gunung es berguguran

3.1K 260 30
                                    

Setelah berjam-jam keributan dirumah keluarga Kim akibat ulah ketiga bocah yang tidak bisa diam itu akhirnya rumah kembali tenang setelah Yoongi berhasil menyeret Jimin menuju kamarnya, Seokjin membopong Taehyung menuju ruang tamu untuk mengecek mainan mana yang akan dibawa, Hoseok merayu Jungkook agar menjauh dari Jimin dengan membawanya kedapur.

"Kak Yoongi.. kak Yoongi... kemarin Jiminkan menonton Chimmy lagi. Kemarin Chimmynya berantem sama Tata trus ada Koya yang dateng trus misahin tapi malah Koyanya jatuh dan telinganya putus trus kak Yoongi tau tidak koyanya bukannya balikin telinga malah bobo di tempat. Aduh Jiminie jadi greget sama koyanya trus dateng lagi si Mang yang malah belain Chimmy trus akhirnya Tata marah trus pergi ke planet mars deh. Tapi ngga jadi soalnya pas di jalan ketemu sama Van trus balik lagi dan baikan lagi sama Chimmy trus mereka main-main lagi. Aduh pokoknya kemaren seru sekali Jiminie jadi pengin kaya Chimmy sama Tata."

Yoongi menatap buntalan itu dengan tatapan gemas andalannya jika sudah bersama dengan Jimin. Yoongi sih asik memandang tanpa tau apa yang dikatakan Jimin. Pasalnya Jimin selalu mengulang kata 'trus' dan Chimmy, Tata dan siapa itu Yoongi mana tau. Yoongi kan bukan penikmat kartun serial anak. Yoongi normal.

"Kak Yoongi! Kak Yoongi dengerin Jiminie tidak sih?" Jimin mempoutkan bibirnya sambil bersedekap tangan didadanya.

Yoongi terkekeh. Kadar manis Jimin bertambah berkali-kali lipat dengan merajuk seperti itu. Pada intinya Yoongi jadi tidak fokus akan melakukan apa. Tak bisa menahan lagi, Yoongi akhirnya mencubit dua pipi gembung milik Jimin yang dibalas decakan sebal sipemilik.

"Yoon!! Jiminnya sudah mandi?" Jihye yang tiba-tiba saja sudah di depan pintu mengalihkan atensi dua keponakan beda usianya.

Yoongi yang terkejut lekas menepuk dahinya. Bukankah Yoongi mengajak Jimin untuk bersiap, sekarang waktunya jadi banyak habis untuk mengagumi adik sepupunya itu tanpa melakukan tugasnya.

Jimin sendiri memacu langkah menuju Jihye, bersiap-siap melapor pada Jihye perihal Yoongi.

"Mama!! Kak Yoongi tadi mengajak Jiminie mengobrol banyak trus bukanya dengerin Jiminie, kak Yoongi malah nakal sama Jiminie soalnya cerita Jiminie tidak didengarkan. Jiminie kan jadi kesel, mama Jihye harus marahin kak Yoongi karena mengabaikan Jiminie dan tidak membantu Jiminie bersiap. Nanti kalau Jiminie terlambat bagaimana?" Jihye ingin sekali mencubit pipi keponakan kesayangannya itu agar berhenti mengoceh hal yang Jihye tidak paham. Gemas dengan tingkah bocah kelewat bicara itu.

"Yoon, kenapa Jiminie belum bersiap? Bukannya kamu yang mau bantu Jiminie? Kamu malah asik mandangin bocah ini. Sudahlah biar mama Jihye saja yang bantu Jiminie bersiap. Yoongi turun saja bantu yang lain. Oke?"

Yoongi menggeleng tak setuju. "Tidak mau!  Yoongi akan membantu Jiminie saja. Janji setelah ini langsung kekamar mandi buat bantu Jimin mandi deh." Yoongi menampilkan dua jarinya pada Jihye.

Jihye tersenyum hangat. "Baiklah terserah kau saja. Mama jihye tunggu lima belas menit di bawah ya atau jika terlambat kita tinggal." Jihye melenggang.

Yoongi lekas menyiapkan segala keperluan Jimin, Jimin menatap Yoongi datar meski begitu pipinya tak bisa sedatar tatapannya, pipinya tetap menggembung.

Usai mandi yang sungguh merepotkan bagi Yoongi, Jimin akhirnya memakai kaos putih polos dengan jaket hitam polos juga kemudian memakai celana jins selutut dengan sepatu hitam berleres putih. Akhirnya anak itu diam setelah Yoongi turun tangan dan memandikannya kemudian memilih baju yang akan di pakai Jimin.

Anak itu berlarian kecil dalam genggaman Yoongi. Yoongi tak ingin melepaskan bocah itu dan membiarkan ya berlarian menuju lantai bawah dan berjumpa dengan semua orang yang memang sedang menunggunya.

Sepanjang jalan, tidak bosan Jimin mengoceh hal apapun yang diingatnya.
"Kak Yoongi... kak Yoongi, kemarin waktu Jiminie masih bobo pagi tiba-tiba ada kupu-kupu cantik yang masuk ke kamar Jiminie, warnanya biru cantik sekali. Jimin ingin tangkap tapi tidak bisa jadi Jiminie panggil Taehyungie dikamarnya eh waktu sampe kekamar Taehyungie, kak Yoongi tau tidak apa yang terjadi?" Jimin tertawa.

Yoongi menggeleng. Kali ini Yoongi tidak mengabaikan ocehan Jimin. Takut-takut anak itu kembali merajuk padanya. Yoongk tidak siap diabaikan Jiminienya.

"Kak Yoongi jangan bilang siapa-siapa ya! Taehyungi ngompol kemarin. Ha... ha..ha.." Jimin terpingkal akibat tawanya yang begitu kuat. Yoongi sendiri memandang adik sepupunya dengan tatapan bahagia. Adik sepupunya seperti tidak pernah merasakan sakit saja.

"Tau tidak Taehyungie ngompol kenapa?" Jimin menghentikan langkah dan menatap Yoongi dengan cara mendongak.

Yoongi menghentikan langkah dan mensejajarkan tingginya dengan Jimin.

"Kenapa Taehyungnya ngompol?" Yoongi menatap Jimin sambil tersenyum.

Jimin masih menormalkan tawanya. "Taehyungie kecapean malamnya karena lari kejar-kejaran sama kak Seokjin. Abisnya Taehyungie mukul punggung kak Seokjin pakai raket badminton. Tapi Taehyungie tidak salah soalnya punggung kak Seokjin kan di hinggapi lalat."

Yoongi terkekeh cara bicara Jimin benar-benar unik. Yoongi membopong Jimin ke gendongannya. Jimin menurut saja sambil meneruskan ceritanya. Kini topiknya balik lagi ke kartu  BT21 favoritnya yang memang sedang sering ia tonton. Yoongi mengangguk dan menggeleng sewaktu-waktu.

Benar saja semua orang sudah berkumpul di ruang tamu keluarga Kim Hyunjin, ayah Seokjin, Namjoon dan Taehyung. Park bersaudara sudah berkumpul hanya menyisakan Park Jisang, ayah Jimin yang belum hadir.

Jihye sudah menghubungi adik laki-lakinya berulang kali. Jihye bersumpah jika adiknya itu tidak datang, Jihye akan benar-benar marah padanya.

"Kak, Jisang tetap tak bisa dihubungi?" Jiya mendekati sang kakak dengan pelan. Tanpa membuat ketiga bocah terusik dari acara mengobrol. Jieun bergabung.

"Ku pikir Jisang benar-benar sudah keterlaluan kak, kak Jihye harus lebih keras padanya kak. Aku tidak tega melihat malaikat kecil itu merindukan ayahnya." Jieun mengusak setetes air mata yang hampir jatuh.

Jihye menghela napas kasar. "Kita ketempat tujuan saja terlebih dahulu, aku akan mengirim pesan pada Jisang untuk langsung menuju tempat piknik saja." Jihye berlalu meninggalkan dua adiknya.

Jimin, Taehyung dan Jungkook beraorak gembira tatkala rombongan memutuskan untuk berangkat menuju tempat piknik. Dengan riang Jimin bahkan maju bermaksud membuka pintu dengan langkah riang khasnya.

Namun belum sempat Jimin membuka pintu, seseorang membukanya dari luar membuat Jimin tanpa sengaja menabrak kakinya dan jatuh terduduk.

"Aakh." Jimin reflek berteriak.

Semua orang membatu di tempat. Park Jisang tetap dapam posisinya. Jihye yang pertama kali sadar lekas menghampiri Jimin.

"Ada yang sakit Jiminie?" Tanyanya khawatir saat sudah dapat menggapai sang keponakan.

"Tidak ada mama Jihye, Jiminie hanya terkejut saja. Paman ini---" Jimin terdiam usai matanya bertemu pandang dengan sang ayah. Suasana menjadi begitu canggung setelahnya, Jimin tak lagi mengoceh seperti biasa. Jimin hanya meminta Jihye tetap menggendongnya. Semua terasa aneh bagi bocah itu.

🐣🐣🐣

Di cek aja yang mau baca silahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di cek aja yang mau baca silahkan.

About Little Jiminie And His BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang