──tigabelas

10.2K 1.7K 153
                                    

menurut made, sashi adalah cewek mental baja tapi berlapiskan benang wol tebal. dia kuat tapi lembut disaat bersamaan.

menurut arjuna, sashi adalah cewek menyebalkan yang emosional. sashi sering buat dia kesal, tapi juga buat arjuna takut menyerang balik.

menurut esa dan nana, sashi adalah cewek penyabar yang kuat pendirian.

sashi akan menghela napas lega bila tau semua pandangan itu akan dirinya. bukan, bukan karena sashi senang dipandang begitu. tapi karena sashi tahu,

ia menjalankan perannya dengan baik.

nyatanya, sashi bukan wonderwoman. sashi bisa terluka, bisa sakit hati. tapi sashi jelas tidak mau dipandang sebagai gadis lemah yang menye-menye.

seperti kali ini.

sashi terkesan luwes dan masa bodoh saat bertelepon dengan jeno tadi, melupakan soal siena seolah itu bukan hal penting yang perlu ia ingat.

namun tepat setelah jeno mematikan sambungan telepon, sashi membenamkan wajahnya ke bantal putihnya.

mau berbohong bagaimana pun, luka ini tidak bisa selalu ia tutupi.

sashi jatuh terlalu dalam untuk bangkit. terlalu jauh untuk kembali ke atas dan melupakan jeno. dan sashi tidak berniat membuat seluruh hal yang ia lakukan menjadi kesiasiaan.

namun kalau dipikir lagi,

dia lelah juga.

lelah sakit sendirian. lelah berjuang sendirian. lelah memaksa jeno memberi tangan agar ia tak lagi bertepuk sendirian. sashi lelah berada pada rasa yang mandiri.

seperti kopi, jeno lebih sering memberikan sashi rasa pahit yang sulit dilupakan.

tapi juga entah mengapa, melegakan.

setelah beragam lika-liku dan kerja keras para anggota, acara penyambutan 17 agustus resmi dilaksanakan hari ini.

tapi jelas, tugas sashi tak terhenti begitu saja. dia masih harus mengurusi beragam hal dibalik panggung.

ia harus memantau pelaksanaan acara agar berjalan sesuai waktunya, tidak menimbulkan masalah yang memberatkan dirinya lagi.

made, ujin, dan yoseph akan mengitari sekolah, menyisir tiap sisinya agar tak ada siswa yang nyebat atau kabur.

ya, kapan lagi sekolah mereka ngadain acara model beginian? sekolah kelampau formal ini jatuhnya malah datar banget kayak tripleks.

sashi duduk, mengipasi diri yang berbalur keringat lengket akibat mondar-mandir kesana dan kesini. sashi meruntuk, mulai berpikir kalau mungkin saja made yang mabal. sudah 13 menit, dan cowok mungil itu belum kembali? sashi mau ngumpat rasanya.

"minum,".

sashi menoleh, menatap jeno yang menunduk sambil mengangsurkan sebotol air dingin. sashi tersenyum dan menerimanya. "gimana rasanya tadi ngibarin bendera?" tanya sashi sambil meneguk air yang jeno beri. jeno menggedikkan bahunya. "biasa aja. orang udah sering," balasnya. sashi terkekeh. "kalo gue jadi lo mah, mau berapa kalipun tetep deg-degan," ujar sashi.

jeno diam. ya sebenarnya dia cuma mau kelihatan keren sih. aslinya dia juga deg-degan. tapi masa dia ngomong ke sashi kalau cowok bertubuh proposional itu baru saja gugup setengah mampus?

"acaranya selesai kapan?" jeno berkata, mendistraksi pikirannya perihal menjaga image di depan sashi.

buat apa juga.

CONSEQUENCES - lee jeno :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang