Melihat Haechan sedang tertawa geli sendiri membuat alisnya bertaut. Jangan-jangan sudah nggak waras nih anak? Dia berdeham sambil mendekat ke arah Haechan, lalu menaru baju yang dia lipat di atas nakas samping kasurnya. Renjun duduk di samping Haechan.
"Ngetawain apa sih?" Tanya Renjun sambil melirik sekilas gawai yang dimainin Haechan.
"Ini- hihi," alih-alih menjawab, Haechan malah ketawa lebih kencang dari yang tadi.
"Baca pengakuan dosa di tubirfess ya kamu?"
"Enggak!!! Aku ga hobi ngetawain dosa orang." Sahutnya.
"Tapi kamu ngetawain papa terus?"
"Emang papa sebuah dosa?"
"Dih? Ya trus ngetawain apa?"
"Kepo!" Jawab Haechan. Lalu pergi dari kamar Renjun menuju kamarmya di sebelah.
Renjun menghela napas dan menggidikkan bahunya. Dirinya memutuskan untuk ke bawah menemui papanya yang sedang menyelesaikan tugas kantornya, keliatannya ngga selesai-selesai dari kemarin.
Melihat papanya sibuk berkutat di meja makanㅡ disulap oleh papanya menjadi meja kerjanya sementaraㅡ dirinya belok menuju dapur, membuka lemari es dan mengambil bungkus jeli kesukaannya.
Jeli itu pemberian dari Jeno. Renjun mendengus, dasar Jeno!!! Tau dari mana coba kalau Renjun cinta banget sama jeli?
"Ren?" Panggil Johnny memastikan bahwa itu anak cantiknya yang sedang ada di belakang punggungnya.
"Hm?" Sahut Renjun.
"Kamu?"
"Hm"
"Ngapain?" Tanya Johnny. Dirinya tidak menoleh sedikitpun ke belakang.
Renjun memutar bola matanya. "Kalau nanya nengok atuh pah!!! Aku ga lagi ngejawab patung kan?" Sahut kesal Renjun. Entah kenapa dirinya jadi sensi setelah Haechan pergi karena tidak ingin menjawab kekepoan kembarannya ini.
Johnny yang pada akhirnya langsung paham anaknya ini sedang dalam keadaan mood yang ga baik, akhirnya memutar badannya memperhatikan sang anak dalam diam.
"Apa liat-liat?" Sinis Renjun.
"Kenapa? Papa kan cuma ngeliatin?"
"Pah!!! Tau kan kalo-"
"Papa tau, makanya papa mau tanya, kenapa? Kakak kenapa?"
"Gatau," katanya lesu. Matanya berubah sayu, gelas yang tadi dia pegang, ditaro di atas meja makan samping berkas-berkas milik Johnny.
Johnny mengangkat sebelah alisnya isyarat bertanya, "Maksudnya?" Kepada sang anak.
"Ren ga tau, kenapa tiba-tiba begini?"
🎈🎈🎈
Haechan akhirnya menghampiri ruang keluarga saat waktunya makan malam. Renjun, anak itu seperti biasa menyiapkan makanan untuk mereka bertiga. Sejak sang Mama meninggalkan mereka, Renjunlah yang menggantikan tugas dapur, Papa dan adiknya tidak bisa dipercaya untuk urusan itu, jadi dirinya yang harus mengambil alih. Haechan duduk di bangkunya, di depannya sudah ada mangkok yang sudah berisikan nasi.
"Terima kasih, Injunieee," Kata Haechan sambil tersenyum lebar seperti biasa. Namun satu detik kemudian senyumannya luntur karena Renjun tidak menjawab omongannya tadi. Iya, ini bukan seperti Renjun yang biasanya yang akan selalu membalas ucapan terima kasih Haechan dengan ramah dan menggemaskan. Wajahnya terlihat seperti ditekuk.
Haechan bertanya, "Papa? Kenapa?" Dengan berbisik.
Johnny hanya menggidikkan bahunya. Johnny sebenarnya sudah tau kenapa anak pertamanya seperti itu. Renjun hanya mengeluh akhir-akhir ini, dia kesepian karena Haechan selalu mengarahkan atensinya pada gawainya itu, sambil ketawa-ketawa sendiri, tidak pernah memberi tau Renjun, sedang sama siapa dia ketawa?
Namun, Johnny nggak mau ikut campur terlalu jauh masalah anak-anaknya ini. Menurutnya mereka sudah cukup dewasa hanya untuk menyelesaikan permasalahan sepele ini. Johnny juga sudah memberi petuah kepada Renjun, bagaimana dia harus bertindak dan bersikap?
Makan malam menjadi sangat canggung, biasanya ada gelak tawa di sela-sela makan malam mereka, juga ada cerita antusias yang biasanya Renjun ceritakan. Tapi, hari ini semua diam. Bahkan Haechan menunduk dalam, membatin, "Apa ini kesalahan aku, ya." Baguslah dia cepat introspeksi diri.
A/N : Makasii banget udah sabar nungguin nih ff 😭 part 2 udah aku up sekalian 💕😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar Bejat; Renjun; Haechan
RandomDitakdirkan untuk menjadi satu dalam dua raga yang berbeda, ditakdirkan menjadi satu dalam dua watak yang berbeda, Renjun dan Haechan. "Duh, udah ah papa pusing!!! Kalian gak bisa diem kalo disatuin." axxulxxia