4|Dunia Baru

3.9K 627 57
                                    

Sudah 40 hari setelah kepergian mama, suasana rumah belum benar-benar berubah. Masih saja sepi tanpa kegaduhan yang biasanya berasal dari si kembar. Johnny melemparkan atensinya pada seluruh ruang tengah. Sedikit berantakan. Biasanya kalau ada Doyoung, pasti dia sudah mengomel kalau rumah berantakan sedikit saja. Johnny bangkit dari duduknya berniat untuk membereskannya, dia memulai dari mengangkut sampah kecil yang tergeletak begitu saja sampai membersihkan debu-debu yang mulai mengotori lantai dan bupet-bupet.

Si kembar baru saja berangkat ke sekolah, sedangkan Johnny sedang mengambil cuti 2 hari. Dirinya berniat untuk mengajak anaknya jalan-jalan nanti malam hanya untuk melepas rasa penat dan kesedihan jangan sampai kesedihan ini terus berlanjut. Dirinya ingin kedua anaknya bisa kembali seperti sedia kala; suka membuat kegaduhan; berisik.

Waktu terus cepat berlalu, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 2. Anak-anak pasti sudah keluar dari gerbang sekolahnya paling tidak setengah jam lagi akan sampai rumah. Johnny berjalan ke arah dapur membuka kulkas melihat bahan-bahan masakan mana yang bisa dia masak.

Sepertinya hanya nasi goreng yang bisa dia masak. Ya!!! Nggak apa-apa, walaupun kesannya nasi goreng nggak cocok dimasak pada siang hari begini tapi tetap dia masak agar kedua anaknya nggak kelaparan pas pulang sekolah.

Pintu terbuka, menampilkan sosok putih bersih dengan seragam sekolahnya. Itu Renjun, putra sulungnya yang semakin hari, semakin mirip mendiang sang istri.

Johnny berdeham dan mentralkan nafasnya seraya mematikan kompor. "Ka, Haechan kemana? Ko gak pulang bareng?" Tanyanya.

Renjun menggeleng. Sepertinya sedikit enggan membuka suara. Johnny masih memaklumi itu, Renjunlah yang paling terlihat kesedihannyaㅡbukannya yang lain tidak sedih tapi hanya Renjun yang mengekspresikan kesedihan itu secara sempurna.

"Nggak tau. Kata Haechan, duluan aja. Dia mau mampir ke suatu tempat," jawab Renjun.

Johnny mengangguk. Pasti anaknya itu membeli cemilan kesukaan kakaknya yang selalu mamanya kasih secara rutin setiap minggu untuk Renjun. Hatinya menghangat. Yhaa bangor-bangor gitu Haechan memang yang paling romantis, percis seperti dirinya. Hhhhh.

"Kamu makan duluan, ya? Pasti kaka udah lapar."

Anaknya saat ini menatap ragu makanan yang ada di atas meja, sempat diam sejenak sebelum akhirnya Renjun tersenyum cerah dan sedetik kemudiam dirinya maju memeluk Johnny.

"Pah!!! Makasih atas makanannya hari ini. Ren mau bilang ini juga ke mama, tapi Ren telat. Jadi, setiap papa masak untuk Ren sama Haechan, Ren akan selalu bilang makasih ke Papa." Pipinya memerah malu.

Johnny gemas dan mencubit kedua pipi anaknya.

"Ya Ampun gemes banget anak papa!!!"

■■■

"Nchan!!! Cepet dong dandannya!!! Genit banget kamu pakai bersolek kayak gitu." Renjun berteriak dari ruang tengah.

Johnny yang telah menutup telinganya cuma bisa tersenyum dengan masam.

Ya ampun Renjun gak berubah!!!!

"Kamu juga tadi pakai lipbalm. Gak cuma aku yang genit!"

Haechan datang dengan wajah betenya, lalu menyubit hidung bangir kakaknya itu hingga sang empu mengaduh kesakitan.

Johnny mencoba melerai keduanya dan menarik mereka ke luar rumah. Ah iya, malam ini Johnny mengajak anak kembarnya untuk makan malam dan membeli beberapa bahan masakan yang telah kosong di kulkas.

"Anak-anak papa ini udah gede semua ya? Udah pinter bersolek. Udah ada yang ditaksir belum?" Johnny tersenyum jahil dan terkikik kecil.

"Ren belum pah, Haechan ditaksir kakak kelas tuh!"

"Hih! Ren apa sih?!! Gak pah bohong, Ren bohong," elak Haechan.

"Bener pah!!! Sebenernya tadi sepulang sekolah itu Haechan pergi ke kedai ice cream sama ka Lucas."

"Ren!!! Kita udah janji untuk itu, kamu juga udah aku beliin jeli kan?! Ih ember banget, gak suka."

Johnny terkekeh senang, akhirnya kedua anaknya ini kembali lagi. Kembali berisik seperti biasa.

Jangan berubah ya nak, papa akan berusaha jadi orang tua tunggal yang baik untuk kalian berdua. Terus seperti ini. Dua jagoan papa...

A/N : Gue yakin dah pada lupa sama ff ini TAT. Udah berapa lama sih gue ngerem? Sebulan ya? Wkwkwkwkkw maap atuh :")

Kembar Bejat; Renjun; HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang