay with me" kataku dengan lirih.

    "Ya, tidak akan Let" jawabnya sambil mengelus rambutku.

    Malam itu,malam itu akan menjadi sejarah di hidupku, akan menjadi lukisan yang akan ku lukis di dalam memory otakku, dimana di malam itu aku merasakan kebahagian,kasih sayang, kehangatan dan segalanya yang aku butuhkan dari dia, dia ya dia sesosok lelaki misterius bernama Pradypta Stew yang datang secara tiba-tiba membawa segala perhatian,cinta dan kehangatan untukku.

    Aku tidak akan membiarkan dia pergi :). Aku tidak akan melepaskan dia untuk alasan apapun.

    Aku, aku, aku Violeta Arsha Van Mosch memberitahukan bahwa detik ini aku mencintai Pradypta Stew tanpa terkecuali aku tidak akan membiarkan dia pergi, Aku menyanginya dengan seluruh jiwa raga ku sampai akhir hayatku.




TBC.

Gmn ceritanya hehe????
Dhlah yaaa see u next parttt

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang