BAB 1.

44 4 3
                                    

Hari ini, kelas XI Mipa 1 heboh lagi dengan kelakuan si cewek yang suka membuat onar. Jangan terkejut dengan keadaan seperti itu, disetiap sekolah juga pasti ada satu gerombolan yang suka buat onar dan cinta mem-bully kan? Begitu juga disini. entah bagaimana nantinya kelas itu, yang jelas namanya sudah tertulis dalam sejarah di sekolah favorit para siswa.

Namanya Salsha, lebih lengkapnya Salsha Putri Pertiwi. Jika di nilai dari sudut pandang nama, mungkin bisa dibilang dia adalah murid pintar dengan kelakuan baik, hormat pada guru dan ramah pada teman-temannya. Namun yang satu ini berbeda. Dia ditakuti oleh seluruh anak kelasnya baik yang perempuan maupun laki-laki. Salsha bahkan berani membully cowok jika ia tidak suka dengan sifat cowok itu.

Hari ini, Salsha melakukannya lagi. Pada cewek dan pada cowok. Dan di jam kosong ini dia sedang melakukan aksi dengan teman-temannya terhadap salah satu cowok dikelasnya.

" Deno!! Ngapain lo duduk disini? Sana pergi! Jangan pernah belajar disini!"

" Ini kan kelasku Sa. Kenapa gak boleh sih?"

" Gue benci sama lo, gue gak suka ngeliat lo tu disini! Kalo mau belajar, tu seret meja lo di depan pintu luar sana" Salsha menendang kursi yang diduduki cowok itu sambil menumpahkan minuman yang ia pegang ke celana cowok itu. hanya itu jalan untuk bisa membuatnya keluar dengan hati terpaksa.

Dia Deno Jamie Megantara. Sifatnya lembut dengan postur tubuh lebih tinggi sejengkal dari Salsha. Salsha sangat membenci Deno dari kelas X. Awal mulanya karena Deno merebut status Salsha dari peringkat satu yang sangat dicintai Salsha sejak kelas 6 SD. Karena itu, dia selalu marah ketika melihat Deno belajar apalagi sekarang dia sekelas lagi dengan cowok itu.

Dengan terpaksa, Deno keluar dan pergi ke toilet untuk membersihkan celananya. Didalam kelas, tawa para cewek itu bisa didengar dengan keras. Walaupun mungkin tidak terdengar sampai ruang guru.

" Salsha, kamu apa-apain sih kayak gitu sama Deno?! Gak ada sopannya ke orang.' Salah satu cewek datang menghentikan gelak tawa mereka.

" Kenapa lo peduli?" jawab Salsha dengan tawa sinisnya.

Namanya Dea. Dia wakil ketua kelas di kelas XI Mipa1, setiap Salsha buat onar, pasti Dea ikut didalamnya karena ia bertanggungjawab terhadap kelasnya. Dea tidak menyukai Salsha. Sekarang mereka bersaing memperebutkan peringkat 2 karena peringkat satu dipegang Deno.

"Lo gak bisa seperti itu Sa, Deno baik pada lo.' Jawab Benny menyambung perkataan Salsha pada Dea. Benny adalah teman akrab Deno. Ada yang lainnya sih dikelas itu namun yang sering bicara kalo Deno bermasalah dengan Salsha pasti benny

" Lo selalu saja bicara Ben, terserah gue lah mau ngapain." Jawab Salsha pendek dan langsung pergi keluar. " Mau kemana Sa?' tanya vivi pada Salsha sembari menyamakan langkahnya dengan Salsha. " Toilet!" jawabnya pendek. Bisa ditebak apa yang akan dilakukan Salsha setelah itu. dia tidak ke toilet wanita melainkan melenceng ke toilet pria. Diambilnya satu ember yang tidak terlalu besar yang berisi air setengahnya. " Ngak apa-apa ni Salsha?" tanya Yuna sambil menatap Salsha. Salsha tidak merespon, didorongnya kursi kedepan pintu wc dan tumpah. Air yang sedikit itu mengalir ke daerah yang lebih rendah di toilet itu.

" Rasain lo! Gak usah keluar dari toilet sekalian!" Salsha pergi meninggalkan toilet itu, serentak dengan bunyi bell untuk pulang. Semua keluar dan pulang kerumah massing-masing. Dari dalam toilet, terdengar suara hembusan nafas cowok yang merasa kelelahan. Dibukanya pintu wc, dan ia mendapati sebuah handuk terletak di atas kursi depan pintu.

"Lebih baik disiram air daripada alkohol."

Deno selalu mengumpat seperti itu dalam hatinya. Entah apa maksudnya yang jelas dia lebih suka di seperti itukan daripada disiram alkohol. Tau maksudnya gak?

After School, When I Fall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang