38. Momentum [R]

12 2 3
                                    

"Kamu itu pemalas banget sih Rez, mana bisa jago kalo malas begitu."

Aku menghindari serangan api itu untuk kesekian kalinya. Berapa banyak energi yang dimiliki oleh Lastri sih untuk bisa memakai ini hingga berpuluh-puluh kali? Sudah 20 menit bertarung dan belum ada pencapaian signifikan bagiku. Tubuhku memasuki ambang batas.

Apakah aku bisa menang? Melawan Lastri sangat menguras tenagaku, dan aku yakin masih ada beberapa musuh yang berkeliaran.

"Lelah?" Sindiran keluar dari mulut Lastri. Aku menatap tajam dengan pisau siap menebas. Segera aku memanggil persona keduaku.

"King Frost!"

"Akan ku bakar makhluk itu. Titanomachinia!"

"Bufudyne!"

Es dan api beradu, tapi jelas aku akan kalah jika tidak melakukan sesuatu. Dengan memaksakan diri, aku memutuskan untuk memanggil dua persona bersamaan.

"Arsene! Tarukaja!"

Sebuah energi penguat menyelimutiku, membuat seranganku mampu beradu dengan api milik Asterius. Tapi, tenagaku tidak bisa beradu lebih lama lagi. Perlengkapan obat medisku juga habis bertarung selama dua puluh menit ini.

Aku memutuskan untuk menghindari api itu, karena jelas tidak mungkin menahan gelombang itu. Seperti biasa, aku nyaris kena api itu.

"Sudah lelah, Reza?" Suara itu gelap, seakan Asterius berbicara kepadaku melalui tubuh Lastri. Bagaimana Lastri bisa seperti ini?

"Apa mungkin dia dan Asterius menyatukan diri mereka, ho?"

"Bagaimana bisa?"

Aku menghindari pukulan keras Asterius.

"Full Sync, mereka melakukan itu."

"Hee, tapi apa Lastri sengaja ya, ho?"

Aku menghindari pukulan lain, Asterius memanggil apinya.

"Mungkin tidak, King Frost, mungkin jadi Lastri dihasut dengan kedengkiannya, memungkinkan Asterius mengendalikannya. Tapi, kemungkinan sengaja juga sangat tinggi."

"Ho, menipu pemilik maksudnya?"

"Ya. Ada beberapa persona seperti itu. Semisal, Loki."

"Hei! Bagaimana cara menghentikan Full apalah itu."

"Full Sync. Kamu harus menyadarkan Lastri."

Aku berhasil menghindari api itu.

"Bagaimana caranya?"

"Buat dia tidak sadar, atau kamu harus melakukan penyegelan."

"Panik?"

"Tidak bisa. Harus pakai segel, atau serang tepat di kepalanya dengan pukulan keras."

"Oh. Aku ada ide."

Aku menghindari gelombang susulan. Lastri terkekeh.

"Masih kuat juga ternyata," komentarnya. Aku mengatur sirkulasi nafasku, seraya menatap ke arah mata merah Lastri. Senyuman sinis keluar di mulutku.

"Aku menolak untuk kalah," komentarku tajam. Aku membalas senyuman sinis itu dengan senyumanku sendiri, "apalagi jika ayah, ibu, dan kakakku belum mengakui pencapaianku!"

"Maafkan aku, Lastri," bisikku seraya bersiap. Aku segera maju ke arah Lastri. Tinjuan Asterius menghadangku, dan dengan presisi tinggi, aku menghindari tinjuan itu, mengejutkan Lastri dan Asterius.

"Bufudyne!"

King Frost memahami perintahku dan keluar dengan hujan es ke arah Asterius kala aku masih menghindar. Serangan itu melukai Asterius dan aku segera memanfaatkan momentum itu.

"Arsene! Gigantic Fist!"

Sayangnya, Lastri dapat menghindari serangan Arsene. Aku sudah berada di batas. Tubuhku mulai terasa nyeri di berbagai sisi. Ayolah. Sedikit saja.

Kala aku mencoba meyakinkan tubuhku, tinjuan keras Asterius mengenai tubuhku, menghempaskanku ke rumah terdekat. Batas area tempur juga hanya beberapa senti dari posisiku terkena hempasan.

"Ugh, aku tidak... akan kalah," ucapku seraya mengelap luka yang ada di wajahku. Aku segera memanggil Arsene untuk menghadang tinjuan berikutnya dari Asterius.

"Asterius! Gigantic Fist!"

"Arsene! Gigantic Fist!"

Dan tinju mereka beradu di udara. Aku berusaha menahan kekuatan Asterius yang sepertinya lebih kuat dariku. Pada akhirnya, tinju itu mengenai Arsene dan menghantamku ulang ke dinding yang sebelumnya kena tubuhku.

"Sial."

Asterius lalu mengangkatku perlahan, seraya Lastri mendekatiku. Senyuman sinis terlihat di wajahnya. Sebuah ide muncul di kepalaku tepat saat Lastri berhenti dan memerintahkan Asterius menghabisiku.

"Love you, maafkan dosa masa lampauku. Aku terima hukumanmu," ucapku lemah, namun sepertinya Lastri mendengar dari Asterius, dan dia tampak ragu sejenak sebelum kembali memerintahkan serangan yang sama ke tubuhku. Aku memanfaatkan keraguan sejenak itu.

"Arsene, Gigantic Fist."

Dan tepat saat tinju itu mengenaiku, Arsene berhasil mengenai kepala Lastri. Pukulan keras Asterius melemparkanku beberapa puluh meter di udara, mengeluarkanku dari zona aman. Perlahan, tubuhku mengalami disintegrasi, menandakan bahwa aku telah tereliminasi oleh sistem.

"Maafkan semua kesalahanku dulu, Lastri."

Maafkan aku ayah, ibu, kakak. Aku memang mengecewakan. Hahaha, pada akhirnya, aku memang tidak bisa membuat kalian bangga akan diriku.

LAPORAN PENCAPAIAN BATTLE ROYALE:
Nama: Ahmad Reza
Posisi Akhir: 3
Musuh Dikalahkan: 46
Dikalahkan Oleh: Lastri Malami

Sins and Dreams [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang