──tujuhbelas

9.5K 1.6K 131
                                    

sudah tiga hari jeno mendekam di rumah sakit. kerjaannya tak jauh-jauh dari main PUBG dan makan. sashi belum datang hari ini, hanya bunda yang menemaninya kini.

"dia baik," bunda berkata ditengah aktifitas mengupas apelnya. jeno yang tadinya sibuk mengunyah, jadi terdiam. "siapa?" tanyanya tak paham.

"sashi. kalau gak salah, itu kan namanya?" sahut bunda. jeno menelan ludah. "hm, baik apanya emang?" tanya jeno lagi, kali ini dibumbui sedikit penasaran.

"ya, baik. saat yang lain pada pulang, dia masih disini nemenin kamu sampai sadar. bahkan kemarin sampai bolos buat nemenin kamu. nyuapin juga, bantuin kamu jalan ke kamar mandi," tutur wanita dengan wajah anggun tersebut.

"bunda percaya gak kalau dia suka sama aku?" tanya jeno. bunda hanya menaikkan alisnya. "oh? bagus dong. bunda sih setuju-setuju aja,". jeno mendengus, "kok gak kaget?!". bunda tertawa mendengar anaknya itu merajuk. "apanya yang mau di kagetin, sih, jen? dia gak mungkin gak suka sama kamu. nih ya, orang yang suka sama kamu, bakal rela ngapain aja buat kamu. kayak dia. rela bolos, rela ngantuk-ngantukan buat nemenin kamu,".

jeno cuma diam, mencerna perkataan ibunya.

"kemarin bunda ngobrol sama dia. sopan, tapi gak kaku. asyik anaknya. saran bunda cuma satu," bunda mengangkat pandangan, melempar satu tatapan teduh keibuan miliknya. "kalau memang sayang, cintai dia sepenuh hati. kalau enggak, lepasin ya, nak. gak cuma kamu, tapi dia juga butuh bahagia,".

sashi merenung, mengabaikan teh manisnya yang mungkin kini sudah jadi tawar─tentu karena es yang perlahan mencair dihangatkan suhu.

mau dipikirkan sampai bagaimanapun, jeno sudah pasti berkata iya. mana mungkin jeno menyianyiakan kesempatan itu?

jeno mendapatkan kembali cintanya.

sashi berjengit ketika punggung tangannya seolah tersengat rasa basah. ia mengelap pipinya, baru menyadari sedari tadi air matanya mengalir perlahan-lahan.

"bego," runtuknya pelan. si gadis mendengus. muak pada dirinya sendiri yang tak bisa lepas dari jaring-jaring jeno alfhian.

si gadis menghela napas panjang, baru hendak bangkit ketika seseorang mendorong turun bahunya kembali.

"teh lo belom abis, masa udah mau balik? daripada Rp5.000,00 lo habis percuma, mending kasih gue,".

sashi mendongak, lantas berdecak mengetahui itu hanyalah narendra alias nana. "udah, gue mau balik. lo kalo mau minum aja," putusnya, kembali berdiri dari duduknya.

"jeno gak akan kembali ke siena, shi,".

sashi berhenti bergerak, matanya memandang nana dengan tanya. ia mengerang lantas duduk seperti semula.

ck, lemah amat gua.

"percaya ke gue. jeno emang goblok, tapi gak segoblok itu juga," katanya. sashi tertawa pahit, "ya kalau dia balik ke siena juga apa salahnya? love's not always about give and get,". nana menghela napas panjang. "tapi lo berhak mendapatkan jeno, shi," ujarnya. sashi menyeringai, "tell me the reason?".








"lo tau kalau Tuhan itu adil. Dia akan memberi apa yang lo mau dan butuhkan, seandainya lo udah berusaha. dan everybody in this room know well, gimana berjuangnya lo untuk jeno,".

"you'll get what you need, shi. seandainya itu bukan jeno pun, gue jamin dia akan lebih baik dari apa yang lo harapkan,".

──c o n s e q u e n c e s──

a.n:

yap. consequences akan tamat di
part kurang lebih 20.

stay tune ya, soalnya habis jeno
akan ada 3 cerita lagi
yang beda-beda WKWKWK.

CONSEQUENCES - lee jeno :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang