PART 13

315 32 24
                                    

Cairan bening itu tidak henti-hentinya terus mengalir di wajah cantik Eun Young.
Ia tak habis pikir kenapa takdirnya seperti ini. Kenapa seakan tuhan tidak mengizinkan dirinya untuk bahagia, atau sekedar tenang dalam sekejap.

Jika memang tuhan tidak memberikan kebahagiaan untuk Eun Young setidaknya berikan Eun Young kematian agar ia tidak perlu lagi merasakan sakit dari beban dunia yang berat ini.

Eun Young tidak kuat. Di bawah langit senja, Eun Young terus berlari di belakang seorang pemuda.

"Y-yoongi, aku- aku tidak kuat lagi." Ucap Eun Young di sela tangisnya. Ia berhenti berlari, kakinya benar-benar terasa pegal. Rasanya, kaki lemah itu akan putus jika ia terus berlari.

Yoongi juga berhenti. Berbalik badan lantas pria dingin itu berkata "Kim, jangan menyerah. Werewolf itu sedang mengejar kita."

Eun Young tau, lepas dari pengawasan Jimin adalah ide yang buruk. Dan, gadis itu sadar. Itu adalah kesalahannya. Tidak seharusnya Eun Young berlari saat Jimin melawan Jungkook.

"Setidaknya ada kau yang akan melindungiku."  Gumam Eun Young lemah. Gadis itu terduduk di atas tanah.

"Ck, aku ini hanya Vampire Alter bukan Origin seperti Jimin. Aku tidak bisa melindungimu, kau tau, aku juga bisa mati."

"Jika bisa mati, bukankah itu lebih baik." Ucap Eun Young sesegukan.

Yoongi memutar bola matanya jengkel.
"Ayo, sebelum Werewolf itu mengejar kita."

"Kalian benar-benar ingin mati rupanya."

Suara berat itu membuat Yoongi dan Eun Young kaget. Bahkan Yoongi merasa jantungnya telah jatuh ke perut. Rasa-rasanya langit telah runtuh dan menimpa kepalanya. Sesaat ia lupa caranya bernafas.

Eun Young sendiri merasa jiwanya telah menghilang. Eun Young itu tidak bodoh, melihat ekspresi Yoongi ia mengerti, akan ada suatu hal buruk yang akan terjadi.

"Kim namjoon." Yoongi mendesis.

Aku ingin mati saja, aku mohon bunuh aku.

.

.

.

.

Jungkook terkekeh sinis.  Menatap kakinya yang menginjak kepala mayat seorang wanita.
Kepala itu ia goyang-goyangkan dengan kakinya.

"Aku pikir, kau bercanda tentang membantai seluruh keluarganya, jeon." Ujar Namjoon, pria itu melipat tangannya di dada, menatap mayat wanita yang kepalanya di injak oleh jungkook.

"Aku tidak pernah bercanda dengan ucapanku, hyung." Sahut Jungkook diiringi kekehan.

"Aku hanya ingin Jimin merasakan apa yang aku rasakan. Aku ingin Jimin tau bagaimana rasanya, orang yang ia cintai mati di depan matanya." Raut wajahnya berubah serius. Jungkook pasti mengingat kejadian dimana EunSoo mati didepan matanya. Mati karena menyelamatkan orang lain.

Mengingatnya saja membuat Jungkook kesal. Rasanya bencinya semakin naik ke permukaan.

Namjoon tersenyum miring menanggapi perkataan jungkook. "Kau benar-benar licik. Kau membunuh kedua orangtuanya setelah kau membunuh Kim SeokJin-kakaknya."

Jungkook tertawa, wajah tampan itu menjadi semakin tampan saat iya tertawa.

Namun tawanya menghilang. Sorot matanya berubah tajam. Mata itu bersinar dibawah cahaya lampu.
"Aku hanya ingin melihatnya tersiksa. Ayolah, ini menyenangkan."

Namjoon menggeleng. "Lalu bagaimana dengan gadis itu? Apa rencanamu?"

Jungkook tersenyum miring.
"Kita lihat saja apa yang akan ia pilih. Ia lebih memilih mati atau," Jungkook sengaja menghentikan kalimatnya hanya untuk menatap iris milik Namjoon.

Chaotic! [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang