"Tck."
Seungyoun membuka matanya perlahan. Melirik pelan ke arah jam kecil dimeja samping ranjang.
Ini masih pagi buta. Dan siapa yang menekan bel apartemennya berulang kali dengan brutal saat ini?
Tubuhnya mulai bangkit. Berjalan sempoyongan menuju ke pintu.
Semakin cepat.
Semakin brutal.Pria Cho itu mengeraskan rahangnya.
"INI LAGI JALAN ANJING!"
"APA HA- eh Hangyul?"
Pria diseberangnya tersenyum tipis.
"Aku ganggu ya?"
Seungyoun menggeleng cepat. Menarik pelan tangan Hangyul, membawanya kedalam.
"Ada apa? Tumben kesini?" tanya Seungyoun pelan.
Hangyul diam beberapa saat. Kedua lengannya mengeratkan pelukan di pinggang Seungyoun.
"Kangen."
Seungyoun tertawa kecil. Mengusap pelan tangan dipinggangnya.
"Salah sendiri, sibuk terus minggu ini."
Hangyul terkekeh pelan. Membalikkan badan Seungyoun dan dengan cepat menindihnya.
Hangyul menyipit, menatap pria dibawahnya yang kini juga tengah menatapnya sayu.
Pria Lee itu tersenyum miring dan mulai mendekatkan wajahnya.
Ujung hidung keduanya bertemu. Hangyul berhenti sejenak. Menyelami mata indah dihadapannya.
Perlahan emosi Hangyul terkumpul.
Pria ini.
Andai ia bisa memilikinya.Sentuhan Seungyoun dipundaknya membuat ia tersentak. Dan kecupan halus di rahangnya membuatnya hilang kendali.
Hilang kendali dalam nafsu dan amarahnya.
Hangyul meremat kasar pinggang pria dibawahnya.
Keduanya bertatapan sekali lagi
- dan saling menggila setelahnya.
"Hangyul sialan!" Seungyoun mendesis sinis, menatap tajam pria dihadapannya yang saat ini tengah melahap roti dengan santainya.
Tidak ada rasa bersalah sedikitpun.
Sialan!
Selalu saja begini.Seungyoun mengembuskan nafas panjang.
Rasa nyeri ditubuh bagian bawahnya kembali mendera.Tubuhnya serasa remuk.
Dan sang pelaku sedikitpun tak merasa bersalah?Oke.
Tolong ingatkan Seungyoun untuk menulis nama Lee Hangyul sebagai keluhan dan mengirimnya ke Jigoku Shoujo nanti malam."Seungyoun minum.."
"Masih bisa jalan normal kan? Ambil sendiri!" Seungyoun menyahut datar.
"Siap kanjeng! Ada marimas kan?"
"Nggak. Adanya jasjus."
:')
Hangyul tertawa kecil. Menelisik wajah muram didepannya.
"Maaf sayang. Kamu sih ketatnya kebangetan."
Seungyoun mendelik. Hampir melempar Hangyul dengan botol saus didepannya.
"Diem! Pulang sana!"
"Hm- Anjir." Hangyul tersentak kaget. Mengecek jam tangannya, dan berdiri terburu-buru.
"Seungyoun gue pulang dulu ya. Ada pertemuan sama keluarga Sihoon malam ini."
Seungyoun menggigit rotinya pelan.
"Mau bahas pernikahan kalian?""Iya." sahut Hangyul sembari memakai jaketnya.
Seungyoun mengangguk. Bergumam hati-hati setelahnya.
Membiarkan pria itu untuk mendekatinya.
Tak menolak saat bibirnya dikecup mesra.
Dan tak menahan saat pria itu mulai menjauh dari jangkauannya.Klik.
Bunyi pintu apartemen terkunci.
Seungyoun membuang rotinya kasar. Memukul meja didepannya pelan.
Ia tidak bisa begini terus.
Friends With Benefit memang berbahaya.
Apalagi jika sampai terbawa perasaan-
-seperti dirinya."Sialan!"
Pria Cho itu meraih handphone nya kasar. Mengetik cepat sebuah pesan.
Han
Ada waktu? Temani aku minum malam ini!FIN.