E P I L O G U E

744 68 91
                                    

Don't forget to press vote and give your comments, thank you.

Song for this chapter :
25 Minutes - Michael Learns To Rock

Author's

Ben sudah tidur. Barbara yang sedari tadi berusaha menidurkan Ben pun saat ini turun dari atas ranjangnya. Ia berjalan kedapur untuk membuat secangkir cokelat panas untuknya.

Pikirannya entah kemana, bahkan ia tak tahu apa yang mengganggu pikirannya saat ini. Mungkin ia hanya sedikit tegang, karena esok adalah hari pernikahannya.

Semua keluarganya sudah berada disini. Sudah mempersiapkan semua untuk pernikahannya esok hari. Ia kembali kekamar, lalu meraih laptop yang berada dibangku meja riasnya. Naik keatas ranjang lalu mulai memainkan laptopnya.

Ia diam. Melamun dan menatap kosong layar laptopnya. Hingga akhirnya pandangannya beralih kelaci nakas. Ia membuka laci itu dan meraih flashdisk yang Harry berikan disaat pertemuan kedua hari itu. Barbara mulai memasangkan flashdisk itu pada laptopnya.

Barbara mengernyit. Ada dua video didalam sana. Title nya hanya 1 dan 2. Dengan begitupun ia langsung membuka video nomer satu lebih dulu.

Ia menganga tak percaya. Video ini, video yang ia buat bertahun-tahun lalu untuk ia berikan kepada Harry dihari anniversary mereka. Barbara yang mengeditnya sendiri, dengan modal kemampuan yang seadanya. Ia ingat sekali setelah Harry menonton video ini saat itu, lelaki itu menangis haru dan langsung memeluknya.

Barbara merasakan dadanya sesak. Semua kenangannya bersama Harry jelas berada dipikirannya. Air matanya jatuh perlahan mewakili keadaan hatinya yang meringis dalam diam.

Hingga video itu selesai, ia menyeka air matanya. Ia lalu mulai memainkan video yang kedua. Di video itu, wajah pertama yang muncul adalah foto Benjamin ketika ia baru saja lahir. Disusul oleh video ketika Barbara tengah berjuang melahirkan Benjamin dengan ditemani Harry disampingnya. Tangannya menggengam erat tangan Harry seolah tak ada yang bisa memisahkan mereka. Suara tangisan Ben terdengar. Didalam video itu, Harry dan juga Barbara sama-sama menangis bahagia ketika ia mendengat tangisan putranya pertama kali.

Tubuh mungil Ben masih dibalut dengan darah dan lengket. Tangisan Ben mereda ketika suster menaruh Ben diatas dada Barbara.

Sekarang, video sudah berganti menjadi Barbara yang tengah sibuk menggendong Ben. Ia tahu Harry yang mengambil gambar ini. Harry memang selalu mengabadikan momen-momen yang menurutnya tak akan terulang untuk yang kedua kalinya. Beberapa foto juga terpampang. Foto Ben, foto Harry dan juga dirinya. Seolah adalah keluarga yang paling bahagia dan sempurna dalam waktu yang bersamaan.

Hingga terakhir, foto Barbara yang diam-diam Harry ambil ketika mereka berada ditaman beberapa waktu lalu. Barbara menggelengkan kepalanya namun ia tersenyum malu.

Hingga akhirnya, layar itu memperlihatkan Harry yang tengah tersenyum kecil memandangnya. Terlihat Harry sedikit gugup disana.

"Hai Barbara. Aku baru menemukan flashdisk ini lagi. Ketika ia sudah lama menghilang. Kini kembali, ketika kita sudah tak lagi bersama. Aku, Barbara. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu. Semuanya. Untuk semua hal yang pernah kau berikan untukku. Waktumu, pengertianmu, kebaikanmu, senyummu, tawamu. Dan pemberian terindahmu, tentunya. Benjamin. Ia adalah hal terindah yang pernah kau berikan untukku. Kau tahu, mengapa aku tak pernah sekalipun membentaknya? Itu karena aku tak mampu. Ketika aku ingin membentaknya, aku menatap matanya. Mata biru laut yang justru membuatku tenang saat itu juga. Membuatku tak mampu membentaknya dan justru semakin menyayanginya lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Barbara, kau jelas tahu jika keadaan ini menyiksaku. Tapi demi kebahagiaanmu, aku rela menempatkan diriku pada rasa sakit yang tak akan pernah berujung. Aku masih mencintaimu seperti dulu, akan selalu begitu. Aku tidak mempunyai alasan untuk berhenti mencintaimu, kau terlalu sempurna bagiku dan tak ada yang mungkin bisa menggantikan posisimu. Apakah kau ingat ketika kau membangunkanku pada pukul tiga pagi hanya karena kau mengidam ingin memakan sushi langsung di Jepang? Kau mengatakan itu dengan takut, karena menurutmu itu adalah hal yang gila. Tapi bagiku, Barbara. Hal yang gila hanyalah disaat aku harus melepasmu. Barbara Palvin, my love, my everything.. aku mencintaimu. Semoga kau bahagia dengan lelaki pilihanmu. All the Love, Harry yang menyebalkan." Harry terkekeh diakhir video.

NO ONE KNOWS | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang