14

2.7K 170 14
                                    

Wanita paruh baya itu baru saja membuka mata. Menatap langit langit kamar yang tidak pernah berubah setelah sekian tahun.

Memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur, dia terhenti di tengah jalan karena mendapati seorang pria muda yang tampan dengan tubuh tingginya sedang menyandarkan bahu pada dinding sambil melipat kedua tangannya.

HwaYoung mendengus dan membuang wajahnya. "Sepertinya kau baru mau bertemu denganku saat kondisiku sekarat"

"Tidak perlu menyamakan masuk angin dengan sekarat" Balas pria itu tidak kalah tajamnya.

"Lagipula seseorang masih bisa bernafas dalam kondisi keduanya" Tambah Kyuhyun diakhir.

Entah apa yang sedang ibunya pikirkan saat ini. Tidak ada baju mahal atau tas mewah, hanya seorang wanita paruh baya dengan baju rumah serta wajah polos tanpa make up. Persis seperti yang Kyuhyun ingat sekian tahun yang lalu.

Sedikit perbedaan kecil hanyalah keriput yang mulai tampak meski ibunya sudah melakukan berbagai cara. Setidaknya umur adalah suatu hal mutlak yang tidak bisa ditutupi secanggih atau sehebat apapun perawatan dan make up yang digunakan.

Seberapa marah dan kecewa dirinya, rasa cinta sebagai seorang ibu masih sangat besar. Hingga akhirnya membuat HwaYoung menyerah untuk melawan egonya.

"Kau sudah makan? Berhenti memandangiku seperti itu"

"Tidak suka?" Tanya pria itu santai.

Dan sekali lagi, dia mendengus kesal. "Karena aku sangat hafal dengan tatapan itu. Jadi... apa yang kau inginkan?"

"Tidak ada"

"Kalau begitu berhenti menunjukkan wajah seperti anak kucing yang kelaparan. Aku tadi bertanya apa kau sudah makan, dan sama sekali tidak ada jawaban. Jadi jangan salahkan ak..."

"Ini pertama kalinya aku melihat orang sakit bisa sangat cerewet dibanding sedang sehat pada biasanya"

Pria tampan itu lantas tersenyum tipis melihat sang ibu yang kehabisan kata kata menanggapi ucapannya.

"Bagaimana keadaan eomma?"

"Yakin hanya itu saja yang ingin kau tanyakan setelah jauh jauh kemari?"

"Bukankah lebih nyaman dengan basa basi dulu? Tidak? Baiklah" Kyuhyun melangkah dan berjongkok di depan ibunya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya saat Kyuhyun memegangi kakinya.

"Kudengar beberapa hari yang lalu eomma tersandung"

"Apa pedulimu? Kau tidak pernah sekalipun mendengarkan perkataan seseorang"

"Meski begitu bukan berarti aku akan melupakan orang tersebut... dan lagi, tidak bisakah berhenti menggunakan high heels? Umur eomma sudah cukup tua"

"Ti..."

"Ti-dak"

HwaYoung mengernyit karena tiba tiba kata yang keluar dari mulut mereka sama.

"Tidak perlu bingung darimana aku mewarisi sifat keras kepala ini"

Kyuhyun tersenyum. "Darah kalian lah yang membuatku begini"

Dia membuang wajah setelah menyapu sesuatu yang keluar dari ujung matanya. "Apa kau masih membuang semua kirimanku?"

"Awalnya iya. Tapi kemudian seseorang menutupi semuanya dengan mengatakan jika dia yang memesan, jadi tidak ada yang kubuang lagi sejak saat itu... karena dia lah yang menerima semuanya, bahkan menghabiskan sendiri semua yang bisa dimakan dari pemberian eomma"

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang