Jujur aku tidak pernah mengatakan dan selalu merahasiakan apapun pada orang lain. tapi aku selalu yakin, rahasia yang aku simpan suatu saat akan terbuka dengan sendirinya tanpa aku ketahui.
" Iril sini!! Lo lihat di dekat sungai itu, bukannya itu Deno?" Tanya Benny yang sekarang berada tidak jauh dari sungai itu. Tanpa mereka sadari, sudah banyak orang yang melihat kejadian itu salah-satunya Bang Azmi dan teman-temannya. Mereka sekarang melihat Deno, Salsha dan beberapa orang yang tidak mereka kenal sedang ribut di dekat sungai itu.
" Ada apa itu?" tanya Bang Azmi pada Benny yang tengah memperhatikan mereka.
" Kayaknya berantem Bang..." Jawab Benny dan kemudian beralih bertanya pada Khairil " lo tau siapa orang itu Ril ?"
Khairil memperhatikan dengan seksama wajah tiga orang cowok yang berada di dekat Deno dan Salsha. Awalnya Khairil mengatakan bahwa ia tidak tau, namun ketika ia kembali melihat, kakinya bergetar karena terkejut seakan Telah terjadi sesuatu yang menakutkan. Benny dan Bang Azmi beserta teman-temannya yang memperhatikan Khairil merasa khawatir dengannya.
" Kenapa Ril ?" tanya Benny lagi. Dengan gugup, Khairil menjawab pertanyaan temannya.
" itu....dia... dia adalah ketua dari anak Geng motor Cendawa!" Jawab Khairil sambil berteriak. Benny terkejut mendengar pernyataan temannya itu. Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dari beberapa orang yang berada di sekitar sana yang juga sempat melihat Deno dan beberapa orang lainnya di tepi sungai itu
" Deno dipukul woi...!!!" teriak beberapa orang.
Khairil dan Benny beralih menatap mereka yang berada di tepi sungai, disusul dengan datangnya Iwan dari gedung sekolah. Dari jauh, terlihat tiga orang cowok berlari pergi meninggalkan tempat tersebut karena di kejar oleh Bang Azmi dan temannya. Sementara disisi lain terlihat Salsha yang menarik Deno yang masih berdiri menatap anak geng cendawa itu pergi, dan membawa Deno ke Sekolah.
" Ben!!! Ayo ikuti Deno" ajak Iwan sambil menarik tangan Benny pergi meninggalkan tepi sungai itu, para siswa yang berada di sana juga sudah mulai bubar dan sungai itu kembali sepi seperti sebelumnya.
Di ruang UKS, terlihat Salsha yang tengah sibuk bicara dengan perawat yang berada di dalam bersamanya. Sesekali Salsha pergi ke sebalik tirai tempat siswa istirahat jika dia lagi sakit. Dan disana sekarang ada Deno yang tengah menghapus darah dari bibirnya yang terluka sambil duduk diatas tempat tidur pasien. Sesekali ditatapnya Salsha yang datang melihatnya sebentar lalu pergi lagi.
" Ibu obati dulu lukamu ya. Ini akan sakit sedikit" Perawat yang tadi berada di depan kini sudah beralih ke belakang, ke tempat Deno sekarang duduk. Perawat itu sedang mengobati lukanya Deno, dibelakangnya telah berdiri Salsha yang tengah memperhatikan perawat itu mengoleskan obat merah ke bibir Deno yang terluka.
" Itu ngak apa-apa kan Buk?" Tanya Salsha sepintas pada perawat itu sambil memegang erat kedua tangannya tanda khawatir.
" Ngak ah.. Cuma luka sedikit." Jawab perawat itu. " Jangan diseriuskan, kayak pacaran aja...." Kata perawat itu lagi dan pergi meninggalkan ruang UKS sebentar.
" ehehehe.. makasih Buk.." Jawab Salsha sambil mengantar perawat itu keluar, dan kembali ke dalam untuk melihat Deno.
" Kamu jangan berjalan mulu bisa ngak sih.. dari tadi bolak-balik aja" Kata Deno pada Salsha ketika Salsha kembali ke tempat Deno duduk. Ia tatap wajah Deno lama dan beralih menatap luka yang ada pada wajah Deno lalu menghembuskan nafasnya kuat.
" Aku tidak apa-apa," Kata Deno lagi pada Salsha.
" Gue... Gue hanya...." Dia tidak bisa bicara pada Deno sekarang, dia sangat gugup. Rasa bersalah yang timbul di dalam diri Salsha kian bertambah. Dan hanya kata " Maaf...." yang terucap di bibir cewek itu. selang beberapa waktu, terdengar pintu ruang UKS terbuka, dan masuk dua orang cewek yang ternyata dua orang itu adalah Vivi dan Yuna, sahabat Salsha yang sungguh sangat mengkhawatirkan Salsha.
" Sa..... lo ngak apa-apa kan?, Lo di apain lagi ama tu anak?" Tanya Yuna pada Salsha sambil memegang bahu Salsha dengan kuat.
Salsha yang waktu itu berdiri, tidak menjawab apapun dan berusaha untuk duduk. Deno yang tadinya duduk disamping Salsha sekarang beralih untuk berdiri dan pergi meninggalkan Ruang UKS dan menghampiri Benny yang waktu itu berdiri di depan pintu bersama Iwan dan Khairil.
" Ngak apa-apa Deno?" tanya Iwan pada Deno yang sekarang sudah berdiri di depan mereka.
" Ha? Oh...hanya luka sedikit" Jawab Deno pada temannya itu. " Pasti banyak yang liat tadi kan? Pas di sungai..." Kata Deno lagi sambil tersenyum sinis pada temannya. Mereka juga sudah mengerti, kalau Deno seperti itu tandanya dia lagi kesal..
" Emang kenapa bisa berantem kayak gitu?" Tanya Benny pada Deno yang ingin menyandarkan tubuhnya pada dinding ruang UKS.
" Siapa yang berantem? Aku hanya melindungi Salsha dari mereka. Dia sudah keterlaluan!!" Jawab Deno lagi pada teman-temannya. Namun ketika melihat Benny, Iwan dan Khairil, Deno sedikit bingung dengan mereka. Tatapan temannya beralih kosong ketika ia berkata seperti itu pada Benny tadi.
" Ada apa?" Deno beralih tanya pada temannya itu.
" Ada yang kalian tutupi?" Tanya Deno seolah mencurigai temannya.
" Lo harus tenang ya No, Gue akan beritahukan pada lo apa yang kami bertiga ketahui sekarang." Jawab Benny pada cowok didepannya yang makin membuat cowok itu penasaran.
" Dia adalah ketua Geng Cendawa.." kata Benny pada Deno.
Spontan, mendengar jawaban itu membuat mata Deno terbelalak. Tak disangka orang yang di depannya tadi adalah Anak Cendawa yang sudah beberapa kali mencari keributan dengan Deno dan teman-temannya. Namun itu sudah berlalu pikir Deno, apalagi yang akan di perbuatnya.
" Benarkah? Kalo aku tau lebih dulu, pasti bisa sekalian menghajarnya, hehe" Jawab Deno bercanda pada Benny, Iwan, dan Khairil. Lalu kembali membuka pinntu ruang UKS untuk melihat keadaan Salsha.
Baru separoh pintu terbuka, terdengar suara isak tangis seorang cewek dari dalam ruang UKS tersebut. Tangan Deno terhenti bergerak untuk membuka pintu itu, di dengarnya apa yang dibicarakan orang didalam sana "Aku tidak kuat dengan semua ini..." Kalimat itulah yang terdengar oleh Deno dari luar ruang UKS, dia tidak snaggup lagi mendengar secara diam-diam. Akhirnya pintu UKS terbuka lebar. Terlihat Salsha tengah berada dalam dekapan Vivi dan Yuna yang tengah mengelus kepala Salsha, mata mereka beralih menatap cowok yang berdiri terpaku di depan pintu UKS, Deno hanya diam menatap ketiga Gadis itu, tak lama kemudian Deno kembali menutup pintu UKS dan berjalan ke arah Benny.
" Kirimkan surat pada Geng Cendawa!!" Perintah Deno pada Benny.
" Kenapa gitu Deno?" tanya Iwan pada Deno yang saat itu berada di belakang Benny.
"Gue....,mau Balas Dendam!"
Terima kasih telah membaca,tunggu kelanjutannya ya,sangat berterima kasih jika seandainya anda memberi vote padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
After School, When I Fall.
Teen FictionAku tidak punya deskripsi apa-apa. Dia adalah dia, dan aku adalah aku. Kalimat itu selalu muncul dan terngiang dari waktu ke waktu, sampai akhirnya rasa menyerah itu datang. Kenapa harus suka dengan dia? Dia yang tak memandangmu sebagai gadis? Dia...