BAB 6

6.9K 323 2
                                    


Ali mengajaknya makan di salah satu Restoran La Cucina, letaknya tidak begitu jauh dari hotel. Restoran itu terletak di seberang hotel tempatnya menginap. Suasana restoran sangat kental suasana itali yang clasik, serta disana ada panggung kecil. Ela mengalihkan tatapannya kearah penyanyi wanita dan laki-laki bertopi memainkan piano. Penyanyi menyanyikan lagu-lagu romantis, Ela dan Ali duduk di salah satu sudut ruangan. Ali memesan spaghetti dan ia memesan seafood risotto.

Beberapa menit kemudian hidangan telah tersaji.

"Saya ingin bertanya kepada kamu" ucap Ali, ia memasukkan spaghetti kedalam mulutnya.

"Bertanya apa?".

"Apakah kamu sudah memiliki kekasih?" Tanya Ali penasaran.

Ela tertawa, ia melirik Ali, "saya tidak mungkin pergi ke kota yang romantis ini seorang diri, jika saya memiliki kekasih".

Ali ikut tertawa membenarkan ucapan Ela. Wanita itu begitu ceria dan sepertinya tidak ada beban di pundaknya, "hobi kamu apa?" Tanya Ali lagi.

"Bernyanyi".

"Kamu bisa bernyanyi?".

"Tentu saja saya bisa, apakah kamu ingin mendengar saya bernyanyi".

"Tentu saja".

Ela mengibas rambut panjangnya, "saya akan bernyanyi untukmu".

"Hemmm" Ali tersenyum, ia menatap Ela, wanita itu semakin cantik ketika mengibaskan rambutnya.

"Saya akan bernyanyi disana" tunjuk Ela, ke salah satu penyanyi restoran yang menghibur para tamu.

Ali terpana, ia tertawa atas tindakkan Ela. Ali tidak percaya bahwa Ela akan bernyanyi disana.

Ela meletakkan sendok yang dipegangnya, "Bersiaplah kamu akan mendengar suara merdu saya" Ela, lalu menggeser kursinya ke belakang.

Ali menatap punggung Ela dari belakang, yang telah menjauhinya. Ali ingin tertawa. Secepat itu, wanita itu ingin bernyanyi untuk dirinya.

Ela melangkahkan kakinya mendekati panggung kecil itu. Wanita itu tersenyum atas kehadiran Ela, karena penyanyi itu telah selesai menyanyikan sebuah lagu.

"Apakah saya bisa menyumbangkan sebuah lagu?" Ucap Ela kepada penyanyi cantik itu.

"Tentu saja, dengan senang hati nona" ucapnya.

"Anda ingin bernyanyi lagu apa nona?" Tanya laki-laki itu, yang memainkan piano. Sementara penyanyi wanita itu kembali duduk di salah satu kursi dekat piano.

"Dernière Danse".

"Pilihan lagu kamu bagus, saya menyukai lagu itu" ucapnya bersemangat.

"Saya juga menyukai lagu itu" Ela tersenyum.

Ela melirik penyanyi wanita itu, yang tidak jauh darinya, ia mengacungkan jempol. Ela tertawa atas tindakkanya, toh semua orang disini tidak mengenalnya. Jujur Ela menyukai semua lagu Indila. Lagu berbahasa Prancis itu untuknya, dan ia tidak bosan mendengarkannya berulang,-ulang.

"Apakah sudah siap" tanyanya, memastikan Ela. Ia mulai memainkan piano. Terdengar suara mengalun lembut dari not nada yang dimainkannya .

Ela memandang Ali disana, laki-laki itu tersenyum menatapnya.

"Ya, saya sudah siap" ucap Ela.

Ela memulai aba-aba agar masuk ke dalam lagu, karena dentingan piano mengalun lembut Ela menarik nafas, dan mulai bernyanyi.

Oh ma douce souffrance
Pourquoi s'acharner tu r'commences
Je ne suis qu'un être sans importance
Sans lui je suis un peu "paro"
Je déambule seule dans le métro
Une dernière danse
Pour oublier ma peine immense
Je veux m'enfuir que tout recommence
Oh ma douce souffrance

Je remue le ciel, le jour, la nuit
Je danse avec le vent, la pluie
Un peu d'amour, un brin de miel
Et je danse, danse, danse, danse, danse, danse, danse
Et dans le bruit, je cours et j'ai peur
Est ce mon tour?
Vient la douleur
Dans tout Paris, je m'abandonne
Et je m'envole, vole, vole, vole, vole, vole, vole

Ali tidak percaya bahwa Ela bisa, bernyanyi lagu berbahasa Prancis. Suaranya begitu merdu, serta sesuai dengan ketukan Irama. Ia memperhatikan wanita itu bernyanyi, semua pengunjung seperti terhipnotis, karena wanita itu sudah begitu fasih pengucapannya dan sepertinya ia sudah terbiasa menyanyikan lagu itu.

Para tamu bersorak, dan ada yang bertepuk tangan, di pertengahan lagu yang dinyanyikan Ela. "Bravo".

Beberapa menit kemudian Ela menyudahi lagu yang di nyanyikannya. Para pengunjung restoran bertepuk tangan. Ali berdiri menyambut kehadiran Ela, ingin sekali ia memeluk tubuh ramping itu mendakan bahwa wanita itu adalah miliknya. Wanita hanya tersenyum, dan lalu melangkah mendekati Ali. Semua mata menatapnya dan dirinyalah menjadi pusat perhatian.

Penyanyi wanita itu, tersenyum menatap Ela. "Terima kasih, sudah menyumbangkan sebuah lagu indah untuk kami. Apakah anda sedang berbulan madu?".

"Ya" ucap Ela.

"Wow, selamat untuk pengantin baru untuk anda. Terima kasih".

Ali tersenyum menatapnya, Ela tersipu malu, ia membalas tatapan Ali. Ali lalu memeluknya dan dikecupnya puncak kelapa Ela berkali-kali. Ela membalas pelukkan Ali, ia lalu melonggarkan pelukkanya.

"Suara kamu merdu sekali" ucap Ali jujur, ia mengelus permukaan wajah cantik itu dengan jemarinya.

"Kamu bisa berbahasa Prancis?" Tanya Ali penasaran. Masalahnya ia pernah menggunakan bahasa itu ketika memesan kamar di sebelah wanita itu.

"Tidak, saya hanya menyukai lagu itu saja. Kamu tahu? Butuh satu bulan saya menghafal lagu itu serta pengucapannya. Apakah pengucapan saya benar?".

Ali tertawa, ia bersyukur bahwa Ela hanya bisa menyanyikannya saja. "Pengucapan kamu sempurna, kamu lebih cocok jadi penyanyi di Paris, seperti Anggun, dari pada karyawan perusahaan".

"Kamu pandai sekali memuji saya".

"Sungguh, suara kamu bagus, dan lebih cocok menjadi penyanyi terkenal, El".

Ela meraih tangan Ali, di genggamnya tangan hangat itu, "Ayo kita pergi dari sini, saya malu dilihat semua orang".

Ali kembali menatap Ela, wajah itu bersemu merah, dan ia lalu membalas genggaman tangan itu. Wanita ini seakan memberi kejutan-kejutan yang menakjubkan. Ia tidak pernah sebahagian ini terhadap seorang wanita. Apalagi wanita yang baru dikenalnya. Dari awal instingnya berkata benar, bahwa wanita itu adalah menarik.

Ali menarik tangan Ela keluar dari ruangan restoran. Ia akan menikmati liburannya bersama wanita dari Indonesia ini. Ali ingin tertawa ketika Ela menjawab iya, ketika penyanyi menanyakan apakah ia sedang berbulan madu dan Ia bahagia.

********

OM BULE MENJADI KEKASIHKU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang