Regret (Penyesalan)

13.2K 164 1
                                    

Brukkhh

Gilang ambruk dengan tubuh lemah dan mata setengah terpejam, matanya tak hentinya berusaha agar tetap terbuka menatap lelaki yang diikat dikursi menangisi dirinya.

"Gilaang!!!Gilang!! Bangun! Lepasin gua anton! "
"ssstt.. Diem dong, lo ribut banget sih sayang"
"Gila lo ya! Lepasin gua anton!"
"DIRGANTARA! "

Dirgan diam, terkejut, Anton tak pernah membentaknya sekalipun, Anton mengelus lembut pipi kiri Dirgan .

"kalo lo terus terusan berontak, gua bakal tusuk Gilang didepan lo"
"ton.. Lepasin gua.. Gua moh-
"Ja-jangahhn "

Dirgan menoleh, Gilang kembali berusaha berdiri tegak walaupun pada akhirnya tidak bisa dan hanya berdiri sedikit membungkuk. Air mata Dirgan semakin deras.

Kalau saja dia tidak mau ikut ajakan Anton untuk membuat hadiah bersama untuk anniversarry nya dengan Gilang pasti ini tak akan terjadi.
Kalau saja dia pulang sendiri.
Kalau saja dia beli hadiah nya sendiri.

"ghua kanh ha ah uhuk uhuk udah bilang jangan mohon sama dia, gua ga suka, Dirgantara Tanubrata"

Perasaan kesal, sedih, bahagia,dan sakit semua jadi satu saat Dirgan mendengar Gilang memanggilnya dengan nama keluarga Gilang.

"ok , gua udah penuhin keinginan lo, sekarang lepasin Dirgan"

Anton terdiam dia bukan orang dengan tipe yang melanggar janji, dibukanya ikatan Dirgan dan menyuruh semua anak buahnya keluar dari sana dan dia berjalan di belakang anak buahnya setelah menatap tubuh Gilang sesaat.

puas.

dia sangat puas.

"Gilang!!!"

Dirgan mendekat dan memeluk Gilang, Gilang tersenyum membuka jaket nya dan memakai kan nya pada tubuh Dirgan yang hanya berbalutkan boxer saja. Mata Dirgan memanas, air mata kembali terjatuh dari matanya, dia menyesal, benar benar menyesal atas semuanya, ini sepenuhnya adalah salahnya.

"hei hei lo kok masih nangis sih, udah dong"

"bego!! kenapa lo dateng segala sih, Gilang bego !hiks!hiks!Bego !!"

Gilang tidak menjawab

dipeluknya kekasihnya itu, dia tidak mungkin membiarkan kekasihnya itu diperkosa oleh masokis itu.

.
.
.
2 tahun kemudian

"Dirgantara Mahendra"
"hadir"

Dirgan menatap bosan keluar, sudah jam 15.50 , dia sangat ingin menyudahi kelas ini yang nyata nya memang 10 menit lagi sudah berakhir, mata nya memicing saat melihat seseorang di lapangan sedang bermain basket.

Itu kekasihnya - Gilang

16.15

"Lang, belum selesai latihannya? " ucap Dirgan bosan, Gilang menggeleng, lalu mengoper bola pada Max yang menemani Gilang latihan (baca : menunggu Dirgan selesai kelas)

"udahan dulu yok Lang, besok lagi, anterin gua pulang" sekarang giliran Max berbicara dengan nada bosan pula.

Entah kenapa si satu ini sangat keras kepala!

ROSE 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang