5

14 1 0
                                    

***

Sambil berjalan menuju arah parkiran aku diam dengan ekspresi datar di wajahku.
Melihat hal itu Arif tidak diam saja. Dia selalu punya cara mengembalikan senyumku yang hilang.

"kenapa sih kok mukanya asem banget kaya cucian basah"

"gpp kok lagi males bercanda aja"

"eh Na liat tuh disebelah kiri kamu ada orang gapake baju"

"hah mana"

Saat aku menoleh ke arah kiri, aku pikir dia memang melihat seseorang tanpa busana, tapi ternyata dia mengejutkanku dengan kebohongannya itu. Saat aku kembali berbalik ke arahnya tiba2 wajahnya yang menyebalkan itu tepat berada dihadapanku. Iya seperti seseorang yang ingin mencium pipi kananku.

"ahh boong orng gada siapa sia..

"emang"

Wajahnya yg berada tepat dihadapanku membuat kami bertatap cukup lama. Hingga akhirnya aku memukul pelan pipinya dan kembali berjalan ke parkiran. Dia langsung menaiki motornya sambil memberi uang pada tukang parkir. Tanpa pikir panjang aku pun langsung duduk dibelakangnya.

"udah"

"udah yuk"

Dia mengendarai sepeda motornya keluar dari tempat makan tadi. Entah apa yg terjadi hari ini, tapi sejak saat itu rasaku tumbuh bermacam2. Diperjalanan pulang Arif mengendarai motornya santai, sambil berbincang denganku mengenai makan siangnya hari ini.

"aku seneng deh Na, akhirnya kita bisa makan berdua juga."

"hehe iya aku juga seneng, selama kita temenan kita kn belom pernah jalan berdua kaya gini."

Seketika dia menghentikan motornya dipinggir jalan dekat tukang es krim durian. Yaampun es itu adalah kesukaanku dan dia berhenti tepat disebelah pedagangnya.

"pasti mau"

"heheh itu kan kesukaanku ya pasti mau lah"

"yaudah aku beli dulu ya bentar, kamu jagain motor aku, jangan sampe jalan sendiri"

"hahaha iya, makasih ya."

Dia berjalan ke arah pedagang es itu, dan tanpa sadar aku memerhatikannya dalam hatiku berkata "Rif gue gatau gimana jadinya kalo temen gue itu bukan lo, gue sayang lo Rif" tanpa sadar hatiku mengatakannya dan membuat senyuman di wajahku. Saat Arif kembali aku mencoba mengembalikan pikiranku agar tidak salah bicara nantinya.

"lama yaa, nih es krimnya"

"eh engga kok, makasih ya beb"

"hah apaan?"

Bodoh. Bodoh sekali aku mengatakan itu padanya, itu akan membuatnya geer, dan lagi membuatku salah tingkah sendiri.

"ehmm maksud aku makasih Arif, kamu emang temen aku yg paling ngerti deh"

"hahaha iya sama2, tadi manggilnya perasaan beb deh, kok sekarang Arif lagi."

"ihh apa sih tadikan cuma sebagai rasa terimakasih."

"ohh padahal mau beneran juga gpp kok aku suka dipanggil beb sama kamu"

Apa? Dia menyukainya? Tentu saja aku tidak langsung percaya dengan hal itu, karna aku yakin dia pasti hanya menganggap itu sebagai panggilan seorang sahabat.
Kami menikmati es krim durian di pinggir jalan, sambil duduk diatas motor Arif dan melihat lampu2 jalanan yg menyala karna hari ternyata sudah mulai gelap.

"eh udh magrib nih ternyata gaberasa ya, mau pulang sekarang Na?"

"iya ya, yaudah abisin dulu es krimnya terus abis itu kita jalan lagi."

"oh mau jalan lagi, kemana Na?"

"ya pulang lah Ariff"

"ohkirain masih mau jalan hehehe"

"huh ya engga lah, mau pulang jam berapa kalo sekarang jalan lagi, besok lagi aja ya."

"oke bener ya besok jalan lagi"

"iya"

Setelah kami menghabiskan eskrim, kami pun pulang, diperjalanan kami ditemani oleh ramainya kendaraan dan angin malam yg berhembus lumayan kencang. Membuat suasana terasa dingin dan menjadikan kesempatan bagi para pasangan yg berboncengan untuk berpelukan. Aku dan Arif hanya memerhatikan setiap pengendara yg membawa pasangan sambil berpelukan diatas sepeda motor.

"dingin juga ya Na kalo malem"

"iya"

"ehem emangnya kamu gakedinginan?"

"dingin sih sedikit"

Arif mencari tanganku dan langsung melingkarkan ke pinggangnya. Aku sedikit terkejut, tapi aku menurutinya, pelukan itu tidak kulepaskan sampai akhirnya aku tertidur di pundak Arif. Dan kami sampai dirumahku.

"heh bangun Na, udah sampe rumah nih, nanti tidurnya dilanjutin lagi dikamar"

Dia membangunkan ku sambil menepuk2 lembut pipi kananku.
Dalam keadaan setengah sadar aku turun dari motornya. Aku terkejut saat akan masuk kedalam tiba2 Arif menarik tanganku dan dia..

*kepanjangan ya maaf deh keasikan nulis sih heheh....

ANTARA AKU, KAU, DAN RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang