"lang, hari ini mau makan apa? Biar gua masakin"
Gilang hanya mengedikkan bahu, saja dan menjawab terserah, lalu pergi duluan ke kampus. Dirgan berdiri mematung di depan pintu, bahkan untu melangkah kan kakinya pun terasa berat.
"dia mungkin capek karna Reuni kemaren, udahlah Dir, lu mikir macem macem mulu, sekarang waktunya ngampus"
Dirgan mengunci apartemen mereka dan menuju basement untuk pergi dengan mobilnya, biasanya dia akan pergi naik motor dengan Gilang.
.
.
.
.Iyan menepuk bahu Gilang dan duduk disebelahnya, dia melihat kepulan asap keluar dari mulut Gilang, tumben banget ni anak merokok.
"oi Lang, tumben lu ngerokok, bagi satu sini"
"nih"
Iyan menyalakan batangan nikotin itu lalu menghisapnya perlahan,menatap kedepan, terlihat kampus mereka yang sangat luas didepan mata.
"yan, gua bingung sekarang"
Iyan menghisap lagi batang nikotin itu dan menoleh pada sahabat nya sejak Smp itu.
"bingung napa Lang? "
"belakangan ini perasaan gua ke Dirgan kayak berkurang gitu yan gatau kenapa "
"lu udah mulai bosen yah? "
"padahal Dirgan bukan tipe cowok bottom yang cerewetan dan suka larang gua kesana kemari tapi kayak gimana ya-
"itu artinya lu bosen Gilang Tanubrata"
"terus gua harus gimana yan? Gua janji akan selalu disamping Dirgan sampai kapanpun dan disatu sisi gua mau merasakan hal baru yan!"
Iyan mematikan rokok nya dan membuang puntung nya ke tempat sampang, dia meepuk bahu Gilang dan pergi dari sana,jika diteruskan besar kemungkinan iyan akan memukul sahabat nya itu karna ke egois an nya.
"shit! "
.
.
.
.Ting Tong
"iya sebentar"
Ckleekkk
"loh Iyan? Kenapa yan? astaga yan, muka lo kenapa, tangan lo juga, ayo masuk masuk"
Begitu Iyan duduk di sofa Clara langsung mengambil kotak P3K, dirawat nya dengan telaten lelaki penyuka PUBG itu.
"Gilang bodoh clar, dia bakalan nyesel ngelakuin itu semua ke Dirgan"
Clara menatap Iyan dengan sayu, bukannya Clara gak tau kalau Iyan suka pada Dirgan, Iyan sudah suka pada Dirgan sejak SMA dulu, dan Clara lah orang yang melihat Dirgan menolak Iyan karna menyukai Gilang.
Clara menggenggam kedua tangan Iyan dan tersenyum.
"yan, lu ga usah terlalu ikut campur urusan mereka yan, tapi ingat kalau Dirgan butuh sandaran, lu harus selalu ada buat dia, mungkin hatinya Dirgan ga bisa lu dapetin tapi tetep aja Dirgan pernah jadi Orang penting untuk lo"
"Gilang itu Clar, dia bener bener bodoh, gua haruanya pukul dia lebih banyak tadi"
"astaga Yan, lu aja udah babak belur gini, kalian berdua itu gak akan pernah bisa ngelawan satu sama yang lain, karna kalian sama sama kuat, Yan"
"gua bakal bunuh si Gilang kalo sampe dia bikin Dirgan sakit hati dan nangis"
"yayaya terserah lu deh terserah lu"
.
.
.
."aku pulang"
"Gilang lu tadi- astaga Gilang, lu kenapa? Ayo masuk masuk biar gua obatin"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSE 🔞
Short Storyzona rainbow 18+ BxB ga suka? segera keluar yang suka tolong hargai dengan kasi bintang dan komen 💓