Prolog

119 18 6
                                    

"Kami sangat menyayangkan sikapmu, Felicya. Seorang mahasiswi paling berpengaruh di Lanfrach bisa-bisanya menjiplak karya orang lain, terlebih itu karya milik seniornya sendiri."

Penjelasan dari Miss Clara, selaku kepala program studi drama dan tari kontemporer, membuat Felicya terdiam. Ia diam bukan berarti mengakui perbuatannya. Tetapi ada satu hal yang membuatnya tidak mau bicara, karena dalam hal ini, sekalipun ia bicara, tidak akan ada yang percaya. Orang-orang sudah memandangnya salah, maka apapun yang ia lakukan akan selalu salah. Termasuk mengajukan pembelaan dan pembenaran.

"Kami akan memberikan skorsing selama satu bulan, suratnya akan turun. Sekarang kau boleh meninggalkan ruangan ini."

Felicya pun mendorong kursi kebelakang dan melangkah menuju pintu ruangan. Ketika sampai didepan pintu, ia terdiam sebentar, berusaha membuang napas pasrah. Ia tidak yakin bagaimana setelah ini dunia memandangnya. Apalagi setelah buktinya tersebar, Felicya yakin pandangan orang-orang yang tadinya hangat, berubah menjadi dingin hanya dalam satu jentikan jari.

Saat ini, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menghadapi dunia didepannya.

Gadis itu pun membuka knop pintu dan didapatinya seluruh mahasiswa⸻entah dari jurusan mana saja⸻berkumpul didepan ruangan kepala prodi sembari bersorak sorai dan bertepuk tangan, seolah menyambut kedatangan Felicya.

"Selamat Nona Lisya! Selamat atas skorsing mu." sahut salah satu laki-laki. Dan Felicya tahu itu seniornya.

"Pengumuman skorsing mu sudah terpasang di papan pengumuman." ujar salah seorang gadis berambut pirang sambil tertawa bersama teman-temannya.

"Lisya si ratu drama ternyata seorang plagiator!" terdengar suara decakan setelah orang itu bicara.

"Masih pantas kau berada di Lanfrach, Nona Plagiator!" kemudian semua orang tertawa.

Tepat pada saat itu, Felicya berjalan menyibak kerumunan orang yang menertawai dirinya. Sudah cukup banyak celaan yang dia dapatkan belakangan ini. Felicya tidak bermaksud untuk melakukan sesuatu yang aneh setelah ini. Dia hanya ingin menenangkan pikiran. Setidaknya dia bisa mendapat ketenangan selama masa skorsing.

---

AkasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang