lemme(2)

1.4K 226 20
                                    

Hangyul bingung.
Kenapa akhir-akhir ini Seungyoun menjauhinya?
Kekasihnya itu memang sudah acuh dari awal, tetapi tak sampai seperti ini.

Pria Lee itu melirik Sihoon yang tengah berkutat pada buku dan laptop didepannya.

Sudah dua jam ia menemani sahabatnya mengerjakan tugas.

Bosan.

Tetapi ia tak dapat menolak permintaan Sihoon untuk menemaninya.

"Hangyul?" panggil Sihoon pelan.

"Hm?"

Sihoon menoleh sekilas,
"Ga ada janji sama Seungyoun? Ini malam minggu loh?"

Hangyul menggeleng,
"Dia ga ada kabar sama sekali."

Sihoon menghela nafas.
"Lo nggak nyesel?"

Raut wajah Hangyul berubah murung.

"Nyesel. Tapi gimana? Udah terlanjur." ucapnya serak.

"Ga ada niatan buat jujur aja? Gimana kalo dia pergi?"

"Gak. Dia gak akan pergi."

Mungkin.

Hangyul tidak ingin memikirkan bahwa suatu saat Seungyoun akan pergi.

Itu membuatnya sakit.

Bolehkan Hangyul kembali ke masa lalu?
Dia tidak ingin menjalankan rencana bodohnya.

Rencana membuat Seungyoun cemburu melalui Sihoon.

Dia ingin tau, apakah kekasihnya mencintainya.

Tapi?
Seungyoun bahkan nampak acuh dengan semua itu.

Rencananya gagal total.

Alih-alih membuat Seungyoun cemburu, dia malah membuat kekasihnya muak dan bosan.

Tinggal menunggu waktu Seungyoun akan pergi darinya.

Dan Hangyul bersumpah tidak akan membiarkannya.























Suara tawa saling bersautan di ruang tamu apartemen Seungyoun.

Film komedi.
Kopi.
Camilan.

Akhir pekan Seungyoun benar benar sempurna.

Ditambah ia memiliki seorang teman yang selalu menemaninya akhir-akhir ini.

"Seungyoun, pacar kamu gimana?"

Tawa Seungyoun berhenti. Melirik pria disampingnya.

"Gatau. Mati kali."

Seungwoo tertawa geli, merangkul pelan bahu Seungyoun.

"Jangan kasar dong."

Seungyoun mendengus. Menyadarkan kepalanya pada bahu Seungwoo yang masih merangkulnya.

"Gue capek."














"Kemarin kemana?" tanya Hangyul datar. Menatap tajam Seungyoun yang tak menaruh atensi sedikitpun padanya.

"Diapart." jawab Seungyoun singkat.

"Ngapain? Kok ga jawab telepon aku?"

Seungyoun melirik Hangyul sekilas.
"Nonton film sama Seungwoo."

"Siapa Seungwoo?"

Seungyoun berdecak kesal.
Ada apa dengan Hangyul?
Kenapa mendadak perhatian seperti ini.

"Temen."

Rahang Hangyul mengeras.
"Tatap mata gue kalo ngomong!"

Seungyoun tersentak.
Kenapa Hangyul seakan akan marah?
Apakah pria itu tengah berpura pura peduli terhadapnya?

Seungyoun mendengus sinis.
Netranya menatap Hangyul datar.

Dia sudah lelah menjalankan hubungan tidak jelas mereka.

"Kita putus aja sekarang."

BRAK

Hangyul menendang meja yang menghalangi mereka. Mencengkeram erat kedua bahu Seungyoun.

"Putus? Ini bukan waktunya bercanda Cho Seungyoun."

Seungyoun menghela nafas kasar,

"Gue gak bercanda. Gue pengen putus. Udah capek jadi barang cadangan terus." sahut Seungyoun sarkas.

Hangyul tersentak. Ekspresinya sedikit melunak. Satu tangannya bergerak mengelus lembut pipi Seungyoun.

"Soal itu. Maaf. Itu cuma sandiwara. Aku cuma pengen ngetes perasaan kamu."

"Hah?"

Seungyoun menatap Hangyul tak percaya. Segera menepis tangan Hangyul yang berada dipipi dan bahunya.

Pria Cho itu berdiri dari kursinya.

"Hello? Lee Hangyul? Lo goblok apa bego? Ngetes perasaan gue? Sumpah lucu banget. Cinta itu ga mesti di ungkapin. Muak banget sumpah.."

"Seung-"

"Cut! Kita putus. Silahkan cari orang lain yang mau bucinin lo tiap hari."

Final Seungyoun dan langsung berlalu dari ruang kelasnya tempat mereka berbicara.

"Sial!" umpat Hangyul pelan.

Pria Lee itu berlari keluar dari kelas berniat mengejar Seungyoun.

Meninggalkan seorang pria yang tengah berbaring dilantai bagian belakang kelas.

Song Yuvin.

Dia terlihat baru saja bangun dari tidurnya.

Pria Song itu tertawa geli.

"Sakit hatiku~ Galau jiwaku~ Saat kau katakan, putus dengan aku~"

(?)

Gaje?
Ga ngfeel?
Yamaap, tolong terima dengan lapang dada,ngh.

adios | gyulyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang