Seungyoun menatap meja makan didepannya.
Tersenyum tipis saat semua yang dibutuhkan telah tersedia."Tck,"
Pria itu berdecak saat mendengar langkah kaki rusuh dilantai atas.
Mulai.
Dan pasti setelah itu,
"SEUNGYOUN DASI BIRU TUA AKU DIMANA?"
"PAPA KAOS KAKI DOHYON ILANG SATU..."
Seungyoun tertawa sarkas.
Inilah rutinitasnya setiap pagi.Dengan langkah berat ia mulai menaiki tangga.
Seungyoun membuka pintu kamar anaknya.
"Udah ketemu belum?"
"Belooom. Ayo pa bantuin Dohyon nyariin!" sahut Dohyon sambil membongkar isi lemarinya.
Seungyoun menghela nafas pelan. Langkahnya mendekat ke arah meja belajar milik Dohyon.
Dia bisa melihat ada kaos kaki yang hanya sebelah dan seragam olahraga diatas meja. Dia mulai membongkar lipatan baju olahraga Dohyon.BRAK!
Pintunya terbuka kasar. Hangyul menatap Seungyoun tajam.
"Kok malah nyamperin ni bocah duluan sih. Yang manggil kamu duluan kan aku."
"Kan-"
"Berarti papa lebih sayang Dohyon daripada daddy ahaha.."
Hangyul mengalihkan pandangannya. Berganti menatap Dohyon dengan penuh kemusuhan.
"Gabisa gitu dong. Papa itu punya daddy. Anak kecil gaboleh ikut campur apalagi ngerebut ngerebut."
"Eh? Dohyon ga ngerebut kok. Tapi kan papa sendiri yang lebih milih Dohyon awkwkwkwk.."
"Seung-"
"Oke oke! Kita cari dasi kamu. Dohyon cepet pake kaos kaki kamu terus turun sarapan."
Final Seungyoun sambil menarik kerah Hangyul untuk keluar.
Dohyon menatap punggung keduanya sebal. Lalu kearah meja belajarnya dimana kaos kaki nya sudah lengkap.
"Anjir, gagal deh jailin daddy.."
"Bisa nggak sih gausah ribut-ribut sama Dohyon tiap hari ini? Ngalah gitu, kamu ayahnya loh."
ucap Seungyoun sambil mengaitkan dasi di kerah leher Hangyul.Hangyul mendengus kecil. Sedikit mendongak, menatap Seungyoun yang lebih tinggi darinya.
"Dia nyebelin. Kamu juga, lebih ngurusin dia daripada aku."
Wait?
Apa Hangyul baru saja cemburu terhadap anaknya sendiri?Seungyoun menghembuskan nafas pelan,
"Ya gimana. Tangan aku cuma dua. Gabisa merhartiin kalian sekaligus. Kalo kamu gapuas sama yang aku lakuin, silahkan cari istri baru!"Hangyul terbelalak. Kedua tangannya merengkuh tubuh didepannya.
"Nggak. Maafin aku."
"Iya iya. Ayo turun, sarapan."
"Gamau.." sahut Hangyul pelan, semakin mengeratkan pelukannya.
"Lee Hangyul!"
"Iya Lee Seungyoun?"
"Dohyon nanti papa jemput ya?" tanya Seungyoun sambil tangannya membereskan meja makan dengan terampil.
"Gausah, nanti Dohyon mau bareng kak Hyungjun aja." sahut Dohyon setelah menghabiskan air putihnya.
"Nanti kalo Hyungjun ketemu Donghyun terus kamu ditinggal ditengah jalan lagi gimana?"
Dohyon berdehem pelan,
"Gapapa. Yang penting udah bareng kak Hyungjun walaupun cuma sebentar."Seungyoun mendelik,
"Kenapa kamu jadi bucin kaya gitu?""Turunan dari daddy. Kan dia juga bucin ke papa dari dulu."
"Uhuk uhuk uhuk."
Hangyul tersedak kopi yang baru saja diminumnya.
Netrany menatap Dohyon sengit.Tau aja, :)
"Udah udah, sekarang kalian cepet berangkat! Udah siang."
Dohyon mengangguk.
Bangkit dari duduknya, berpamitan dengan Seungyoun dan berjalan keluar.Menunggu Hangyul dimobil.
"Hangyul cepetan!"
"Iya iya sayang. Sini cium dulu."
Seungyoun mendekat, membiarkan Hangyul mengecup bibirnya singkat.
"Aku berangkat. Kalo sampe bukain pintu buat Seungwoo lagi, fiks nanti malem kita bikin anak kembar."
Seungyoun mengangguk kaku.
Lalu mengantarkan Hangyul kedepan pintu.Dan saat mobil Hangyul meninggalkan pekarangan rumah mereka. Ia tersenyum kecil.
Keluarga kecilnya adalah segalanya.
Dan ia berjanji akan membuat mereka bahagia.END.
Owo, ini pertama kalinya bikin family :)