CHAPTER 09

543 74 171
                                    

Don't forget to press vote and give your comments, thank you.

Author's POV

Don't give up on me.

Setelah perkataan itu berhasil meluncur dari bibir Harry. Lelaki itu pun setelahnya menjadi lebih sering berada dirumah Barbara. Dia berpikir, untuk apa dia berada jauh dari Barbara. Kenyataan jika Liam tahu Barbara adalah teman dekatnya membuat Harry berpikir Liam tak mempunyai hak untuk memintanya menjauhi Barbara. Terlebih lagi, Liam bisa memiliki Barbara juga karena bantuan darinya.

Seperti sekarang, ia sedang bersantai didepan layar tv sambil memakan cookies buatan Barbara pagi tadi. Sedangkan Liam dan Barbara tengah berada dipinggir kolam renang, tertawa bercanda tanpa mengajak Harry.

Harry berkali-kali tersenyum pahit ketika ia mendengar tawa Barbara. Dulu, ia berpikir hanya dia yang bisa membuat Barbara tertawa bahagia karena sikapnya. Nyatanya itu salah karena saat ini Liam seolah menjadi juaranya.

"Harry. Kau makan 'ya. Ini sudah hampir sore dan kau melewatkan makan siangmu tadi." Ucap Barbara tiba-tiba saja. Bahkan Harry terkejut karena kehadirannya.

"Kau setan. Maksudku. Kau seperti setan yang tiba-tiba saja berada disini." Pekik Harry. Barbara terkekeh menanggapinya sambil sibuk mengikat tali kimononya.

"Kau ingin aku buatkan apa." Tanya Barbara sambil memeluk Harry dari belakang karena keadaan Barbara berada dibelakang sofa. Kepalanya ia senderkan dipundak Harry.

"Apa saja." Jawab Harry sekilas sambil terus mengunyah cookies dimulutnya.

"Tapi sejujurnya. Aku sedang ingin memakanmu." Bisiknya tepat ditelinga Barbara. Barbara gemas akan itu. Ia menggigit telinga Harry dan setelahnya mereka tertawa berdua. Tak sadar jika dibelakang mereka Liam tengah menyaksikan kedekatan mereka yang terlalu intens. Bahkan Barbara tak pernah berlaku seperti itu kepadanya.

"Apa yang sedang kalian lakukan." Suara Liam membuat Barbara melepas pelukannya pada Harry. Keduanya menatap Liam santai, seolah apa yang terjadi baru saja bukanlah hal penting.

"Kenapa. Kau cemburu. Tenang saja, aku tak akan merebut Barbara darimu. Kalaupun aku mau, mungkin aku sudah merebutnya dari awal kau mengatakan jika kau menyukainya." Jawab Harry dengan nada menantang. Rahang Liam mengeras begitu saja karena perkataan enteng dari sahabatnya itu.

"Barbara. Pergi kekamarmu. Ada yang harus aku bicarakan dengan bajingan ini." Suruh Liam. Barbara menatapnya tak percaya bahkan tatapan sengit ia berikan kepada Liam saat ini.

"Apa kau bilang." Tanya Barbara memastikan.

"Kenapa. Kau tak suka jika aku menyebut sahabatmu ini bajingan. Nyatanya memang begitu 'kan. Seharusnya ia bisa menghargaiku yang mana adalah kekasihmu. Kau pikir aku tidak terganggu dengan kedekatan kalian. Berpelukan, mencium kening satu sama lain. Itu menjijikan!" Pekik Liam. Harry sudah merubah posisinya menjadi menghadap Liam. Terlalu santai, ia menopangkan dagunya pada sofa dan menyaksikan Liam tengah memekik kepada Barbara.

"Jika kau memang terganggu. Untuk apa kau bertahan menjalani hubungan ini denganku. Dari awal aku katakan kepadamu, aku tak akan pernah berada jauh dari Harry. Dan kau berkata itu bukanlah masalah. Lalu kenapa kau mempermasalahkan itu semua sekarang. Tolol!" Pekik Barbara tak mau kalah. Harry menahan senyumnya. Ini kali pertamanya mendengar Barbara mengatai tolol lelaki lain karena selama ini hanya dia yang selalu dikatai tolol oleh Barbara.

"Dan kau. Kau seharusnya sadar jika Barbara adalah milikku! Kau hanya sahabatnya. Tak lebih. Kau beri apa kekasihku hingga ia terlalu membelamu sejauh ini." Bentak Liam sambil menunjuk Harry. Sedangkan yang dibentak hanya menaikan satu alisnya santai.

NO ONE KNOWS | Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang