Kemenangan Jiminie

3K 289 20
                                    

Lengkap sudah semua orang yang Jimin harapkan. Minus ayahnya siih katanya. Tapi Jihye sudah berjanji ayahnya Jimin akan menyusul di taman nantinya.

Jimin girang bukan main. Hal yang langka bagi dirinya, berkumpul semua keluarga. Apalagi sang ayah akan hadir. Jangankan menghabiskan waktu bersama, bertemu saja seperti akan melakukan pertemuan dengan bapak presiden yang dikatakan Seokjin pada Jimin. Jimin sih oke-oke saja, kan semua yang dikatakan Seokjin kebenaran yang mutlak adanya. Itu khusus buat Jimin siih...

Berhubung Jiminie lagi senang maka itu menjadi masalah tersendiri bagi Taehyung, dan bahkan semua orang ikut merasakannya.

Taehyung mendengus sebal. Taehyung lagi-lagi menghela nafas kesal, sudah lima baju yang di tunjukkan Jimin padanya. Katanya mau bertanya dan meminta pendapat. Awalnya Taehyung biasa saja ya meskipun Taehyung sudah tau ujung-ujungnya Taehyung harus menunggu Jimin cocok dengan pakaiannya.

"Taehyungie... yang ini bagus'kan? Ada gambar chimmy yang sedang melelet... manis sangat'kan? Menurutmu bagaimana?" Jimin menatap Taehyung berbinar-binar. Ketera sangat dia masih sangat antusias memilah pakaian.

"Jiminie, kamu tuh pake apa aja tetep manis kok. Begini saja, bagaimana kalau kamu tanya kak Seokjin saja. Taehyung juga mau tanya kak Seokjin. Ayo sekalian saja." Ajak Taehyung yang sebenarnya hanya mengalihkan perhatian Jimin saja agar dirinya bisa lolos. Jimin yang memang begitu polospun berbinar.

"Benar juga!" Jimin mengambil lima baju tadi ditambah beberapa lainnya dari lemari. Tiga baju di letakkan di bahu kirinya, tiga baju di bahu kanan, sisanya ia bawa dengan susah payah. Taehyung menepuk jidatnya hingga kemudian kabur, tak ingin di perintah Jimin untuk membawakan bajunya.

Jimin berjalan susah payah, wajahnya hampir tertutup gulungan baju di tangannya, hampir-hampir dirinya tenggelam gulungan baju itu.

Yoongi yang posisinya baru saja naik ke lantai dua dengan membawa snack ringan mengerutkan dahinya melihat gunungan baju yang berjalan.

Yang Yoongi lihat hanyalah dua tangan kecil yang memeluk gulungan baju itu. Yoongi paham betul tangan siapa yang memeluk baju itu. Jarinya mini,lengan baju bermotif kartun chimmy.

Yoongi membulat. Selain polos Jimin juga ribet anaknya. Untung Yoongi sayang. Dan Yoongi akhirnya mengqmbil gulungan baju dari tangan mungil itu.

"Wahhh... bajunya Jimin... baju Jimin terbang... Taehyungie.... baju Jimin terbang..." Jimin melompat mencoba menggapai bajunya. Wajah Yoongi terhalang pandang baju Jimin selain itu posisi Jimin yang pendek tak dapat melihat wajah Yoongi.

Taehyung berlari menghampiri Jimin kembali. Sekilas tadi Taehyung terhipnotis dengan perkataan Jimin. Hal mengejutkan lainnya bahwa Jungkook ikut serta menghampiri mereka. Beruntung semua penghuni rumah sudah paham betul tabiat Taehyung, Jimin dan Jungkook yang pada dasarnya suka berteriak. Tapi mungkin Taehyung tidak terlalu suka, dia lebih sering jadi anak anteng. Ya sesekali ribet juga.

Taehyung dan Jungkook yang awalnya terkejut kemudian menghembuskan nafas kesal.

"JIMINIEEE!!!" suara Taehyung menggelegar seluruh rumah. "Itukan kak Yoongi yang ngambil. Bukan karena baju Jiminie terbang. Jiminie bagaimana siih bikin kaget aja.." Taehyung memberengut. Taehyung merasa Jimin hari ini menjadi duakali lipat menyebalkan dari hari biasanya. Eh klo dipikir tiap hari Jimin menyebalkan buat Taehyung. Tidak taulah pokoknya Jiminie anak paling ribet buat Taehyung.

Lain dengan Taehyung, Jungkook justru tersenyum jahil pada Jimin. Buat Jungkook, semenyebalkan apapun Jimin, anak itu tetap manis baginya. Pipinya masih jadi favorit Jungkook.

Jimin menatap ngeri Jungkook. Yoongi cekikikan melihat tingkah ketiga buntalan itu.

"Jiminie, mau dibawa kemana bajunya hem?"

"Oh iya ternyata benar , kak Yoongi yang bawa bajunya. Kirain ada kak Harry Potter di sini trus main sulap sampe baju Jiminie terbang. Itu tadi keliatan beneran terbang. Eh kak Harry Potternya berubah jadi kak Yoongi yang baik dan tidak suka marah kaya Taehyungie." Jimin menatap sebal Taehyung.

"Iya.. iya Jiminie yang manis... bajunya mau dibawa kemana?" Ulang Yoongi saat mendapatkan jawaban yang melenceng sangat jauh dari pertanyaannya. Benar-benar khas Jimin.

"Ya sudah tidak usah tanya-tanya sama Taehyung lagi kan Taehyung pemarah. Taehyung juga ngga mau sama Jiminie yang rempong kaya ibu-ibu mau kondangan." Balas Taehyung yang kemudian menjulurkan lidahnya.

"TAEHYUNGIE!!!" Jimin ikut berteriak, mengabaikan pertanyaan Yoongi. "Jiminie tidak kepompong seperti ibu-ibu kondangan. Jiminie manis tau. Taehyung saja yang pemarah seperti patrik di sponsbob. Jiminie juga ngga mau sama Taehyungie si pemarah." Jimin melipat tangan didepan dada, meniru gaya Seokjin yang kata Taehyung sok ganteng.

"Taehyungi tidak pemarah seperti patrik! Lagian bukan kepongpong tapi rempong Jiminie mengucapkan kata saja salah. Itu berati Jiminie beneran rempong!" Taehyung memalingkan muka.

Yoongi menghela napas pasrah. Meminta bantuan Jungkook pun tak ada gunanya. Jungkook masih memandang pipi Jimin dengan pandangan ingin menggigit.

"Apa itu Jimin tidak peduli yang penting Jiminie manis seperti kuenya Jungkook, iya kan Jungkookie?" Jimin menatap Jungkook, Jungkook hanya mengangguk. "Taehyungie rewel sekali siih dibilang Jiminie tuh manis trus Taehyungie pemarah. Lagian Jiminie kan cuma terkejut bajunya diangkat tiba-tiba. Taehyung juga ngga perlu terkejut dan ngga perlu deketin Jiminie buat liat kok. Jiminie kan ngga maksa Taehyungie. Jimin kan cuma manggil Taehyungi. Taehyung aja yang pemarah. Jiminie sebel Taehyungie... pokoknya sebel."

"Kan Jiminie yang rewel bukan Taehyungie. Jiminie menyebalkan sekali sih."

"Jiminie ngga menyebalkan! Taehyungie pemarah! Jiminie juga bukan kepongpong!"

"Rempong." Sanggah Yoongi. Sekarang Yoongi ingin menikmati saja seperti yang Jungkook lakukan.

"Iya itu pokoknya."

"Jiminie rewel! Taehyungi tidak pemarah. Jiminie rempong."

"Ish Taehyungi nyebelin."

"Jiminie yang nyebelin."

Semua orang sudah menjadi penonton disana. Jimin jadi mengabaikan memilih pakaian walaupun sudah ada Seokjin yang mendekat.

"Jiminie ngga nyebelin, iya kan kak Seokjin?"

Seokjin yang terkejut mengangguk reflek.

"Taehyungie juga tidak kan bu?"

Jihye mengangguk.

"Mama Jiya, Jimin ngga nyebelin kan?" Jiya mengangguk dan tersenyum.

"Mama Jieun, Taehyung juga engga kan?"

"Ka Yoongi, Jimin tidak nyebelin kan?"

"Jiminie yang terbaik." Yoongi mengacungkan jempol.

"Ka Hoseok, Taehyung juga terbaikkan?" Hoseok yang baru saja bergabung hanya mengangguk tanpa tau alasannya.

"Tunggu sebentar Taehyungie," Jimin menghitung menggunakan tangan. "Jimin dapat dukungan ka Seokjin, mama Jiya, ka Yoongi. Berati tiga orang, Taehyungi : mama Jihye, mama Jieun dan ka Hoseok. Sama tiga orang juga..." Jimin menatap Jungkook begitu pula Taehyung.

"Jungkookie Taehyungie yang terbaik kan?" Tanya Taehyung.

"Jiminie kan yang terbaik, kookie?"

Jungkook bergantian menatap Taehyung dan Jimin. Jungkook goyah jika sudah menatap Jimin. Yang lain ikut menunggu respon Jungkook. Terkadang yang lebih tua ikut terbawa suasana oleh dua bocah yang berdebat itu.

"Jiminie yang terbaik." Ucapnya masih menatap Jimin gemas.

"Jiminie 4, Taehyungie 3. JIMINIE MENAAAAANGGG.." teriaknya bahagia. Kemudian berlari pelan seperti sedang merayakan kemenangannya.

Jungkook mengejar penuh kagum.

"JIMINIEEEE..."

~🐣🐣🐣~

About Little Jiminie And His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang