* * * * * * * * *
Sekolah sedang melakukan perlombaan Basket tingkat kelas. Walau hanya tingkatan kelas, namun peraih juara nantinya akan diikut sertakan dalam perlombaan antar sekolah. Sekarang ini lapangan Basket serta daerah sekitarnya sudah diramaikan oleh para siswa yang ingin melihat pertandingan. Namun masih ada beberapa kelas yang siswanya belum di bolehkan keluar karena harus mengambil absensi dahulu.
" Hadir buk..." terdengar seorang guru sedang mengabsen siswa kelas XI MIPA1 dan di jawab hadir oleh siswanya.
" Deno Jamie..?" Panggil Bu Husna selaku wali kelasnya. Setelah dipanggil, Deno tidak menjawab.
" Deno..? " Panggil Bu Husna lagi.
" Tidak hadir buk.." Jawab Iwan dari sudut kanan belakang.
" Apa ada keterangannya?" Tanya Bu Husna pada Iwan yang sedang memperhatikannya. Iwan menggeleng tidak tau.
" Dia sakit Bu, tadi saya ke rumahnya." Balas Dea
" Ooh ya udah, semoga Deno cepat sembuh ya.." Kata Bu Husna dan kembali duduk di kursinya dan mengapsen yang lainnya. Setelah selesai mengapsen, Bu Husna pergi keluar dan semua orang bergegas ke lapangan Basket yang sudah mulai penuh. Padahal pertandingan akan dilaksanakan 30 menit lagi.
" Sa..!, Kenapa bengong gitu?' Seseorang baru saja mengejutkan Salsha yang tengah duduk di kursi kantin. Ternyata itu adalah Yuna dan Vivi yang sudah selesai belanja.
" Ngak jadi beli donatnya?" Tanya Vivi pada Salsha yang sudah mulai berdiri.
" Ngak, mayonisnya ngak ada." Jawab Salsha pada kedua temannya.
" Ya udah, sekarang ke lapangan Basket yuk." Ajak Yuna pada Salsha dan mereka pergi meninggalkan kantin. Lapangan sudah ramai dan heboh, sebentar lagi pertandingan akan segera dimulai. Babak pertama akan di mainkan oleh kelas XII melawan kelas XII dan di lanjutkan dengan kelas XI melawan kelas XI dan kelas X melawan kelas X.. Suara teriakan para siSwi terdengar kuat dari luar lapangan.
Pertandingan sudah berjalan sebanyak 5 babak permainan. Sekarang giliran kelasnya Salsha yang akan bertanding dengan anak kelas XI IPS2. Kelas tersebut sudah terkenal dengan keahlian Basketnya, jadi tidak di ragukan lagi kalau nantinya akan bertambah banyak sorakan dari penonton di luar lapangan Basket.
" Sa.. Kenapa lo ngak teriak sih? Semangatin dong kelas kita. WOOOO...!!" Teriak Vivi sambil mengajak Salsha yang diam disampingnya untuk ikut bersorak bersama anak kelas lainnya.
" Mereka tidak lengkap..." Jawab Salsha lemah, dia masih memandang sekelilingnya dan memperhatikan para pemain masuk ke area lapangan.
" Woii! Itu Benny...!!!!!" Teriak para cewek yang berada di sana. Benny keluar dengan gaya kerennya sebagai pemimpin anggota tim Basket XI MIPA1 dan berjalan di depan teman-temannya yang lain. " Kak Benny.!!!" Dia sudah sangat dikenal oleh warga sekolahnya sebagai junior sekaligus Senior yang sangat ahli Basket.
" Dea..!!! Terdengar teriakan salah seorang cewek yang berada tidak jauh dari lapangan. Mata Benny tiba-tiba tertuju pada sosok yang berada disamping cewek yang berteriak itu. terlihat Dea yang terkejut mendengar namanya di panggil dengan keras ya tuhan...kenapa harus diteriakkan segala sih? Kata Benny dalam hatinya dan kembali fokus pada pertandingan yang sekarang akan dihadapinya tanpa Deno. Peluit tanda mulai di tiupkan.
Priiiiiiiiiiit
Salsha berjalan mendampingi Yuna dan juga Vivi menuju para siswi yang tengah menyoraki Benny saat bermain di dalam lapangan Basket. Tak lama setelah itu, semua suara teriakan lenyap tanpa kabar. Semua mata tertuju pada Yuna yang yang berdiri di depan junior-junior kelas.
" Para Junior siswi yang tercinta, jika Gue mendengar suara lagi... lo semua akan Gue hukum bersihin seluruh area sekolah!! Paham?? Dan juga, Benny hanya boleh di semangati oleh kami siswa kelas XI MIPA1!!!" Kata Yuna dengan sombongnya kepada siswi yang tengah menonton pertandingan.
" Ben!!, liat tu Tameng kita udah mulai bekerja." Kata Iwan pada Benny sambil menunjuk ke arah tiga cewek itu.
" Siapa? Yuna?" Tanya Benny pada Iwan.
" Siapa lagi? mereka kan cewek paling di takutin di sekolah..." Jawab Iwan sambil tertawa pada Benny yang tengah mengambil bola.
" Hahaha, iya. Singa garang kata adek kelas." Jawab Benny yang tengah melemparkan bolanya pada Iwan
Pertandingan berlanjut hingga sore, pertandingan usai menjelang pukul 16.00 WIB. Walaupun sudah diketahui siapa pemenangnya Pertandingan ini dimenangkan oleh Tim Basket Alpha dari kelas XII IPS 2. Sedangkan juara 2 diraih oleh XI MIPA1 dan juara ketiga didapatkan oleh XI IPS., namun pengumuman para peraih juara akan dilaksanakan besok pagi.
Setelah bubar, sekarang waktunya para anggota OSIS yang membereskan lapangan, dibantu oleh beberapa orang cowok dari beberapa kelas. Selebihnya berhamburan keluar gerbang untuk pulang. Sambil berjalan pulang, terdengar suara para siswa yang tengah menceritakan pandangannya tentang pertandingan tadi . ada yang bilang Seru, Menyenangkan, Bosan, Panas... dan banyak hal lainnya. Termasuk Singa garang yang kini tengah membeli makanan di Minimarket.
" Wihhh, seru juga ya pertandingan tadi.." Kata Vivi sambil membuka mesin pendingin untuk mengambil minuman.
" Seru apanya? Semuanya ribut melulu! Ngak dapat suasana menegangkannya" Jawab Salsha yang tengah mengambil Roti isi dirak bagian belakang.
" Lo semua lihat ngak? Bagaimana ekspresi para siswi ketika Gue angkat bicara tadi?" Tanya Yuna dengan raut wajah bangga pada kedua temannya. dengan serentak mereka menjawab
" PUCATT!! Hahahahaha....." sorak mereka bertiga yang membuat penjaga kasir menatap mereka.
" Hei.. udah-udah!! nanti pemilik toko marah" Kata Vivi yang berusaha menghentikan gelak tawa Salsha dan Yuna.
" Beli roti isi Mayonais lagi Sa? Tanya Yuna pada Salsha sambil menatap Roti yang sedang dipegang temannya itu.
" Iya.. Gue suka banget Roti ini.. mau coba?" Jawab Salsha pada Yuna sambil menyodorkannya kepada Yuna.
" Ngak! Lanjut aja." Jawab Yuna dan beralih menatap ke depan. " Eh.. itu bukannya Dea ya?" Kata Yuna pada Vivi sambil menunjuk ke depan
" Kayaknya ia deh.. eh tunggu!" Pinta Vivi pada Yuna sambil memegang tangannya Yuna dan mengentikan langkahnya.
" Cowok yang di sampingnya itu..... DENO!!????"
Cowok bertubuh tinggi semampai itu adalah Deno. wajahnya sedikit tertutup oleh topi hitam yang dipakainya sekarang. Seluruh tubuhnya tertutup oleh jaket hitam yang lehernya menyentuh dagu. Dengan berpakaian seperti itu, terlihat jelas warna kulitnya yang putih bersih, dan sekarang bibirnya bergerak bicara pada penjaga Kasir yang tengah menghitung belanjaannya.
" OMG.... Itu Deno kayak orang Korea aja.." Kata Yuna pada Vivi dan membuat Salsha yang berada disampingnya beralih menatap ke depan. Tiga pasang mata itu tidak bisa beralih dari apa yang dilihatnya sekarang. Bola matanya menyatakan kekaguman dan rasa heran serta ketidakpercayaan tentang apa yang sedang di lihatnya saat ini.
Mata itu beralih menatap gadis yang berada disampingnya. Dan bergerak menatap tiga orang cewek yang berada tidak jauh dari mereka. Tidak ada kata sapaan apapun, hanya menatap lalu kembali melihat pak kasir yang sudah selesai menghitung.
" Berapa semuanya pak?" Tanya Deno pada pak Kasir.
" Rp 35.000 nak." Jawab pak kasir pada Deno dan Deno mengeluarkan uang dari saku celananya.
" Sekalian belanjaan teman saya.." Kata Deno lagi sambil menyerahkan uang Rp 50.000 pada pak kasir.
" Ehh.. kok dibayarin? Aku sendiri aja." Kata Dea kembali sembari mengambil uang didalam tasnya.
" Udah!! Biar aku yang traktir!. Yuk pulang!" Kata Deno lagi pada Dea dan pergi keluar sembari melirik tiga cewek yang tak jauh dari sampingnya. Dia sedikit tersenyum, sesaat melihat tingkah seorang cewek yang tanpa sadar tengah memanggil seseorang.. " Ega.......?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After School, When I Fall.
Teen FictionAku tidak punya deskripsi apa-apa. Dia adalah dia, dan aku adalah aku. Kalimat itu selalu muncul dan terngiang dari waktu ke waktu, sampai akhirnya rasa menyerah itu datang. Kenapa harus suka dengan dia? Dia yang tak memandangmu sebagai gadis? Dia...