Maafkan aku yg updatenya tidak menentu.
Selamat membaca❤.
.
.*dugaan tentang perasaanku ternyata tidak salah*
Arif, dia adalah pria pertama yg mampu membuat aku tersenyum saat tau bahwa namanya ada dilayar hpku.
Pagi itu waktunya sekolah, aku dan Ita tidak pergi bersama, kami pergi sendiri2 karna Ita bilang padaku dia akan diantar oleh pacarnya. "enak ya punya pacar kemana2 ada yg nganterin" batinku. Tapi aku tidak marah padanya karna itu hak dia mau pergi ke sekolah sama siapa.
Sampai disekolah aku langsung masuk ke dalam kelas, disana aku baru melihat beberapa orang temanku. Seperti biasa aku duduk di bangku kedua dari depan. Setiap pagi aku selalu disambut oleh tawa dari seorang laki2 yg tidak lain adalah Arif, disekolah dia memang jarang mendekatiku, entah apa alasannya. Tapi setiap pulang sekolah dia selalu menungguku didepan kelas dan mengajakku pulang bersamanya.
Arif memang tidak seperti pria pada umunya yg selalu mengeluarkan kata2 romantis dan puitis, dia lebih memberi bukti ketimbang omong kosong yg gaada isinya. Waktu itu bel pulang berbunyi, kebetulan aku dan Arif tidak ada kelas tambahan, berbeda dengan Ita dia ada jadwal praktek hr ini.
Aku dan Arif pulang bersama, menaiki sepeda motor yg setiap hari ia bawa ke sekolah. Tiba di parkiran dia berkata kepadaku
"Na kita main dulu yuk, aku ada rekomendasi tempat makan yg enak nih, kamu pasti suka."
Apa? Kamu? Apa aku tidak salah dengar? Dan apa katanya tadi, Na? Tak seperti biasanya dia memanggilku begitu.
"ohya dimana emangnya? Aku sih mau aja asal..." kataku sambil tersenyum dan menatapnya.
"huh dasar, yaudah iya aku traktir tapi jangan banyak2 ya, harus tau diri."
"iya aku makannya dikit kok, kan kamu juga tau"
Entah bagaimana bisa suasana yg selalu menyebalkan tiap aku bertemu dengannya kini malah menyenangkan dan rasanya aku ingin berhenti diwaktu itu.
Dia memundurkan motornya dan menyuruhku naik, itulah saat pertama aku duduk dibelakangnya,naik motornya yg tiap hr nemenin dia. Tanpa menunda dia langsung tancap gas dan keluar dr area sekolah. Dan benar saja dia membawa ku ke tempat makan yg diceritakannya tadi. Disepanjang jalan aku dan Arif hanya melihat sekitar kami yg begitu ramai oleh kendaraan. Saat memasuki sebuah gang yg cukup besar kami baru bisa mendengar suara satu sama lain, karna keramaian oleh kendaraan sudah berakhir. Arif memang pandai mencari topik pembicaraan."eh Na, liat deh sebelah kiri kamu."
"pohon"
"iya itu namanya pohon bambu, kamu pernah denger mitos soal pohon bambu ga?"
"iya tau kok"
Sejenak jawabanku padanya membuat kami jadi saling diam kembali.
"eh Na kamu udah pernah ke puncak yg di bogor belum?"
"belom kenapa emangnya?"
"kamu mending pegangan dulu deh"
"loh kenapa?"
Aku tidak sadar saat dia mengatakan itu ternyata kami melewati turunan yg cukup panjang dan agak curam menurutku, dan tanpa sengaja aku berpegangan erat padanya.
"iihhh kok gabilang2 sih ada turunan"
"hahahah sengaja biar meluknya ikhlas"
Mendengar dia ngomong gitu tanpa sadar senyum kecil menghiasi wajahku. Untuk mengurangi rasa maluku padanya aku memukul pelan helm yg dia kenakan.
(plok)
"adududuh kenapa sih kok malah di kempleng"
"abisnya jail banget sih"
"hehehe tapi seneng kan tuh"
Sontak ucapannya membuatku semakin salah tingkah, rasanya ingin lompat saja dari motornya.
Sesampainya di tempat makan, dia memesankan satu porsi mie goreng dengan telur diatasnya. Dan benar saja mie goreng itu rasanya pedas sekali, aku sampai tidak sanggup menghabiskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA AKU, KAU, DAN RASA
Short Story"kurcaciii" Teriakan itu sudah tak asing bagiku. Dia yg membuat segalanya berubah, mulai dari keadaan hingga sampai pada perasaan. "tapi seneng kan tuh" Membuatku ingin lompat dari motornya dan berlari meninggalkan dia. "eh jangan terlalu deket nta...