CHAPTER 17

556 67 84
                                    

Don't forget to press vote and give your comments, thank you.

(Benjamin on mulmed)

Author's POV

"Dari mana saja kau. Kenapa baru datang hari ini." Cecar Barbara ketika ia baru saja membuka pintu rumahnya dan melihat Harry tengah berdiri dengan tangan didalam saku celananya.

"Aku. Dari Italia. Minggir." Jawab Harry santai sambil menggeser tubuh Barbara. Barbara mendengus kesal sambil menutup pintu rumahnya. Sedangkan Harry sibuk mencari Benjamin.

"Dimana anakku. Kau jual kepada siapa." Tanya Harry. Barbara memutarkan kedua matanya jengah.

"Dia dihalaman belakang."

"Sendiri?" Tanya Harry memastikan dan mantan kekasihnya itu hanya menganggukan kepalanya.

"Kau tolol sekali Barbara. Bagaimana jika anakku itu tercebur ke kolam renang!" Pekik Harry kesal.

"Tidak perlu berlebihan. Aku sudah memasang pagar disekeliling kolam." Jawab Barbara. Harry tak menghiraukannya dan berjalan menuju halaman belakang. Terlihat disana Ben tengah sibuk bermain dengan kucing milik Barbara yang ia ketahui adalah pemberian dari Gemma beberapa saat lalu ketika mereka masih bersama.

"Hai sonshine.." Sapa Harry sambil mencium pipi Benjamin.

"Dada! I miss you. Kenapa baru datang sekarang?" Tanya Ben dengan cadel sambil ia memeluk Harry erat. Harry terkekeh lalu menggendong tubuh Ben.

"Dada harus mengurus pekerjaan. Kenapa kau murung."

"Mom tidak memberikanku ice cream." Jawabnya lalu memajukan bibirnya seolah merajuk. Harry mengelus kepalanya pelan lalu mencium keningnya.

"Ayo, jangan cemberut, kau jelek. Kita makan ice cream ditempat dad saja. Ok?" Bujuknya dan Ben pun mengangguk senang.

"Harry. Kau melewatkan pertemuan pertama." Peringat Barbara ketika Harry sudah kembali masuk kedalam rumah. Harry tentu tidak lupa dengan pertemuan pertama itu, terlebih dia diharuskan hadir karena ia adalah best man. Hanya saja pekerjaannya kemarin memang tidak bisa ia tinggal.

"Iya. Aku tahu. Dan aku minta maaf. Aku tidak akan melewatkan pertemuan kedua." Ujar Harry. Barbara mendekatinya yang tengah menggendong Ben. Ia lalu merapihkan surai Ben yang sedikit berantakan. Lalu tangannya menjulurkan kotak beludru kecil kepada Harry.

"Ini. Simpan. Cincin pernikahanku dan Jamie. Kau best man, kau harus menyimpannya dan membawanya disaat pemberkatan nanti. Seharusnya Jamie yang memberikan kepadamu. Tapi dia tengah demam dan tak yakin bisa menemuimu." Ucapnya. Harry pun mengangguk pelan lalu menerima kotak itu.

"Apa lagi yang harus aku urus." Tanya Harry. Ia mendudukan Ben dikursi makan miliknya.

"Seharusnya kau juga menyimpan tiket bulan maduku dan Jamie. Hanya saja aku masih belum bisa memutuskan akan berbulan madu kemana."

"Kenapa tidak ke Greece saja." Tanya Harry namun Barbara mengerdikan bahunya.

"Itu lumayan jauh. Aku tidak bisa meninggalkan Ben terlalu lama." Ungkap Barbara. Sebenarnya bukan itu alasannya. Tapi karena Barbara ingat, Harry pernah berkata ia ingin menjadikan Greece sebagai tempat bulan madu untuk mereka jika mereka menikah suatu saat nanti.

Harry yang mendengarnya pun hanya menganggukan kepalanya santai sambil ia memakan biskuit milik Ben.

"Kapan pertemuan kedua."

"Dua hari lagi." Jawab Barbara.

"Aku akan hadir. Baiklah. Aku dan Ben pergi dulu."

*******

NO ONE KNOWS | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang