" Kirimkan surat pada Geng Cendawa!!" Perintah Deno pada Benny.
" Kenapa gitu Deno?" tanya Iwan pada Deno yang saat itu berada di belakang Benny.
" Gue....,mau Balas Dendam!" Jawabnya dengan tatapan tajam dan pergi meninggalkan ruang UKS tersebut. Dibelakang,Iwan menatap Khairil dan Benny yang sedang tersenyum lega. Inilah yang mereka tunggu-tunggu. Sudah banyak kesabaran yang telah mereka habiskan untuk masalah yang satu ini. Sekarang waktunya unttuk membalas perbuatan Geng Cendawa.
" MARI BERPERANG......!!!!".
* * * * * * * * * *
Suara deru sebuah motor terdengar keras dari dalam sebuah gudang besar yang kosong. Seseorang baru saja mematikan mesin motornya dan berjalan masuk kedalam gudang tersebut. Gudang itu sepi dan berdebu, sepertinya sudah lama tidak dipakai oleh pemiliknnya, gudang itu juga tidak dikunci. Dari dalam, terlihat seseorang sedang berdiri membelakangi pintu masuk gudang itu.
" Mana anak cupu yang sok berani itu?" Katanya pada seseorang di depannya. ternyata itu adalah Reza yang datang bersama motornya.
" Haah, beraninya menentang Gue! Toh juga dia ngak datang." Katanya lagi sambil tersenyum bahagia.
" Benarkah?" jawab orang di depannya sambil memutar badan menghadap Reza yang sedang berdiri dengan kedua tangannya di pinggang. Orang itu belum pernah di lihat Reza sebelumnya, dia tinggi, rambutnya di sapu ke belakang, dan memakai jaket blak-blakan seperti seorang preman.
" Ngak lihat luka di bibir Gue?" Kata orang itu lagi sambil berjalan kearah Reza. Setelah lama di tatapnya barulah Reza ingat bahwa orang itu adalah cowok yang ia pukul di tepi sungai ketika dia bersama Salsha.
Belum sempat bicara lagi, sebuah pukulan mendarat di kepala Reza yang membuat Reza jatuh ke lantai gudang. Pukulan itu datang berkali-kali. Tidak ada celah untuk bisa melawan, membela diri atau melarikan diri bagi Reza. Cowok itu terus-terusan menyarang tanpa memberi ruang sedikitpun pada Reza.
" Gue ngak terima lo buat Salsha nangis!!!" teriaknya sambil menarik krah baju Reza dan mendorongnya kearah dinding gudang itu. Namun Reza dapat terlepas dari tangan cowok tersebut dan beralih membalas serangan terhadapnya tadi. Sekarang terjadi perkelahian satu lawan satu di dalam Gudang tersebut.
" Gue ngak bakalan mengampuni lo! Ingat itu baik-baik"
" Kenapa lo yang sibuk ngurusin masalah orang?" Jawab Reza pada cowok didepannya.
" BERISIKK!!!! Jawab cowok itu lagi dan kembali meenyerang Reza yang sudah mulai kewalahan. Tetapi serangan itu tidak berhasil mencapai Reza karena Reza sudah lari duluan keluar gudang. Serangan cowok itu terhenti dan ia tidak mengejar Reza keluar gudang. Dari belakang gudang,muncul beberapa orang.
" Kenapa ngak dikejar Deno?" Tanya salah satu dari mereka
" Aku rasa dia memanggil Gengnya sekarang." Jawab cowok itu dengan nafas terengah-engah sambil menyeka bibirnya yang kembali berdarah. Dan beralih tersenyum pada teman-temannya. " Karena itu Aku butuh kalian disini" dan dibalas dengan tawa teman-temannya.
"Dia terluka gara-gara Gue dan Gue belum sempat minta maaf ke dia" .
Kata-kata itu terpikir terus oleh Salsha. Memang setelah membawa Deno ke ruang UKS, Salsha tidak menyatakan permintaan maaf pada Deno tentang permasalah di sungai tadi siang. Pikiran itu terus menghantui kepala Salsha sampai-sampai dia tidak tenang dirumahnya sendiri. Setelah berfikir lama, dia akhirnya membuat keputusan untuk menemui Deno dan minta maaf.
" Mau kemana kak?' Tanya Adiknya Salsha yang baru masuk ke rumah
" Mau keluar bentar.." Jawab Salsha dan bergegas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After School, When I Fall.
Teen FictionAku tidak punya deskripsi apa-apa. Dia adalah dia, dan aku adalah aku. Kalimat itu selalu muncul dan terngiang dari waktu ke waktu, sampai akhirnya rasa menyerah itu datang. Kenapa harus suka dengan dia? Dia yang tak memandangmu sebagai gadis? Dia...