──delapanbelas

9.9K 1.6K 155
                                    

sashi membuka pintu kamar jeno dengan hati-hati.

"akhirnya, dateng juga,".

sambutan itu kontan buat punggung sashi menegak. jeno duduk dengan bibir mengerucut lucu diatas ranjangnya. sashi tak bisa tak melepas kekehannya. "nungguin gue, lo?" tanyanya sambil menaruh tasnya di sofa.

"kalau gue bilang iya, gimana?".

sashi menelan ludah, lalu memukul pundak jeno. "habis dibius lo makin jago gombal gembel, ya?" kata sashi sambil tertawa kaku. ya gimana enggak. orang jantungnya sendiri sudah khayang didalam sana.

sashi menatap ke sekeliling. "lo doang disini?" tanya sashi. oke, mungkin lebih tepatnya─siena dimana?.

jeno menggedikkan bahunya. "bunda balik, nana, esa sama arjuna juga gak dateng. katanya males mau beli truk," ujarnya. "kalo siena... gak tau deh. keknya dia malu kalo ketemu gue,".

sashi merengut. pasalnya, kalimat jeno itu ambigu. malu kenapa? malu karena diterimakah? atau ditolak? sashi berdecak samar. ingin tanya, tapi gengsi. heran juga. sejak kapan sashi punya gengsi?

"udah deh, sini deh duduk. kupasin apel," titahnya. sashi mendengus. "babu emang gue tuh," kesalnya, meski tetap mendekat.

"babu apaan? baby kali─ANJIR SAKIT SHI!".

sashi gak bisa bohong, hari ini jeno clingy parah. kerjaannya mepet-mepet sashi melulu. bunda juga entah ke planet mana, dari berjam-jam lalu gak sampai-sampai.

untungnya, sekarang jeno sedang anteng menonton acara lewat tv 24" di kamarnya. sashi berdecih begitu tau.

kamar vvip. sama kayak muka yang sakit, kudu mulus.

"dengerin apa sih?" tanya jeno tiba-tiba. sashi menoleh, membuka sebelah earphone-nya dan menyumpal telinga jeno.

hesitation
awkward conversation
running on low expectation
every siren that i was ignoring
i'm paying for it

lagu ini terasa familiar. memori jeno memutar ulang kenangan, dan akhirnya menyadari ini lagu yang juga sashi sering putar. lagu ini selalu menyempil di tiap playlist yang sashi ciptakan.

"lo kayaknya suka banget lagu ini," komentar jeno. "hm? iya juga. kayaknya gara-gara lagu ini relatable banget, haha," jawab sashi. namun jelas, jeno merasa asing dengan nada yang sashi gunakan. ada kelabu dalam kalimatnya.

"relatable.... gimana?" tanya jeno ragu. sashi menarik napas panjang. "ya, kayak, lo tau mencintai orang itu bisa jadi menyesakkan. banyak konsekuensi yang harus lo ambil dalam menyayangi seseorang. kadang, orang jadi bodoh dengan mengambil konsekuensi itu secara cuma-cuma dengan beranggapan 'ah, gitu doang,'. padahal orang-orang─bahkan dia yang dicintai udah mengingatkan, kalau lo gak punya lagi ruang dihatinya,".

"as this song said, mencintai seseorang bisa buat kita ngerasa aman, ngerasa dilindungi. tapi disaat bersamaan, mencintai orang juga bisa terasa bodoh dan murahan. ada dua sisi dalam mencintai seseorang, dan kemungkinannya kalau gak sakit ya berhasil,".

sashi terkekeh pahit. "poor me, gue mendapatkan sisi sakitnya,".

jeno menahan napasnya. mencoba untuk membaca rupa si gadis. tapi seperti menelaah kertas kosong, yang ia temukan hanya semu.

loving you was dumb, dark, and cheap.
loving you still takes shot of me.

from loving you was sunshine, but then it poured.

and i lost, so much more than my senses.

loving you has consequences.

(song: consequences by camila cabello)

c o n s e q u e n c e s──

a.n
sampai juga kita pada
part penting ini HAHAHAHA

dan iya, emang aku terinspirasi sama
lagu ini WKWKWKW. dah ah bacot.

see you on next chapt!

CONSEQUENCES - lee jeno :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang