5|Kita Sudah Dewasa

2.8K 483 93
                                    

Johnny tau, kini si kembar sudah memasuki umur 18 tahun, mereka sudah besar. Walaupun begitu dirinya merasa kalau tanggung jawabnya makin besar untuk menjaga si kembar.

Sering sekali dirinya menanyakan hal yang serupa, kaka sama adek baik-baik aja di sekolah? Dengan perasaan yang sama yaitu, was-was. Namun si kembar malah enggan untuk menjawab, memilih menyuekkan papanya dan fokus pada video game di depannya.

Cerita sedikit kejadian yang terjadi 2 minggu yang lalu. Johnny datang ke sekolah anak-anaknya karena dipanggil oleh wali kelasnya. Haechan berkelahi. Tentu saja Johnny kaget, tapi dia tidak bisa marah karena alasan yang Haechan berikan pada Papanya. Wali kelasnya juga bilang, itu bukan kesalahan Haechan, namun berkelahi di sekolah itu sebuah kesalahan. Salah tempat lebih tepatnya.

Renjun dibully; dibilang kurus, tidak punya gizi, tengkorak berjalan.

"ANAK HARAM GAK PUNYA IBU!" Begitu kata mereka.

Dikarenakan Renjun dan Haechan beda kelas, Haechan tidak terlalu begitu tau tentang bagaimana keseharian Renjun di sekolah. Mereka hanya bertemu ketika jam pulang saja. Renjun juga engga pernah sekalipun cerita. Setiap datang menemui Haechan di gerbang, Renjun selalu menampakkan senyum termanisnya.

Saat tau bahwa ternyata kakaknya selalu dibully, jelas Haechan sangat marah lalu tanpa ba bi bu Haechan menonjok wajah sang pelaku. Renjun kaget karena Haechan tiba-tiba datang. Renjun menangis, lalu bergerak memisahkan mereka, membawa Haechan menjauh dari pelaku.

"Kenapa kamu ga bilang aku kalau kamu ditindas!!!"

"Aku ga mau bilang kamu, karena aku tau kamu pasti bakalan begini. Haechan pikirin papa!!! Papa ga suka kita punya masalah," Jawabnya.

"Tapi seenggaknya kamu cerita!"

"Iya maaf, Ren yang salah."

Renjun menangis sejadi-jadinya. Haechan menghela napasnya panjang. Bisa-bisanya dia lalai, bisa-bisanya dia ga bisa jagain kakanya! Gimana kalau mama marah sama dia nanti? Dia sudah ingkar janji. Haechan bukan adik yang bisa diandalkan, iyakan mah? Hati Haechan menjerit sakit, melihat kakaknya kesakitan. Pasti dia gak bahagia selama ini.

"Haechan tenang aja, Ren bahagia kok. Mereka baru ngebully Ren akhir-akhir ini. Selama ini ga pernah, karena dia baru tau Ren piatu," Kata Renjun. Dia meraih kedua tangan Haechan.

"Ada Jeno juga ko yang bantuin Ren selama ini. Hmm, aku juga sekalian mau pengakuan dosa sama kamu..."

"Pengakuan dosa apa?" Tanya Haechan.

"Sebenarnya ka Lucas tau, tapi aku bilang ke dia, jangan sampai kamu tau. Aku ga mau kamu ikutan sedih."

Haechan melongo. Apa? Bisa-bisanya ka Lucasㅡgebetannyaㅡ tau tapi gak ngasih tau dia sama sekali. Walaupun ini permintaan Renjun tapi kan harusnya-

"Haechan!" Renjun menahan pergerakan Haechan.

"Lepasin!"

"Mau ngapain?"

"Mau nonjokin ka Lucas!"

"Heh!"

■■■

"Maafin papa, ya? Papa ga bisa jagain kalian."

Johnny mengusak wajahnya kasar.

"Bukan salah papa."

"Tetap aja papa salah!!!" Johnny menepuk punggung anaknya, Haechan. "Jagoan papa, hebat banget si?"

"Eh?"

"Hm, kamu bisa ngebelain kakak kamu-"

"Ah biasa aja pah," Ujar Haechan. Berlagak.

"Ren juga hebat ko pah," Sambar Renjun membusungkan dada.

"Renjun diam karena Ren tau mereka ga lebih hebat dari mentalku sama kekuatannya Haechan. Selama ini aku berdoa semoga mereka bahagia, karena aku tau mereka ngata-ngatain aku karena mereka ga lebih bahagia dari aku," Ujarnya dengan bangga.

Johnny tertawa, Renjun anak mungilya itu benar-benar menggemaskan. "Aduh anak papa sini!!!" Johnny menarik lengan Renjun dan memeluknya erat banget, begitu juga dengan Haechan.

Johnny betul-betul bangga. Mereka hebat versinya masing-masing, mereka punya pemikiran dewasa dengan versinya masing-masing. Johnny benar-benar ga nyangka bisa membesarkan anak-anak se0hebat ini sendirian, Johnny rasa, dia akan kuat selamanya sendirian karena anak-anaknya sangat hebat. Dalam diam Johnny mengusapkan air matanya yang jatuh.

"Papa ga usah khawatir sama kita ya? Kita udah dewasa sekarang, kita bisa jaga diri dan menjaga satu sama lain." Renjun tersenyum.

"Jangan ngomong gitu Ren ke papa. Nanti dia terharu. Kalo terharu dia makin jelek."

"HAECHAN!!!!!"

"AMPUN PAHHHH!!!!"

"Papah diem aja jelek, chan."

"RENJUN!!!"

"IYA PAPA MAAF!!!"

A/N : Hai? Wkwkwk ada yang masih inget ff ini? Berapa abad aku ga update ya? 😭 maaf frens 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N : Hai? Wkwkwk ada yang masih inget ff ini? Berapa abad aku ga update ya? 😭 maaf frens 🙏

Kembar Bejat; Renjun; HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang