3 September 2019
■■■
23 Maret 2000
"Selamat, Pak. Anaknya lahir dengan selamat," sambut Dokter Jeffry dengan hangat. Kalimat yang menyempurnakan kurva naik di bibir Johnny, segera dirinya membalas jabatan tangan tersebut dan berlari kecil menuju ruang persalinan.
"Sayang kamu hebat!"
Sang istriㅡDoyoung nggak membalas apapun, dia masih memejamkan matanya karena efek bius total. Johnny menggenggam tangan itu penuh cinta, erat dan terus menciumnya bertubi-tubi.
Suster yang berada di ruang tersebut tersenyum kecil melihat bertapa manisnya perlakuan Johnny kepada Doyoung. Dirinya jadi sungkan untuk bilang kalau Doyoung sudah waktunya dipindahkan ke ruang rawatnya. Tapi, mau gak mau suster bernametag Irene menghampiri Johnny menepuk pundaknya pelan...
"Maaf, istri anda harus saya pindahkan ke ruang rawatnya. Anak-anak anda juga sudah ada disana," ujar suster Irene.
Johnny menghapus air matanya cepat. "Baik, sus. Terima kasih," balas Johnny dan langsung melesat ke ruang rawat untuk melihat kedua buah hatinya hasil cintanya bersama sang istri.
Kedua? Iya anak mereka kembar.
"Hei jagoan-jagoan papa."
Johnny langsung berlutut di depan box bayi anak-anaknya mengusap-usap pipi mereka lembut. Sangat manis. Jika diperhatikan walaupun anaknya kembar, mereka gak terlalu mirip, yang satu lebih mirip dengan dirinya bobotnya juga lebih berat dan badannya panjang sekali dibanding yang satunya...
Gak enak ya ngedeskripsiinnya kalau gak pakai nama panggilan? Johnny terkekeh, kalau Johnny panggil mereka seperti saat mereka masih di dalam perut dan Doyoung tau, pasti dia akan marah sama Johnny.
Ya lagian dipanggilnya Nina Ninu. Emangnya bunyi ambulan? Jelas Doyoung sebel banget.
Mumpung Doyoung gak ada, gak apa deh, Johnny pakai nama panggilan mereka saat mereka masih di dalam kandungan sang istri.
"Hei Nina, kamu mirip banget sama mama. Kecil, mungil banget. Mancung. Mama kamu banget!!! Jadi anak yang pintar ya, nak, jadi anak yang penurut, Sholeh bikin kami selalu bangga sama kamu," katanya.
"Hei Ninu, karena kamu mirip banget sama papa. Please ya, sifatnya juga jangan kaya papa, kamu harus kalem jangan begajulan kaya papa. Jadi anak nurut ya, nak. Jadi anak yang sholeh..."
■■■
Sore hari di kediaman sederhana keluarga kecil Johnny sudah terjadi keributanㅡmemang ribut setiap waktu sihㅡpelakunya tak lain adalah si kembar yang sudah menginjak 4 tahun. Sedangkan Doyoung sang istri cuma bisa goleran di lantai, capek ngejar Haechan buat nyuruh dia mandi. Lari sana lari sini. Biarin urusan Bapaknya kalau Doyoung sudah nyerah begini. Untung Renjun nurut, dibilangin sekali langsung jalan ke kamar mandi untuk berbasuh. Cuma ya gitu, kalau Renjun mandinya gak dipantau, shampo, sabun cair, sabun muka Doyoung, habis dia tuang ke dalam bathtub. "Busa banyak, hehe..." katanya sambil cengengesan tanpa ngerasa bersalah ngeliat Doyoung besedekap di depan pintu."HAECHAN MANDI!!!" Teriak Johnny sambil berusaha ngejar anaknya sampai ke taman belakang.
Kalau kalian bilang, "Haduh bapaknya gimana sih, gitu aja gak bisa nangkep. Padahal badan bapaknya gede tinggi." Ya gak tau saja, jingan! Haechan itu anaknya lincah banget, belut listrik saja kalah lincah sama dia.
"Ayo Haechan lari!!!" Seru Renjun sambil bertepuk tangan ketawain Bapaknya yang kelimpungan.
Haechan yang disemangatin oleh Renjun terus bergegas nyelip sana-sini biar BapaknyaㅡJohnny gak bisa nangkep dia dengan mudah.
Renjun kompor!!!
Karena tadi siang habis hujan besar, taman pun jadi becek. Karena ada beberapa rumput yang sudah botak, terlihatlah tanah merah yang basah...
Dan sekarang Haechan berakhir duduk di atas tanah merah dan dibalurin tanahnya ke seluruh muka.
Johnny mengusap wajahnya kasar.
Renjun melihat Haechan sangat senang berada di sana agak iri, dia melirik sedikit sang Mama, hmm sepertinya mama sedang tidur. Renjun melangkahkan kakinya pelan-pelan dan Haechan pun menyadari itu langsung menarik Renjun untuk duduk di sebelahnya bermain tanah bersama.
Bayangin saja, awalnya muka Renjun penuh bedak bak anak kecil abis mandi yang gak rata pemakaiannya berganti dengan tanah merah terus kotor sebadan-badan.
Johnny? Sekarang cuma bisa duduk di atas rerumputan basah dan mau nangis. Bodo mau nangis saja. Ngurus anak makin besar bukan makin mudah malah makin nyusahin.
"DOYOUNG, SAYANGKU!!! AKU NYERAH!!!"
"Eeehh HAHAHAHAHA. Papa mukanya jelek, Njun."
"Hihehehehe 'kan emang yang cakep cuma mama..."
Kurang ajar!
5 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar Bejat; Renjun; Haechan
RandomDitakdirkan untuk menjadi satu dalam dua raga yang berbeda, ditakdirkan menjadi satu dalam dua watak yang berbeda, Renjun dan Haechan. "Duh, udah ah papa pusing!!! Kalian gak bisa diem kalo disatuin." axxulxxia