Bagian 3

3 0 0
                                    

* * * * * * * * *

Jalanan depan Gudang itu kembali sepi, deru suara motor sudah menghilang beberapa menit yang lalu. Tempat yang ramai akan perkelahian tadi sudah menjadi jalan lengang yang hanya ditempuh oleh angin senja. Hanya ada dua orang disana, Deno dan Salsha.

Srekk....

Deno yangmenghampiri Salsha masih diam dan tidak bicara sedikitpun. Jaket yang tadinya di pegang oleh Salsha kini sudah beralih ketangan Deno dan mulai memakainya kembali. Sementara Hpnya dimasukkan kedalam saku celana kirinya. Kalung hitam yang bergantung di lehernya sekarang sudah ditutupi oleh Sweeter itu.





.....




" Maaf...." Kata Deno memecah keheningan diantara mereka.

" Ha..?" Balas Salsha yang masih termenung mengingat kejadian tadi.

" Maaf.... karena merepotkanmu. Mari pulang" Kata Deno lagi pada Salsha. Sifatnya sudah kembali seperti semula. Dia yang tadinya sangat Ganas sekarang sudah menjadi lembut lagi,sudah menjadi Deno yang cupu itu lagi. Tak disangka, perkataan Deno barusan telah membuat Salsha meneteskan air mata.

" Kenapa nangis Sa..?" Tanya Deno khawatir pada Salsha. Deno tidak tahu alasan Salsha menangis, begitu juga dengan diri Salsha sendiri. Dia tidak mengerti mengapa dia menangis saat itu. entah karena ketakutan, kekhawatiran atau kekecewaan terhadap sikap cowok didepannya yang tadi terlihat sangat kasar, dia tidak tahu.

" Da..sar.. Cupu!!..." Katanya Terisak-isak pada Deno yang berdiri di depannya. Deno tidak bisa menghibunya saat ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya pada cewek didepannya. Dia juga paham bahwasannya Salsha pasti sangat terkejut dan membencinya karena sikapnya tadi pada Reza. Sekarang, cowok itu hanya menunggu Salsha mengelus-elus matanya yang berair dan merah lalu menatap Salsha dengan tatapan bersalah.

Tak disangka, Salsha yang tadinya sudah berhenti menangis malah menendang kaki Deno tepatnya pada tulang keringnya dengan sangat kuat. Cowok yang tadinya diam sekarang menjerit kesakitan karena Salsha. Dia tidak bisa berhenti teriak karena kesakitan.

PRAKKK

" Kenapa menendangku?!" Teriak Deno pada Salsha sambil melompat-lompat kesakitan. " aaaa sakittttt!!" Teriak Deno lagi.

Sebuah tangan tiba-tiba saja berada diatas kepala Deno.

Dum

tangan itu mengelus lembut kepalanya dan membuat rambut Deno turun menutupi dahinya yang memar.

" Turunkan rambut Lo, dengan begitu Lo kelihatan seperti Deno lagi" Katanya pada Deno yang masih menunduk. Setelah tangan itu bergeser menjauh dari kepalanya, sekarang Deno mengangkat wajahnya menatap Salsha yang dari tadi melihatnya.

" Harus ya.... lo menjerit kesakitan begitu?, dari tadi lo kena pukul ngak ada tuh terdengar suara jeritan kesakitan..?!" Tanya Salsha pada Deno dengan juteknya. Deno hanya diam melihat Salsha bicara sambil mengacak acak rambutnya agar menutupi luka dan memar dibagian dahinya itu.

" Kamu ngak marah?" Tanya Deno pada Salsha yang sudah berhenti bicara.

" Marah kenapa?" Tanya Salsha yang masih jutek.

" ya... masalah yang tadi. Ngak marah?" Jawab Deno dan bertanya Lagi. Setelah lama berfikir, akhirnya Salsha menjawab pertanyaan cowok di depannya.

" Ngak.. kenapa harus marah? Kan itu masalah lo dengan dia. Lagipula tubuh gue ngak terluka gara-gara lo berantem. Kenapa harus marah?!!" Jawab Salsha akhirnya yang membuat Deno tersenyum lebar dan melepaskan seluruh emosi nafasnya.

" Haaaahhhhh..... Aku lega mendengarnya." Balas Deno pada Salsha sambil tertawa lega. " Tapi jangan bilang ke siapapun kalau aku berantem ya... aku sudah merahasiakannya 4 tahuun belakangan." Katanya lagi pada Salsha.

" iya!! " Jawab Salsha. " Sebenarnya Lo itu siapa?" tanya Salsha yang masih meragukan sikap Deno.
" Lo memang anak berandalan? Atau hanya image belaka saja ?" Tanya dia lagi..

Deno yang mendegar pertanyaan itu terdiam dan tidak menjawab pertanyaan cewek itu. terlalu berat baginya membuka rahasia pada orang yang sama-sekali tidak ia percaya. Bahkan masalah yang sekarangpun masih ia ragukan bahwa Salsha akan menyimpan rahasia itu. tapi ia hanya pasrah saja karena separoh rahasianya sudah terbongkar..

Deno sudah merahasiakan sifat buruknya sejak ia kelas 1 SMP. Deno Memang suka berkelahi dan mungkin itu sudah menjadi Hobinya sejak kecil. Namun karena suatu masalah yang terjadi padanya sewaktu SD, Akhirnya ia berusaha menutupi sifat buruknya itu ketika Ia memasuki dunia SMP. Dia mulai bertekat saat itu, tidak akan membuat namanya tertulis dalam buku kasus sekolah. Bahkan bisa dibilang seluruh warga sekolah tidak mengetahui masalahnya. Jika Dia mendapat masalah, atau berantem, itu akan dilakukannya dan diselesaikannya di luar area sekolah dan area rumahnya. Dan itulah yang dilakukannya sampai sekarang.

Pada awal masuk SMA, Deno lah yang membuat perkumpulan laki-laki yang dia beri nama JUFU, diserap dari bahasa Cina KUNGFU, yang identik dengan perkelahian dan bela diri. Intinya Geng JUFU dianggotai oleh laki-laki yang hobi berkelahi dan ahli dalam bela diri. Kegiatan itu juga tidak diketahui oleh warga sekolahnya. Palingan yang mengetahui hal itu hanyalah anggota Geng JUFU yang juga sekolah disana. Deno dan teman-temannya memiliki keahlian menutupi atau merahasiakan atau bahasa lainnya berakting( pura-pura) mengenai sifatnya. Buktinya di sekolah Deno dikenal sebagai anak yang Cupu dan ramah pada semua orang, sedangkan jika dia diluar, dia dan kelompoknya adalah orang yang sangat di takuti dan disegani.


......


.......

.... 



Maaf jika kalimatnya terlalu kaku ya...

Hanya terlalu mengkhayal membuat ceritanya

Heehhhe

After School, When I Fall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang